Bring it in your higher-self

Telinga orang tua lebih peka daripada telinga anak muda sebab di dalam tubuhnya yang melemah terdapat sisa kehidupan.

Jiwa yang amat berduka menemukan tempat beristirahat ketika disatukan dengan yang serupa. --Narator: Anom Surya Putra

CINTA ADALAH SATU-SATUNYA KEBEBASAN DI DUNIA INI.... ---NARATOR: Anom Surya Putra

Orang Tua suka kembali ke kenangan pada hari-hari masa mudanya seperti orang asing rindu untuk kembali ke negerinya sendiri. --Narator: Anom Surya Putra.

Cinta memberiku Lidah dan Air Mata. --Narator: Anom Surya Putra.

Cinta mereka bukanlah tanpa halangan. Tradisi, tabu, politik, dan ketidakadilan menjadi bumbu sekaligus penghalang. Saya membacakan karya Kahlil Gibran ini setelah terpikat oleh penerjemahan atas novel itu. Sapardi Djoko Damono berhasil membuat saya terpikat oleh kisah cinta ini. Kisah cinta paling megah dan paling dikenal sepanjang masa. Apakah kisah cintamu lebih tragis dari ini?

Saling jaga jarak, keterpisahan antar manusia selama masa isolasi diri (Pandemi Coronavirus), benarkah akan membuat manusia menemukan kebebasannya? Atau, eksistensinya semakin tidak jelas?  -Anom Surya Putra

Selama kuliah dan praktik hukum kita dijejali dengan dua kutub perdebatan hukum: "Kamu memilih fakta atau legalitas". Melalui obrolan hukum sebagai institusi dan hukum sebagai medium, sampailah obrolan kali ini pada orientasi konseptualisasi hukum untuk meneliti institusi Dunia-Kehidupan, baik di Desa maupun kaum pinggiran lainnya. Mudahnya begini, kalau Anda menulis opini, karya akademik dan penelitian, mulailah dari pertanyaan sosiologis, dijawab secara sosiologis, dan dibahas beriringan dengan analisa kaidah (kewenangan, kaidah perilaku dll). Apabila penelitian itu hanya bertema legalitas saja, maka analisa anda bisa jadi benar tetapi tidak membela dunia kehidupan masyarakat. Begitupula ketika anda membela pendekatan sosiologis hukum maka analisanya akan memihak elit (baik elit masyarakat, elit negara, elit kekuatan modal). Keduanya tidak terlampaui dengan tepat.

Hukum tidak melulu dikaitkan tentang peraturan, tapi juga Moral dan Politik. Setelah lolos memahami Hukum dan Moral, maupun Hukum dan Politik, maka kita bisa memahami 'teori sosiologis hukum'. Bukan teori hukum doktrinal. Obrolan ini diselipi kaitan daya merusak dari Negara terhadap Dunia-Kehidupan Desa. Ada pula contoh populer: kebijakan PSBB era Coronavirus, yang saya coba lihat dengan penghampiran filsafat dan sosiologi hukum. Obrolan semacam ini masih jarang diperdengarkan di ruang kelas/kuliah.