Share ThaniBhala
Share to email
Share to Facebook
Share to X
Petani yang Fallaah
Ditahun 2018 saya berkesempatan belajar di pondok pesantren di ujung selatan sukabumi. Dikatakan mondok tidak pas, dikatakan mengabdi juga rasanya kok kurang tepat pula. Meski tidak lebih dari satu tahun berada disana, tapi saya mendapatkan banyak ilmu dari sana. Salah satunya, ketika saya berinteraksi dengan para santri, saya baru tahu kalau petani dalam bahasa arab adalah Fallaahun. Berakar kata sama dengan yang ada salam kalimat azan Falah, "Hayya ''alal Falaah. Falaah bila diterjemahkan ke bahasa Indonesia berarti kemenangan, kesuksesan atau kejayaan Kemudian saya iseng bertanya kepada seluruh santri yang ada. "Adakah yang bercita-cita menjadi petani ?" Hanya beberapa orang yang angkat tangan. "Adakah yang bercita-cita menjadi Fallahun?". Semua santri angkat tangan. Semua ingin menjadi pemenang, tapi sedikit sekali yang ingin menjadi petani, bahkan hampir tidak ada.
Dari situ saya semakin terpantik. Ada yang salah dengan negeri ini, ada yang salah dengan tata kehidupan di Negara Agraris, yang kata Koes Plus "Tongkat kayu dan batu jadi tanaman". Tidak ada Regenerasi Petani. Kalau bapak, atau kakeknya petani, pasti berpesan pada anaknya "nak besok kamu belajar yang pinter, biar tidak kayak bapak". Sepertinya petani hanya pekerjaan orang bodoh. Ada sekolah pertanian, banyak sarjana-sarjana pertanian tapi mereka lebih banyak bekerja di pabrik, industri pupuk, pakan ternak, penyuluh pertanian. Tidak salah memang, tapi petaninya mana ? Petaninya siapa ? Petani bukan Fallaah, Kalau ingin jadi Fallaah jangan jadi Petani, karena petani selalu kalah.
The podcast currently has 4 episodes available.