Dinamika hidup diwarnai dengan attachment (melekat) dan detachment (melepas). Ada kalanya melekat diperlukan. Namun suatu saat melepas tidak bisa ditawar. Untuk bahagia manusia perlu melekat pada sumber kebahagiaan, yakni Tuhan sendiri. Untuk melekat pada-Nya orang melepas segalanya. Karena apa pun yang bukan Tuhan tak sanggup membahagiakannya.

Rasa ingin tahu yang mendorong orang untuk bertanya amat bermanfaat untuk memajukan dan mengembangkan kehidupan. Iman yang diwarnai dengan pergumulan penuh tanya juga akan makin berkembang, kuat dan matang.

Kasih ibu kepada beta tak terhingga sepanjang masa. Hanya memberi, tak harap kembali. Bagai sang surya menyinari dunia. Sejauh mana kita mencintai, menghormati dan merawat beliau?

Air mata memiliki makna dan kekuatan bagi hidup manusia. Bisa positif, bisa negatif. Apakah itu?

Hidup sehari-hari sering diganggu oleh "monyet". Bukan waktu orang pergi ke hutan atau tempat yang banyak monyetnya. Tetapi pada saat berdoa. Walau diganggu oleh "monyet", sebaiknya orang tidak menyerah.

Setiap orang pernah berhutang. Tanggung jawab orang berhutang adalah mengembalikannya. Ada hutang yang bisa dan perlu dibayar, ada hutang yang sama sekali tidak mungkin dibayar. Hutang apa itu?

Pribadi yang utuh menciptakan masyarakat yang bersatu, rukun dan harmonis. Sebaliknya, manusia yang pribadinya terpecah cenderung menjadi sumber masalah, pemecah belah.

Betapa penting bersikap ugahari dan seimbang dalam hidup untuk mencapai kebahagiaan. Segala yang berlebihan telah mengganggu dan merugikan kehidupan. Virtus stat in medio (Keutamaan itu berdiri di tengah). Tidak ekstrem kanan, tidak ekstrem kiri. Pas.

Agama sejak dahulu ditantang bukan oleh situasi kondisi eksternal, tetapi oleh mentalitas internalnya. Ketika cara pandangnya keliru, salah pula sikap dan langkahnya dalam menghadapi masalah dunia dan manusia.

Memiliki dan menguasai harta dunia bukan tujuan hidup manusia. Melekat padanya justru membuatnya kehilangan harta yang sebenarnya. Manusia akan dibebaskan dan memiliki segalanya tatkala secara ikhlas melepaskan harta dunia dan hidupnya untuk bersatu dengan pemilik sejati, yakni Sang Pencipta.