Share Merawi Kisah
Share to email
Share to Facebook
Share to X
By Geriel Farah
The podcast currently has 21 episodes available.
Ketakutan yang berlebihan, prasangka yang tidak-tidak. Herman berhadapan dengan mantan pembunuh, itu bukan hal sepele. Orang yang bertamu ke rumahnya bukan lagi dipandang sebagai orang yang sama sebelum peristiwa itu terjadi. Kebaikannya saat ini malah diartikan macam-macam rencana busuk. Apakah seperti ini wajar secara psikologis? Aku belum tahu jawabnya. Namun sayang aku juga payah. Saat membaca ini dan menempatkan diri sebagai Herman, kurasa aku pun bakal bisa seperti dia. Apakah jahat? Entah. Baik dan buruk terkadang mudah sekali ditafsirkan, sedang pikiran berlebihanku sama seperti Herman, sering kali membelenggu.
Ketakutan yang berlebihan, prasangka yang tidak-tidak. Herman berhadapan dengan mantan pembunuh, itu bukan hal sepele. Orang yang bertamu ke rumahnya bukan lagi dipandang sebagai orang yang sama sebelum peristiwa itu terjadi. Kebaikannya saat ini malah diartikan macam-macam rencana busuk. Apakah seperti ini wajar secara psikologis? Aku belum tahu jawabnya. Namun sayang aku juga payah. Saat membaca ini dan menempatkan diri sebagai Herman, kurasa aku pun bakal bisa seperti dia. Apakah jahat? Entah. Baik dan buruk terkadang mudah sekali ditafsirkan, sedang pikiran berlebihanku sama seperti Herman, sering kali membelenggu.
"Kenapa orang selalu ikut campur urusan orang lain sejak dalam pikiran?" Termasuk aku, sering sok tahu dengan kehidupan orang lain. Membuat kesimpulan-kesimpulan sendiri, yang bisa jadi tidak sama secuilpun dengan kejadian aslinya. Lalu mendakwa yang tak patut. Padahal, kehidupan sendiri tentu belum benar. Cerita ini satir namun sangat ringan dinikmati. Pesannya tersampaikan dengan mudah, dan langsung membuat pembaca merenung. Jangan-jangan selama ini aku adalah Yu Mar.
Kesulitan mencari muadzin. Ini pernah terjadi di lingkunganku. Dan pesis yang digambarkan Mas Abu, masjid makin sepi. Hampir semua orang menyesali ketiadaan muadzin, dan orang-orang yang sama pula enggan mendekat ke pelantang. Penggambaran emosi tokoh aku dengan Simbahnya sangat pas. Bagaimana kebimbangan anak muda laki-laki yang sedih mendengar kakeknya ingin adzan tapi sudah tak mampu. Puncaknya ada di akhir cerita yang sedikit magis. Tokoh aku menceritakan bahwa kakeknya meninggal dengan halus dan menyentuh. Tidak disebutkan secara tersurat, namun saat bagian "Tak ada hayya ‘alaas-shalaah keluar dari mulutnya." Semua orang akan paham, dan ini sukses membuatku merinding. Lalu, apa hubungannya dengan sarung? Selamat mendengarkan. Nanti pasti ketemu jawabannya.
The podcast currently has 21 episodes available.