talking sooner

mostly talking about how toxic friendship in our circle and hopefully we can learn from our experiences. Enjoy!

Permisi paket bersama I Dewa Amerta kali ini mengangkat refleksi kemerdekaan di era pandemi dari sudut pandang Happy, mahasiswa doktor di National Cheng Kung University, Taiwan. Walaupun persatuan pelajar Indonesia di Taiwan tetap bisa merayakan kemerdekaan melalui lomba-lomba 17an seperti di Indonesia sebelum era pandemi, menurut Happy, mahasiswa Indonesia yang bebas dan kreatif tetap bisa merayakan dalam khidmat tanpa harus keluar rumah dengan bantuan media sosial. COVID-19 bukan jadi penghalang pelajar Indonesia untuk terus berkarya. Walau kuota internet menipis, mahasiswa di Indonesia tak kehilangan akal untuk terus belajar dan berkarya di era pandemic ini. Kreasi seni tetap dapat dibagikan via Tiktok, komunikasi tetap dapat dijalin dengan zoom dan google meet. Keterpaksaan berkomunikasi secara daring akibat COVID-19, dapat mengakibatkan kemampuan komunikasi mahasiswa yang baik karena dapat menyampaikan pesan yang berkesan tanpa menyinggung penerima pesan. Males gerak (mager) pun bisa berprestasi bila mahasiswa memiliki kesadaran bahwa belajar adalah tanggung jawab pribadi agar ilmu yang didapat mengantarkan kita menjadi pribadi yang lebih baik. Dan harapan Happy adalah bagaimana mahasiswa bisa menebarkan manfaat kepada masyarakat yang lebih luas. Walaupun banyak keterbatasan pembelajaran seperti terbatasnya visitasi untuk terjun langsung ke program pengabdian masyarakat, tetap dirumah harus dilakukan mengingat kasus COVID-19 yang belum berkurang hingga kini. Sebagai penutup, COVID-19 menghambat banyak aktivitas menyenangkan yang telah kita rancang sebelumnya, namun, tetaplah berharap dan berpikiran positif bahwa masih banyak peluang yang akan hadir setelahnya. Sobat paket, stay at home dulu sampai COVID-19 pergi! See you again soon!

#CeritaKemerdekaan #LombaPodcastKominfo