Share NDPodcast
Share to email
Share to Facebook
Share to X
By Nusa Daily Media
The podcast currently has 22 episodes available.
NUSADAILY.COM – MALANG – Rahmad Hidayat salah satu fotografer di Malang yang mampu menangkap peluang wisata khusus, terutama dalam dunia fotografi yang jarang dilirik orang lain.
Rahmad menekuni hobinya sejak tahun 2009, ia ingin mengekspose dan memblow up potensi wisata yang ada disekitarnya terutama Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) yang dekat dengan tempat tinggalnya.
Pria yang juga memiliki usaha trip and tour photography ini, dengan bermodal hobinya sekarang ia dapat menjadi seorang fotografer profesional, yang juga memiliki usaha guiden wisata fotografi di wilayah TNBTS.
Bersama rekannya, pada tahun 2009 ia membentuk Sahabat Lensa usaha trip and tour photography yang bertujuan mengusung dan melestarikan kearifan budaya di wilayah TNBTS dan mempromosikannya baik di dalam maupun luar negeri. Pada tahun 2011 Sahabat Lensa mulai konsisten dan mulai berpromosi.
Bagaimana Rahmad Hidayat mengungkap kisah uniknya, simak perbincangan selengkapnya di Ngoreks bersama host NusaDaily Channel, Yusuf Munthaha. (ymh)
NUSADAILY.COM - MALANG - Perhelatan Festival Kampung Cempluk ke-10 segera dilaksanakan di Kota Malang, tepatnya akan dimulai pada tanggal 22-24 September 2020, melalui kanal virtual yang dapat di akses di situs resmi Kampung Cepluk yaitu www.kampungcempluk.com, selama masa pandemi COVID-19.
Festival Kampung Cempluk yang rutin diadakan setiap tahun oleh masyarakat kali ini memasuki tahun ke-10. Pada tahun ini Festival Kampung Cempluk mengusung spirit Hari Raya Kebudayaan Kampung, manifestasi gotong-royong, guyub rukun.
Serta belajar saling memberdayakan kampung dalam menjalankan formasi kampung tangguh sebagai "halaman depan" sebuah wilayah ruang tinggal bagi warga penghuni kampung tersebut.
Reddy Eko Prasetyo, aktifis sekaligus penggerak Kampung Cempluk menuturkan, bagaimana warga Kampung Cempluk menghadapi sekaligus mengantisipasi perubahan-perubahan yang terjadi akibat pandemi COVID-19 yang sedang menyerang.
Bagaimana cerita warga Kampung Cempluk yang berupaya keluar dari krisis pada masa pandemi seperti ini, selengkapnya simak terus obrolan Reddy Eko Prasetyo dengan Yusuf Munthaha dari nusadaily.com. (ymh)
NUSADAILY.COM - PASURUAN - Keberlangsungan kesenian di wilayah Pasuruan Jawa TImur, khususnya dunia kesenirupaan telah mencatatkan dinamika yang cukup progresif, mulai dari regenerasi yang berjalan simultan, produk karya yang beragam, juga gerakan gotong royong seniman dalam berbagai event kesenirupaan yang dikenal oleh publik sebagai event pameran Gandeng Renteng.
Gandeng Renteng ini di motori oleh para guru kesenian dan seniman Pasuruan yang tergabung dalam Komunitas Guru Seni dan Seniman Pasuruan (KGSP). Sejak tahun 2004 bergerak untuk membangun ekosistem kesenian di Pasuruan.
Salah satu penggerak KGSP adalah Achmad Rosidi atau dikenal dengan sebutan Cak Ros menuturkan bagaimana spirit dan kiat-kiat dalam membangun ekosistem seni Gandeng Renteng.
Simak Ngobrol Rileks (Ngoreks) nya dalam Nusadaily Podcast bersama host kesayangan kita Yusuf Munthaha, bersama Cak Ros.(ymh)
NUSADAILY.COM – MALANG – Kampung Tematik Budaya Polowijen menggembangkan budaya Polowijen asli sebagai warisan leluhur utamanya dalam hal tari topeng, pembuatan topeng, batik maupun pelestarian budaya. Juga terdapat situs asli Polowijen seperti Sumur Windu yang merupakan tempat pemandian Ken Dedes, Makam Mbah Reni yang merupakan orang pertama pembuat Topeng Malangan dan cagar budaya lainnya.
Selain untuk menjaga dan melestarikan warisan budaya setempat, Kampung Budaya sendiri ditujukan untuk membangkitkan ekonomi kreatif masyarakatnya melalui sentra-sentra industri kreatif seperti kerajinan topeng, aneka gerabah, seni pahat, seni pertunjukan, dan lainnya.
