Setiap orang yang jujur dengan keimanannya, tulus dalam azamnya, pasti mendamba dapat mengunjungi rumah kekasihnya, Allah swt. Seberapapun jarak yang harus ditempuhnya. Seberapapun biaya yang harus dikeluarkannya. Seberapapun waktu yang harus dihabiskannya.
Bersimpuh di Baitullah (rumah Allah), merupakan cita-cita terbesar umat Islam di belahan bumi manapun. Baik di Timur maupun Baratnya. Terlebih bagi kita yang mendapat keluasan rezki dan memiliki fisik yang prima. Sebab ibadah haji merupakan jalan pintas menuju surga. Haji dan umrah bukan sekadar paket rihlah ruhani biasa. Tapi, ia bergaransi surga dan pelebur kesalahan dan dosa.
“Antara satu umrah ke umrah berikutnya sebagai penebus dosa di antara keduanya. Dan haji yang mabrur itu tidak ada balasannya kecuali surga.” (H.R; Bukhari).
Berapa banyak air mata yang tertumpah, karena harapan mengunjungi Ka’bah al Musyarrafah tak kunjung terwujud di alam realita. Mungkin karena biaya yang dibutuhkan belum terkumpul. Atau lantaran kondisi fisik yang sering didera sakit parah. Atau terganjal kuota, di mana kita harus menunggu sepuluh tahun untuk dapat berangkat ke sana jika tahun ini kita baru mendaftarkan diri.
Adakah di antara kita yang tak ingin masuk surga dan terhapus kesalahan dan dosa-dosanya? Tentu tidak ada. Selama ada iman di dada kita walaupun hanya setebal kulit ari. Dan semua kita pun sadar, bahwa tidak mudah masuk ke dalam surga. Karena surga merupakan barang dagangan Allah yang tak murah harganya. Dan tak mudah untuk menggapainya.
Jika kita termasuk mereka yang bersedih, karena belum mampu mengunjungi baitullah, maka kita tak perlu berlama-lama larut dalam kesedihan. Jangan kita biarkan hati kita gelisah dan khawatir berlebihan menunggu panggilan-Nya yang masih sayup-sayup terdengar di telinga kita.
Selama kita berupaya maksimal mencari jalan menuju ke rumah-Nya. Selama semangat kita mengunjungi baitullah tetap membara dan menggelora. Tak lapuk ditelan masa. Tak sirna termakan usia. Maka jalan menuju ke sana terbentang luas di hadapan kita. Bahkan kita dapat mengunjungi baitullah setiap hari, jika kita mau. Tidak menunggu waktu sampai satu tahun. Dan tak perlu mengeluarkan biaya puluhan juta rupiah. Tak tersandung kuota. Berbahagialah bagi kita yang mampu memaksimalkan peluang ini.
amalan apa saja yang berpahala haji dan Umrah?