Aku tidak mudah membukakan pintu bagi seseorang yang ingin menyentuh rasaku. Tidak buruk, bukan? Namun, tunggu, masih ada titik buruknya. Tidak mudah membukakan pintu bukan berarti menutup pintu selamanya. Ya, jika pintuku sudah terbuka, aku membiarkan semua rasaku tersentuh, terkoyak, dan ditinggalkan. Mau bagaimana lagi, lagi-lagi terlanjur, lagi-lagi salahku, lagi-lagi aku yang harus menyembuhkannya sendiri meski beberapa luka yang tertoreh berhasil menyisakan bekas.
Hosted on Acast. See acast.com/privacy for more information.