Share Podkes Unsend
Share to email
Share to Facebook
Share to X
By Bagus dan Top
The podcast currently has 9 episodes available.
Season finale dari serial obrolan ngalor ngidul kami. Me-recall 2020 yang penuh ketidakjelasan, rencana-rencana yang bubar jalan, juga harapan atas 2021 yang semoga saja menjadi lebih baik. Di 2020, kita sama-sama belajar bahwa langkah-langkah kecil adalah tetap sebuah progress ke arah yang lebih baik. Dan bahwa semua hal yang sudah kita lakukan adalah usaha terbaik yang bisa diberikan. Paling tidak, 2020 mendorong kami-kami untuk catch up kehidupan secara lumayan rutin, dan mendokumentasikan obrolan absurd yang membuat hari-hari terasa lebih menyenangkan. Yang hadir di episode kali ini: Aldi, Nadshaf, Anung, Icun, Yasmin, Ririn, Silmi, Yaumi, Ino, Sari, Nizu, dan Olaf.
Tanpa transportasi publik, manusia-manusia tanpa kendaraan pribadi mungkin harus jalan kaki kemana-mana. Episode kali ini menceritakan perjalanan keseharian dengan angkot, ojek, becak, kereta, juga busway kami mulai dari bangku sekolah, kuliah, sampai kini di fase pekerja serta kisah-kisah absurd yang menyertainya. Mulai dari kejadian klise lupa bawa duit jadi harus minjem ke aa gorengan, bayar seratus ribu tapi dikasih kembalian seratus dua ribu, batuk-batuk karena tiap hari pp naik ojek 40km, sampai meet n greet dengan MC OSKM di angkot. Yang hadir di episode kali ini: Anung, Ririn, Sari, Icun, Silmi, Yasmin, dan Yaumi. Ucapan maaf dan terima kasih khusus kami sampaikan kepada para supir angkot yang sering menerima ongkos kurang dari para pelajar dan mahasiswa.
Ini adalah episode lanjutan dari bagian pertama dalam topik cari kerja. Mulai dari loker intern bodong, perpanjangan kontrak sehari, seminggu, sebulan, jadi permanen, sampai akhirnya pindah ke FMCG multinasional; Dari jadi tenaga outsource, apply ke berbagai perusahaan sampai akhirnya masuk ke BUMN migas; Ikut rekrutmen dari perusahaan bapak-anak di bidang telekomunikasi dan jadi satu-satunya peserta perempuan di wawancara hari itu; Adu debat sama VP tentang ada/tidak adanya logistik di shipping migas, jadi mandor, sampai ke rekrut tukang pijat; Kerja di proyekan kampus sampai dapat tawaran di startup travel; Kerja bareng atasan yang bikin nangis waktu lagi naik ojol; Kerja di lembaga kampus sambil cari S2; sampai beralih profesi dari asisten akademik jadi ekspat di Belanda. Semangat cari kerja karena percayalah nanti akan ketemu yang paling pas!
Setelah berhasil keluar dengan selamat dari empat tahun kuliah yang berat, tahapan kehidupan yang selanjutnya nggak kalah bikin khawatir: cari kerja di dunia nyata. Walaupun banyak penolakan, tapi jangan lupa untuk selalu belajar dari pengalaman dan terus memperbaiki diri! Episode yang tumben-tumbennya lumayan berfaedah, tentang pengalaman kami-kami mencari pekerjaan pertama. Tentu saja diwarnai kisah-kisah miris seperti cuma masuk kerja sehari aja, nggak diterima karena gak bisa naik motor, gak lolos interview karena terlalu jujur, dan rasa penasaran kok sering gagal di tahap psikotes? Yang hadir di rekaman podcast episode ini adalah Nizu, Icun, Ninda, Ririn, Sari, Anung, Ino, Silmi, Yasmin, dan Yaumi - tapi di bagian pertama ini cuma sampai bagian Icun karena ceritanya nggak abis-abis. Untuk yang sedang mencari kerja, semoga episode kali ini bisa sedikit menenangkanmu karena kamu nggak sendirian dalam usaha ini :)
Kisah-kisah kosan dari pelosok Pelesiran, Kanayakan, Cisitu, Tubagus, dan sekitarnya. Pertama kalinya jauh dari rumah untuk tinggal sendiri berarti kebebasan, tapi juga timbulnya rasa kangen dan berbagai masalah yang gak disangka-sangka. Tikus keluar dari lubang kloset, cacing di saluran air, nangis waktu nonton Inside Out, kekunci di luar kamar, dimaki sesama teman kos karena restart modem internet, sampai diancam dengan pisau oleh anak penjaga kosan. Yang hadir di episode kali ini: Yaumi, Ririn, Yasmin, Nizu, Icun, Silmi, Ino, dan Anung.
Fyi, kami sebut-sebut nama Bruce (Wayne) karena Anung muncul di Zoom pake topeng Batman. Absurd.
Obrolan ngalor-ngidul nan jujur tentang tiga macam orientasi yang dialami selama S1 di ITB: Orientasi Studi Keluarga Mahasiswa ITB (OSKM-ITB), orientasi masuk Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM/Unit), dan orientasi jurusan Teknik Industri/Manajemen Rekayasa Industri (Osjur MTI). Memori yang sudah kabur dan nggak lengkap tapi masih berusaha untuk diingat. Tentang kakak di unit yang malah menghilang, cabut waktu intensif karena nggak kuat, disuruh jalan jongkok waktu hampir dilantik, dan bawa Panadol sebagai obat asma. Episode yang menantang bagi editor karena dari 3.5 jam durasi rekaman, yang 2.5 jam-nya nggak lulus sensor. Yang hadir di episode kali ini: Nizu, Anung, Ririn, Sari, Aldi, Yasmin, Ino, Olaf, Silmi, dan Icun.
Kalau kata orang, yang penting itu bukan tentang makan apa, tapi makan sama siapa. Episode kali ini membahas tentang petualangan makan-memakan di dalam dan luar kampus. Tentang makanan yang nggak harus selalu enak tapi yang jelas harus murah, dan juga keputusan menit terakhir untuk mencari menu makanan enak di pelosok Bandung padahal deadline PLO sudah di depan mata. Yang hadir di episode kali ini: Nizu, Ririn, Atika, Atsari, Anung, Icun, Ino, Aldi, Nadshaf, Silmi, dan Yasmin. Pesan sponsor: Sebelum pesen makanan, jangan lupa tanya harganya. Gak mau kan beli jeruk murni yang lebih mahal daripada seporsi bakmi?
Topik pertama yang dipilih adalah awal mula kami semua memilih untuk masuk ke ITB di tahun 2012, lanjut ke Fakultas Teknologi Industri, dan sama-sama memilih Teknik Industri. Tentang hari-hari awal kuliah yang kaku dan tanpa teman, siapa sekelas sama siapa, keputusan untuk memilih universitas dan jurusan yang ternyata, begitu-begitu aja, dan tawa-tawa gak penting karena memang inilah yang biasa kami lakukan. Yang hadir di episode kali ini (sesuai kemunculan di Podcast): Nizu, Ino, Silmi, Anung, Icun, Nadshaf, Yaumi, Yasmin, Aldi, Ririn, Sari (lalu Ino muncul lagi). Untuk teman-teman yang namanya tidak sengaja tersebut; Halo.
The podcast currently has 9 episodes available.