⚠️ Peringatan pemicu: bunuh diri. Aku merekam episode ini pada tanggal 15 Februari 2023, setelah berita duka yang mengejutkan muncul di Twitter. Menyedihkan ketika seseorang yang sedang meminta pertolongan secara putus asa, justru diberi banyak stigma. Alih-alih ditolong, beberapa orang nirempati justru menantang, menunggu aksi itu benar-benar dilakukan. Sayangnya, yang mereka harapkan menjadi kenyataan. Kita telah gagal menyelamatkan satu jiwa yang layak memiliki kehidupan. Sudahi stigma itu di generasi sekarang. Kesehatan mental sama pentingnya dengan kesehatan fisik. Luka itu tidak terlihat, tapi ada. Saling aware, saling jaga. Karena pada akhirnya kita semua sama-sama manusia, yang dilengkapi Tuhan dengan perangkat untuk merasa. Jika tidak mampu berempati, maka simpanlah sendiri. Baik-baik, ya ❤️

Di Ruang Puisi 06, aku masih ingin membacakan puisi atau mungkin—banyak yang menyebutnya love letter—yang kutulis untuk BTS, pasca pengumuman yang rilis Selasa lalu. Puisi ini mungkin juga mewakili ARMY lainnya. Terima kasih untuk siapa pun yang bersedia mendengarkannya 💜

Menjadi orang yang selalu berdiri paling depan untuk orang lain, yang menyediakan telinga untuk cerita-cerita orang lain, dan menjadi tempat untuk segala keluh kesah dan tumpahan emosi orang lain bukanlah hal yang mudah. Jiwamu yang terlampau kuat dan hatimu yang terlampau lapang memang memudahkan semua hal itu untuk terwujud. Namun, jangan pernah lupa untuk juga mendengarkan dirimu sendiri. Jangan biarkan suaramu tenggelam oleh suara-suara lain. Kamu harus menjadi pendengar pertama untuk dirimu sendiri. Terima kasih telah bersedia menjadi telinga untuk manusia lainnya, kamu lebih dari berharga, dan itu sebabnya kamu perlu hidup lebih lama.

NO OPENING, NO CLOSING! Selamat datang di Ruang Puisi 05, kali ini aku membacakan puisi yang kutulis sendiri, yang kupersembahkan untuk orang nomor satu yang mendiami hati dan kepalaku saat ini.

Setelah menghilang selama tiga episode kemarin, Suaruni akhirnya kembali dengan episode terbaru yang spesial! Karena ini adalah episode yang untuk pertama kalinya dikerjakan dengan spontan alias no script. Dan inilah episode siniar Suaruni pertama di 2022. Happy new year! Selamat tahun baru, tahun Macan Air..rawwrrr! ✨

Seorang Anak Kecil yang Tumbuh di Matamu adalah bagian kecil dari Kado yang aku tulis sebagai persembahan untuk diriku yang akan menginjak usia 25 tahun. Puisi ini belum sama sekali aku publikasikan di platform lain, jadi pendengar Suaruni episode ini adalah pembaca pertamanya. Bila tak berhalangan kalian akan bisa membaca Kado tepat di hari ulang tahunku nanti. Sampai jumpa!

Bahaya-Bahaya yang Indah adalah antologi puisi yang ditulis oleh penyair asal Ambon, Weslly Johannes. Weslly sudah menerbitkan beberapa buku puisi seperti Cara-Cara Tidak Kreatif Untuk Mencintai, Tempat Paling Liar di Muka Bumi, Rumah Rindu, dan yang terbaru berjudul Percakapan Paling Panjang Perihal Pulang Pergi. Kalian bisa menemuinya di akun media sosial pribadinya di Twitter dan Instagram dengan nama pengguna @wesllyjohannes. Suaruni memang masih banyak kekurangan, tapi aku senang kalian telah berkenan mendengarkan 🖤

Ketika anak-anak kesayangan Semesta menjalankan tugas mereka dengan sebaik-baiknya. Ketika mereka yang tulus berkolaborasi dalam musik. Dengar hasilnya di sini https://open.spotify.com/track/3FeVmId7tL5YN8B7R3imoM?si=5SlzlG0dQwmZh0Lo9zkQJQ&utm_source=copy-link&dl_branch=1. Tonton juga MVnya di sini https://youtu.be/3YqPKLZF_WU dan simak video dokumenternya di sini https://youtu.be/viM_c-Fc7sc 💜

Di ruang bicara yang kedua, aku pengen ngomongin soal insecure. Karena disadari atau enggak, insecure seolah udah jadi kosakata primadona. Mulai dari sering jadi topik webinar, disebutkan di berbagai konten, jadi bahan pertanyaan dan jawaban, sampai jadi salah satu keresahan terbesar manusia. Di sini aku juga berbagi tips untuk mengurangi atau mengatasinya, yang mungkin bisa kalian coba juga. Selamat menyimak! (Gambar cover: Pinterest)

Di Ruang Puisi yang kedua, aku meminjam tiga larik puisi dari penyair kecintaan Indonesia, Sapardi Djoko Damono. Puisi-puisi tersebut aku temukan dari akun Instagram @berandasapardi. Selamat membaca Sapardi!