1
Aku mendengar suara yang begitu sunyi
dari tetes air di sebuah ceruk bukit
Tempat gelagah perdu membulatkan suara bagi bernyanyi
dan kitapun diterpa nyeri; sebab nyanyian itu, nyanyian sakit
Yang dikumandangkan segala takdir
Atas penerimaan kita kepada nasib.
2
Kata-kata akan hangus dipanggang musim panas
dan dari abunya kita menggurat kembali rindu yang kalah
lalu kitalah tawanannya; atas peperangan yang bukan kita pelakunya
kita akan berpesta; merayakan kemenangan putus asa
atas diri kita
3
sajak-sajakku adalah padang rumput
tempat kau menjumpai angin yang berkelana dalam kekosongan
dan datanglah, petiklah sembarang bunga
dan selamat datang pada awal musim kering
kita akan bersitahan. Kekeringan bukanlah apa-apa
kalau kita mengenang betapa kuat kita menahan masa silam
4
Di pucuk-pucuk gunung, kita akan mengibarkan bendera kemenangan kita
Terhadap kebosanan. Kita sedang berjuang
membakar segala sesuatu yang dapat menghangatkan badan
dan bendera itu, aku kuatir, akan diciptakan dari puisi-puisi
yang belum sempat kita tuliskan
5
Bunga-bunga digetarkan angin
dan kita terus melangkah. Bunga-bungapun merunduk
mereka tak dapat lagi mengiringi kita
kita akan menempuh jarak
yang tak seorangpun sukacita menanggungnya