Siapa yang pada situasi saat ini merasa cuek santai tanpa kecemasan atau kekhawatiran sama sekali? Kondisi sekarang memaksa semua orang khawatir akan keadaan, tidak perduli usia. Pandemi semakin dekat dengan lingkaran keluarga kita sendiri. Kondisi ini benar-benar menguras energi. