Saat bekerja di ladang Tuhan, sudah barang tentu kita menghadapi keadaan-keadaan yang menantang. Bila kesulitan itu tampak besar dan kelihatannya terlalu berat untuk kita pikul, kita mulai kehilangan kesabaran. Melalui Yakobus, Allah mengajarkan kita untuk menghadapi keadaan dengan belajar dari petani. Di masa lalu, tidak ada perkiraan cuaca dengan satelit, penyiram air otomatis, pestisida, pupuk kimia, atau
kendali suhu yang menolong petani bercocok tanam. Setelah si petani membajak sawahnya dan menaburkan benih, ia hanya dapat menunggu Tuhan. Petani hampir- hampir tidak punya kendali dalam keadaan itu, dan ini mendesaknya menjadi sabar dan menaruh kepercayaan kepada Allah.