
Sign up to save your podcasts
Or
Topik mengenai pernikahan sempat panas di media sosial beberapa waktu yang lalu. Kata kunci “Marriage Is Scary” sempat menjadi trending topic di X (dahulu twitter) selama beberapa hari.
Tren ini dimulai dengan munculnya banyak video yang menunjukkan betapa menakutkannya pernikahan bagi seseorang. Fenomena ini semakin populer seiring meningkatnya kasus perceraian dan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT).
Banyak orang memakai istilah ini untuk menyampaikan kekhawatiran atau bahkan ketakutan mereka terhadap konsep pernikahan, baik karena pengalaman pribadi yang tidak menyenangkan maupun pandangan umum yang menganggap kehidupan pernikahan penuh tekanan.
Lantas, apa yang menyebabkan pernikahan menjadi hal yang menakutkan, khususnya untuk anak muda?
Dalam episode SuarAkademia terbaru, kami berdiskusi dengan Dian Kinayung, dosen dari fakultas Psikologi Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta.
Dian sempat membuat survei secara mandiri untuk meneliti tren ini. Dari 196 mahasiswa rentang usia 17-25 tahun, 84 persen responden yang ia ajak bicara mengaku memiliki ketakutan untuk menikah.
Ia mengatakan, alasan yang disampaikan oleh responden sangat beragam. Salah satu alasan terbanyak dalam survei tersebut adalah informasi mengenai permasalahan pernikahan di Internet.
Menurut Dian, banyaknya konten media sosial yang viral dan memberikan banyak sekali informasi mengenai permasalahan pernikahan seperti terlantarnya anak, KDRT, hingga istri yang menjadi tulang punggung bisa menjadi faktor pemicu trauma sekunder.
Selain itu, Dian juga menyebutkan bahwa situasi ekonomi yang semakin berat membuat responden survei, khususnya laki-laki, memutuskan untuk mengejar kemapanan terlebih dahulu. Menurut hasil survei tersebut, responden laki-laki mengatakan hal materiil seperti pekerjaan dan keuangan menjadi kekhawatiran yang mendalam sebelum akhirnya memutuskan untuk masuk ke jenjang pernikahan.
Simak episode lengkapnya hanya di SuarAkademia—ngobrol seru isu terkini, bareng akademisi.
Topik mengenai pernikahan sempat panas di media sosial beberapa waktu yang lalu. Kata kunci “Marriage Is Scary” sempat menjadi trending topic di X (dahulu twitter) selama beberapa hari.
Tren ini dimulai dengan munculnya banyak video yang menunjukkan betapa menakutkannya pernikahan bagi seseorang. Fenomena ini semakin populer seiring meningkatnya kasus perceraian dan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT).
Banyak orang memakai istilah ini untuk menyampaikan kekhawatiran atau bahkan ketakutan mereka terhadap konsep pernikahan, baik karena pengalaman pribadi yang tidak menyenangkan maupun pandangan umum yang menganggap kehidupan pernikahan penuh tekanan.
Lantas, apa yang menyebabkan pernikahan menjadi hal yang menakutkan, khususnya untuk anak muda?
Dalam episode SuarAkademia terbaru, kami berdiskusi dengan Dian Kinayung, dosen dari fakultas Psikologi Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta.
Dian sempat membuat survei secara mandiri untuk meneliti tren ini. Dari 196 mahasiswa rentang usia 17-25 tahun, 84 persen responden yang ia ajak bicara mengaku memiliki ketakutan untuk menikah.
Ia mengatakan, alasan yang disampaikan oleh responden sangat beragam. Salah satu alasan terbanyak dalam survei tersebut adalah informasi mengenai permasalahan pernikahan di Internet.
Menurut Dian, banyaknya konten media sosial yang viral dan memberikan banyak sekali informasi mengenai permasalahan pernikahan seperti terlantarnya anak, KDRT, hingga istri yang menjadi tulang punggung bisa menjadi faktor pemicu trauma sekunder.
Selain itu, Dian juga menyebutkan bahwa situasi ekonomi yang semakin berat membuat responden survei, khususnya laki-laki, memutuskan untuk mengejar kemapanan terlebih dahulu. Menurut hasil survei tersebut, responden laki-laki mengatakan hal materiil seperti pekerjaan dan keuangan menjadi kekhawatiran yang mendalam sebelum akhirnya memutuskan untuk masuk ke jenjang pernikahan.
Simak episode lengkapnya hanya di SuarAkademia—ngobrol seru isu terkini, bareng akademisi.
20 Listeners
40 Listeners
2 Listeners
8 Listeners
1 Listeners
0 Listeners
4 Listeners
0 Listeners
0 Listeners
0 Listeners
13 Listeners
57 Listeners
0 Listeners
0 Listeners
0 Listeners
0 Listeners
5 Listeners
47 Listeners
3 Listeners