Selain itu, Kampung Budaya Polowijen juga berhasil mengelola gerak dan dinamika aktifitas seni budaya, dalam kontek kemanfaatannya di era sekarang ini.
Kampung yang dimotori oleh Isa Wahyudi atau biasa dikenal sebagai Ki Demang, Kampung Budaya Polowijen dikelola dengan manajemen yang ketat dengan mengacu pada progres dan varian kegiatan serta event yang berdampak pada terciptanya sebuah ekosistem budaya yang digerakkan oleh warga kampung itu sendiri.
Ingin tau bagaimana kiat Ki Demang dalam menggerakkan dan mengelola Kampung Budaya Polowijen Malang, ikuti dialog lengkapnya dalam Ngoreks bersama Host Nusadaily Channel Yusuf Munthaha. (ymh)
NUSADAILY.COM – PACITAN – Pandemi COVID-19 berdampak langsung pada menyempitnya ruang-ruang ekpresi seni yang lazimnya menjadi tempat berekspresi seperti pada masa sebelum bencana ini terjadi.
Bagaimana cara seniman mencari alternatif terbaik bagi keberlangsungan ekspresi karya seni yang menjadi tumpuan hidupnya ini harus tetap berlangsung di situasi pandemi saat ini?.
Pasangan suami istri (pasutri) Desa Arjowinangun, Pacitan, Pandu Sadeka dan Rani Iswinedar merupakan pendiri Sanggar Tari Pradnya di Kota di Kota mereka tinggal tersebut. Dalam dialog bersama Yusuf Munthaha host nusadaily.com, dan bagaimana pula dalam waktu singkat harus mencari alternatif termudah untuk memilih ruang baru bagi kegiatan seninya, agar tetap terus bisa berlangsung.
Simak dalam Ngoreks Nusadaily Podcast sampai habis.
NUSADAILY.COM - MALANG - Yudit Perdananto, SE pengiat topeng Malang yang gigih melacak jejak keberadaan Seni Wayang Topeng Asli Malang, khususnya topeng karya Mbah Reni (alm). Sosok Mbah Reni adalah legenda topeng Malang yang kali pertama membuat topeng di pulau Jawa pada awal abad 19.
Pencarian jejak sosok mbah Reni ini, membuahkan sebuah hasil dengan menemukan makam mbah Reni sekaligus dapat " meminang " artefak Topeng Malang buatan mbah Reni.
Sebagai pelestari kesenian rakyat di masanya, Mbah Reni juga masuk dalam halaman etnografi karangan penulis Belanda Pegaud pada 1938.
Pengalaman ini membawanya terus melangkah dalam menggeluti dunia Topeng Malang dengan upaya mengkonservasi dan mengeksplorasi topeng Malang bersama entitas komunitas seni topeng Jabung Malang.
Dengan perjuangan yang keras dalam pencarian, akhirnya di tahun 2011 Topeng Ragil Kuning bisa ditemukan oleh Yudit Perdananto, hingga kini disimpan baik oleh sang penemu yang juga seorang pecinta kesenian Topeng Malangan.
Ragil Kuning sendiri adalah (paling akhir) dari topeng-topeng tua karya Reni yang tersebar di Malang raya.Pengalaman ini membawanya terus melangkah dalam menggeluti dunia Topeng Malang dengan upaya mengkonservasi dan mengeksplorasi topeng Malang bersama entitas komunitas seni topeng Jabung Malang.
Namun sebelum Ragil Kuning ditemukan, Yudit Perdananto dan pecinta seni Topeng Malangan juga berhasil menemukan Makam Kyai Reni di komplek Makam Umum Polowijen. Dengan disaksikan pejabat pemerintah, masyarakat seni dan pecinta Topeng Malang, Makam Kyai Reni dikijing pada tahun 2012.
