Perkawinan yang diatur oleh para orang dewasa menghalangi Inem mencicipi masa kanak-kanak.Perkawinan anak merupakan isu yang tampak berjarak, meskipun sebenarnya ia ada di sekitar kita. Pada satu titik Inem hadir sebagai seorang figur dalam sebuah cerita, tapi kami sadar bahwa “Inem-Inem” lain juga hadir di dunia nyata. Melalui Inem, Pram membawa kami kembali berpikir betapa pelik perkawinan anak hingga akhirnya menyisakan ketidaknyamanan bagi kami, “menjadi pengamat saja tidak mudah, lalu bagaimana nasib para “Inem” yang harus memikul beban perkawinan anak?”.