Di mana punggung harusnya terbaring? Di mana pundak harusnya berpoelang?

Menepi di jalan poelang

Semoga kelak lekas kita tau, mana arah intuisi pulang kembali.

Kenal (sebatas) bayangmu

Berpadu seteru tak ingat djemoe, tersenyum kah kamu tanah teduhku?

Sering kita duduk menyeruput secangkir teh tarik memandangi manusia lalu lalang malu terlihat tenang.

Disini bayangku tak lagi bisa bercanda.

Waktu berjalan, detik demi detik berpamitan.

Karena bertemu itu takdir, dia dititipkan.

Halo! Selamat datang dan dengar, di Kanal ngemurasa dibalik bilik layar kotak yang selalu kita genggam. Karena, semua rasa ada artinya bukan?