Laku ini sebagai bentuk syukur dan menjadi jawaban atas kehausan pecinta Topeng Malang pada figure punden Kyai Reni. Keberhasilan ini sebagai salah satu penemuan yang sangat berharga bagi dunia seni dan kebudayaan tentang keberadaan Kyai Reni sebagai punden Topeng Malangan. (ymh)
Budi Fathony Akademisi dan Praktisi Arsitektur yang tinggal di kota Malang, adalah sosok yang getol menyuarakan aspirasinya berkaitan dengan tata ruang dan arsitektur kota Malang.dan Praktisi Arsitektur yang tinggal di kota Malang, adalah sosok yang getol menyuarakan aspirasinya berkaitan dengan tata ruang dan arsitektur kota Malang.Budi Fathony Akademisi dan Praktisi Arsitektur yang tinggal di kota Malang, adalah sosok yang getol menyuarakan aspirasinya berkaitan dengan tata ruang dan arsitektur kota Malang.dan Praktisi Arsitektur yang tinggal di kota Malang, adalah sosok yang getol menyuarakan aspirasinya berkaitan dengan tata ruang dan arsitektur kota Malang.Budi Fathony Akademisi dan Praktisi Arsitektur yang tinggal di kota Malang, adalah sosok yang getol menyuarakan aspirasinya berkaitan dengan tata ruang dan arsitektur kota Malang.dan Praktisi Arsitektur yang tinggal di kota Malang, adalah sosok yang getol menyuarakan aspirasinya berkaitan dengan tata ruang dan arsitektur kota Malang.Budi Fathony Akademisi dan Praktisi Arsitektur yang tinggal di kota Malang, adalah sosok yang getol menyuarakan aspirasinya berkaitan dengan tata ruang dan arsitektur kota Malang.dan Praktisi Arsitektur yang tinggal di kota Malang, adalah sosok yang getol menyuarakan aspirasinya berkaitan dengan tata ruang dan arsitektur kota Malang.
Budi Fathony Akademisi dan Praktisi Arsitektur yang tinggal di kota Malang, adalah sosok yang getol menyuarakan aspirasinya berkaitan dengan tata ruang dan arsitektur kota Malang.dan Praktisi Arsitektur yang tinggal di kota Malang, adalah sosok yang getol menyuarakan aspirasinya berkaitan dengan tata ruang dan arsitektur kota Malang.Budi Fathony Akademisi dan Praktisi Arsitektur yang tinggal di kota Malang, adalah sosok yang getol menyuarakan aspirasinya berkaitan dengan tata ruang dan arsitektur kota Malang.dan Praktisi Arsitektur yang tinggal di kota Malang, adalah sosok yang getol menyuarakan aspirasinya berkaitan dengan tata ruang dan arsitektur kota Malang.
Pengetahuan dan pandangannya terhadap keberlangsungan pembangunan yang berlangsung di kota Malang, dilandasi atas rasa " eman-eman " jika otoritas Kota Malang abai dan terus membiarkan dinamika perkembangan kota yang tidak mengacu pada ekosistem naturenya.
Pada akhirnya jika pembangunan kota Malang tidak segera di sikapi, lansekap arsitektural kota Malang akan tinggal menjadi sejarah yang hanya bisa di ceritakan saja, tanpa lagi bisa di nikmati suasananya secara visual.
Lebih jauh simak obrolan Budi Fathony dengan Yusuf Munthaha dari nusadaily.com
Syamsul Bakri atau biasa di kenal sebagai Mbah Kardjo, merupakan sosok seniman yang tinggal di kota Malang, yang tak henti berkreasi dan berinovasi dengan media Wayang Suket.
Mbah Kardjo merasa prihatin dengan dengan semakin tergerusnya media permainan tradisional anak anak.
Melalui media Wayang Suket yang di ciptakannya, Mbah Kardjo mendongengkan cerita yang mengandung ' pitutur ' pesan moral dan kebaikan dalam berbagai kegiatan yang berkaitan dengan anak anak.
Wayang Suket ciptaannya sekilas nampak sederhana, tetapi di balik kesederhanaan itu, ternyata mengandung makna filosofi yang amat dalam.
Simak Selanjutnya dalam orolan Mbah Kardjo dengan Yusuf Munthaha dalam program Ngorek, Nusadaily.com
Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kota Malang dimasa pandemi Covid-19 ini, merupakan sektor yang terasa terkena dampaknya secara signifikan.
Malang sebagai Kota Penyangga wisata unggulan Bromo Tengger Semeru, dalam cacatan pertumbuhan pendapatan wisata dan ekonomi kreatif tahun 2019, menyumbang lebih kurang 30 persen PAD Kota Malang.
Dengan dampak yang terjadi atas pandemi Covid-19 , di perlukan berbagai skenario dan adaptasi bentuk baru yang di harapkan mampu kembali mendorong sektor wisata dan ekonomi kreatif di Kota Malang dengan percepatan ekstra tentunya.
Bagaimana selanjutnya simak obrolan dalam ngorek bersama Agung H Buana dan Yusuf Munthaha dari Nusadaily.com
The podcast currently has 22 episodes available.