Dalam rangka Imlek yang jatuh tanggal 22 Januari 2023 kemarin, Mata Mata Kata ingin ikut merayakan keseruan Imlek dengan membahas buku "Pecinan Semarang: Sepenggal Kisah, Sebuah Perjalanan" karya Ananda Astrid Adrianne dan Anastasia Dwirahmi. Kita juga akan mengikuti perjalanan Danang dalam menyusuri gang-gang yang ada di kawasan Pecinan Semarang. 

Copyright Cover: Kepustakaan Populer Gramedia

Setelah kematian kedua orangtuanya akibat wabah kolera di India, Mary Lennox harus tinggal bersama pamannya di Inggris. Di rumah pamannya itu Mary kesepian. Namun, ketika dia menemukan kunci ke sebuah taman rahasia, lalu berkenalan dengan Dickon Sowerby dan Colin Craven, hidup Mary berubah. Di episode pertama di tahun 2023, kami memilih sastra klasik, yang berjudul The Secret Garden - Taman Rahasia, untuk kami bahas. Pembahasan kami kali ini tidak hanya terbatas pada bukunya sendiri, melainkan juga mengenai fenomena "cancel culture" yang juga merambah ke karya klasik.

Selamat mendengarkan. 

Copyright cover: Gramedia Pustaka Utama

Di jaman yang semakin canggih sekarang ini semakin banyak cara untuk menikmati buku. Kalau dulu terbatas hanya pada buku fisik, sekarang kita juga bisa menikmati bacaan dalam bentuk e-book dan audiobook. Di episode ini Danang dan Kimi ngobrol-ngobrol santai menceritakan pengalaman mereka dengan ketiga medium tersebut. Menurut kalian mana yang lebih asyik: buku fisik, e-book, atau audiobook? 

Selama ini yang kita tahu mengenai empati bahwa empati itu adalah emosi yang baik. Orang baik adalah orang yang memiliki empati. Namun, tidak demikian menurut Paul Bloom. Dalam bukunya yang kami bahas di episode kali ini, Against Empathy, kita akan melihat bagaimana argumen dari Bloom yang menentang empati. 

Serial "Five Days at Memorial" menunjukkan kepada kita wajah asli manusia ketika terjadi bencana, tepatnya pada saat Badai Katrina melanda New Orleans, Amerika Serikat, di bulan Agustus 2005. Bersama Dimas Respati, yang memiliki pengalaman di dunia relawan tanggap bencana sejak 2013, kami membahas serial ini dengan lebih mendalam. 

Di episode kali ini Danang dan Kimi mengobrol santai dengan topik bebas, yaitu genre favorit masing-masing. Danang dengan genre metropopnya dan Kimi dengan genre fantasi. Simak obrolan santai Danang dan Kimi membahas genre metropop dan fantasi. 

Kakek Namiya memiliki sebuah toko kelontong istimewa karena dia tidak hanya melayani pembeli melainkan juga meladeni orang-orang yang mengiriminya surat berisi curhatan. Mulai dari pertanyaan iseng hingga pertanyaan yang serius dan memiliki permasalahan berat, Kakek Namiya tetap menjawab dengan serius. "Keajaiban Toko Kelontong Namiya" bergenre magical realism dan bertema time travel. Buku ini terasa istimewa karena diadaptasi ke dalam film dan teater sehingga kami tertarik untuk membahasnya di episode kali ini. 

Copyright cover: Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama

Bagaimana sih caranya jika ingin menjadi penerjemah? Bagaimana cara memulainya? Keahlian apa saja yang harus dimiliki oleh seorang penerjemah? Di kesempatan kali ini, Mata Mata Kata mencari jawabannya dan menggali lebih dalam terkait dunia penerjemahan bersama narasumber yang juga seorang penerjemah, Layna Ariesianti. Kamu tertarik untuk menjadi penerjemah? Simak obrolan kami bersama Lena di episode ini.

Di Tokyo, terdapat satu kafe tua unik yang menurut legenda urban bisa membawa kita melintasi waktu. Nama kafe tersebut adalah Funiculi Funicula. Danang dan Kimi berandai-andai akan ke masa lalu atau ke masa depan ketika membahas buku Funiculi Funicula: Before the Coffee Gets Cold, yang bergenre magical realism. Simak keseruan diskusi kami membahas buku ini.