Tak kenal maka tak sayang. Mungkin terdengar klise. Tapi kita memang cenderung salah menilai orang saat kita belum mengenalnya dengan baik. Makna yang lebih dalam dari kalimat ini adalah komunikasi sangat penting dalam segala hal. Dengan teknik komunikasi yang tepat, pintu kesempatan pun bisa terbuka. Jadi, kenalan dong biar sayang.

"Katek hal yang dak mungkin." Itu kata orang Palembang. Tidak ada hal yang tidak mungkin. Di episode kali ini, Urgyen Rinchen Sim mencoba untuk kembali ke akar leluhurnya dan tanah kelahirannya, Bumi Sriwijaya, Palembang. Dan, episode ini secara khusus dipersembahkan untuk bro and sis Wong Kito Galo.

"I know from experience that you should never give up on yourself or others, no matter what," kata petinju legendaris George Foreman. Dalam episode kali ini, Dr. (H.C.) Urgyen Rinchen Sim juga membahas kenapa menyerah bukanlah pilihan.

In this English-language episode, Life by Sim talks about John Maxwell's 5 Levels of Leadership. As your organization's capacity depends on the level of your leadership, you must grow and develop your leadership to increase the capacity of your organization.

Good leader will bring her/his team to the new height dan itu tidak bisa dilakukan jika seorang pemimpin tak punya pengikut atau berjarak dengan pengikutnya. Simak Life by Sim episode 4 ini dengan tema Lone Ranger.

Pernah mencicipi kue 8 jam? Awalnya, kue tradisional dari Palembang ini hanya menjadi kudapan untuk kalangan tertentu, seperti keluarga kerajaan dan kalangan bangsawan. Di episode kali ini, Dr. (H.C.) Urgyen Rinchen Sim menggali nilai kepemimpinan dari proses pembuatan kue 8 jam.

Masih dari sudut pandang kuliner, kali ini Life by Sim akan membahas nilai kepemimpinan dari dimsum.

Sebagian orang mengenal Urgyen Rinchen Sim sebagai promotor dan matchmaker tinju internasional. Tapi sebenarnya, Sim, nama panggilan akrabnya, juga seorang career coach yang sudah menghasilkan dua buku dengan tema leadership dan juga founding partner John Maxwell Team.