Keterbatasan ruang gerak selama pandemi membawa 3D menjadi salah satu trend dalam dunia multimedia. Membuat seorang videografer/editor yang menguasai 3D memiliki kesempatan untuk bisa menghasilkan karya yang lebih bervariatif dan mengikuti trend. Apakah cara yang efektif dalam mengenal dan mengaplikasikan 3D? Bagaimana workflow editing 3D selama ini di overloops dan bagaimana tantangannya?
Balik lagi dengan Overloops Sharing Session atau #OSS 5 dan kali ini membahas tentang bagaimana mempelajari animasi 3D secara efektif dengan tim Overloops yang multitalenta, Abdulhamid Ahya. Awal kita mengenal 3D, mungkin kita akan berpikir “sepele ini mah, cuma masalah lighting, meshes, texture,”. Namun, setelah kita dalami lagi, ternyata ada yg namanya topology, sculpting, uv mapping, rigging, proseduralisme, dan akan terus menjalar berkembang ke turunan topik lainnya. Ketika kita merasa sudah sangat paham tentang rigging, sculpting, kemudian ingin mencoba texturing menggunakan software substance painter, mungkin akan terlihat keren, but, oke, itu penting tapi bidang 3D itu luas dan terlalu banyak untuk dipelajari. Kalau kita buka e-course, akan muncul tutor dengan durasi ber jam-jam. Kita bisa saja menonton secara marathon dalam sehari, tapi untuk memahami dan meresapkan ilmu tersebut ke dalam otak, butuh waktu bertahun2 dibantu dengan pengalaman. Itulah alasannya kenapa untuk belajar secara cepat, kita harus memfilter hal-hal yang kurang relevan. Misalnya saja, kita akan membuat animasi 3D yang banyak disukai di artstation, instagram, dribbble, namun, banyaknya “like” bukan menjadi patokan sebuah karya itu bagus atau jelek.
Dari pengalaman yang Ahya dapatkan dan disapaikan pada Overloops Sharing Session 5 kemarin, desain grafis, foto/video, dan animasi 3D adalah hal yang saling melengkapi. Fundamental seperti komposisi, lighting, teori warna, color grading, bisa di aplikasikan ke dalam tiga hal tersebut. Jika kita membicarakan 3D, akan berbeda lagi karena terlampau luasnya perihal animasi 3D dimana 3D membentuk industri dan sub industrinya sendiri. Ada artistik, game, vfx, visualisasi scientific, AR/VR, dan seperti yangsudah disebutkan sebelumnya pada sub industri tersebut terdapat subjek yang lebih spesifik lagi, rigging, modeling, procedural, landscape, dan enviroment. Ketika kita memilih untuk fokus pada satu bidang, misalnya saja sebagai expert sebagai environment artist, maka kita tidak wajib untuk belajar semua hal yang sudah disebutkan di atas, karena pada akhirnya hal ini berkaitan dengan personal branding yang kita bangun pada diri kita.
Nah.. itu tadi paparan tentang Overloops Sharing Session ke 5 yang telah disampaikan oleh Ahya di Channel Youtube Overloops sebelumnya. Jangan lupa kunjungi Youtube Overloops untuk update portofolio kami lainnnya, dan jika teman-teman tertarik untuk bekerjasama dengan kami, bisa menghubungi kami melalui instagram @overloops atau bisa juga melalui Fans Page Facebook Overloops. Semoga apa yang kita sampaikan dapat menjadi sumber ilmu yang bermanfaat bagi teman-teman ya, dan sampai jumpa di OSS berikutny, Stay Tune!