Bersama dengan para bookstagrammer tanah air, yaitu @sintiawithbooks, @possessivereader, @solehalwani, @kanvaskata.books, dan @awaywithbooks, gw berbagi rekomendasi buku-buku menarik untuk kalian. Selain itu, ada juga diskusi tentang masa depan para pembuat ulasan buku di platform Instagram ini.

Obrolan ini berlangsung di acara Tukar Tambah yang diadakan oleh Podcast Main Mata dari Podluck Podcast pada bulan Desember 2019 yang lalu.

Setelah tulisan-tulisan indah Putri Marino yang biasanya berseliweran di Instagram kini dibuat buku, muncul beberapa kritik pedas terhadap karya tersebut. Namun di sisi lain, banyak juga yang membela Putri Marino dari kritik yang dianggap terkesan seperti bullying itu.

Bagaimana cara yang tepat untuk menyikapinya?

Di buku The Hard Thing about Hard Things, Ben Horowitz membuat mata kita terbuka dengan betapa beratnya menjadi seorang founder startup. Kali ini, mantan founder yang menjadi investor tersebut kembali mengangkat topik yang berat, yaitu bagaimana cara membentuk budaya/culture dalam perusahaan atau startup.

Untungnya, dia membawakan topik tersebut dengan konsep yang runut, mengambil inspirasi dari Revolusi Haiti, Genghis Khan, hingga seorang narapidana yang berhasil membentuk kelompok yang menjunjung tinggi value di dalam penjara.

Simak ulasan lengkapnya di episode kali ini, yang didukung oleh Podluck Podcast.

Setelah sukses dengan Illuminae, Amie Kaufman dan Jay Kristoff kembali hadir dengan seri buku science fiction baru yang berjudul Aurora Rising. Bagaimana rasanya hidup di masa depan, setelah manusia berhasil bertemu dengan alien dan hidup di planet dan galaksi lain. Konflik seperti apa yang muncul?

Simak review gw terhadap buku ini di episode berikut.

Di episode kali ini, gw mengenang buku-buku yang gw baca sejak tahun 2010 hingga 2019, dan bagaimana perjalanan ini membentuk karakter dan aktivitas membaca gw. Berawal dari fiksi seperti fantasy dan science fiction, gw malah mengakhiri 10 tahun terakhir dengan banyak membaca non fiksi.

Seperti apa kisahnya?

Seperti janji gw di beberapa episode sebelumnya, berikut ini adalah daftar buku Indonesia terbaik yang terbit di tahun 2019. Ambil saja satu buku di antaranya, dan buktikan bahwa penulis Indonesia juga gak kalah sama penulis luar negeri :)

Kali ini gw ngobrol bareng Mbak Rini, yang terkenal dengan adaptasi buku dari skenario film karya Mbak Gina S. Noer, yaitu Dua Garis Biru dan Confession. Sebelumnya, beliau juga pernah menulis buku fiksi berjudul Episode Hujan dan 11.11, serta beberapa buku lain.

Obrolan ini bikin gw tahu kalau beberapa penulis benar-benar sangat detail dalam membuat penokohan karakter-karakter mereka, dan gak jarang ternyata yang suka nulis di atas kereta, hee. Simak juga cerita Mbak Rini tentang bagaimana dia membagi waktu untuk "mencintai" Fiksi dan "mencari uang" dari Non Fiksi.

Kira-kira, penulis siapa ya yang paling gak disukai sama Mbak Rini? Oops ...

Gak cuma punya judul yang "kontroversial", buku ini juga menampar pemikiran gw (dan kayaknya mayoritas orang di dunia) yang selama ini menghabiskan terlalu banyak waktu untuk mengurusi pemikiran-pemikiran negatif di kepala kita. Dengan cara yang tidak biasa, Gary John Bishop membuat sebuah panduan praktis agar kita bisa menghilangkan "suara-suara setan" di dalam kepala kita.

Aqessa Aninda adalah penulis Secangkir Kopi dan Pencakar Langit, Satu Ruang, dan Dua Jejak. Buku terbarunya pun akan kembali meluncur awal tahun depan.

Simak obrolan seru gw dengan beliau soal popularitas buku Indonesia, komunitas penulis di Wattpad, hingga betapa "halu" dirinya ... yang kemudian menular pada para penggemarnya :D