Nats Alkitab : Wahyu 7:9-17
Penulis : Wie Wie Chandra
Hidup benar sebagai orang Kristen tidak selalu mudah. Tantangan dan penentangan dunia sering kali melemahkan iman dan menimbulkan keraguan akan janji Tuhan yang indah di akhir zaman. Namun, firman Tuhan itu "ya dan amin," pasti tergenapi, meskipun kita belum melihatnya sepenuhnya.
Nas hari ini memberikan jaminan tentang kehidupan kekal bersama Yesus Kristus, Sang Gembala Agung, yang penuh sukacita dan kebaikan bagi mereka yang setia menghidupi keselamatan yang diberikan Tuhan. Dari bagian ini, ada tiga hal yang bisa menjadi pegangan iman kita sambil menantikan kedatangan Yesus yang kedua kali: Pertama, miliki hati yang terbuka di hadapan Kristus. Berdiri di hadapan takhta Allah dan Anak Domba (ay. 9) artinya terbuka di hadapan Tuhan, sebab tidak ada satu pun yang tersembunyi di hadapan-Nya. Karena itu, kita perlu membuka hati sepenuhnya kepada Kristus. Setiap orang yang ingin diselamatkan perlu datang kepada-Nya dengan pertobatan yang tulus, memohon pengampunan tanpa mencari pembenaran diri. Kedua, akui Yesus sebagai Juruselamat. Pengakuan ini penting, seperti yang disebutkan di ayat 10. Mereka yang sungguh menerima Yesus dan keselamatan tidak akan malu mengaku di hadapan manusia bahwa Yesus adalah Tuhan dan Juruselamat. Meski pengakuan ini tidak memengaruhi fakta bahwa Yesus adalah Tuhan, hal ini menunjukkan kesediaan kita untuk bertumbuh sebagai murid Kristus, meskipun perjalanan ke depan tidak selalu mudah.
Ketiga, mencuci jubah di dalam darah Anak Domba (ay. 14). Maksudnya adalah bahwa keselamatan bukan hanya soal hati yang terbuka dan pengakuan, tetapi juga tentang perbuatan nyata. Meskipun kita telah diselamatkan, kita masih bisa jatuh dalam dosa. Proses pengudusan ini berlangsung terus-menerus, dan perbuatan baik kita, yang dipimpin oleh Roh Kudus, menjadi bukti nyata dari keselamatan kita bagi orang lain.
“Setiap kita akan tinggal di dalam kemah Anak Domba yang aman, damai, berkelimpahan dan tanpa air mata.“
Pertanyaan Untuk direnungkan:
1. Apakah di dalam seluruh aspek kehidupan kita (keluarga, pekerjaan, gereja) kita mau terus menerus ikut dalam kegerakan Roh Kudus untuk memurnikan hati, pikiran, dan perbuatan kita? Bagaimana sikapmu?
2. Adakah satu atau dua hal yang Roh Kudus terus ingatkan di hatimu, tetapi engkau takut atau terlalu malas untuk melakukannya? Bagaimana kamu mengatasinya?