Bagiku, sempat, merayakan ketidaksempurnaan adalah menerima diri yang tidak sempurna ini. Tidak sakit hati dengan makian sendiri atau orang lain.
Menerima, sambil tetap berjalan dan memperbaiki diri. Sambil sesekali tetap mencela ketika ternyata diri belum sempurna.
Tapi ternyata itu bukanlah cara merayakan. Itu memaki diri. Seolah berteriak berkata: kamu jelek, kamu bodoh. Terimalah itu. Perbaiki lagi.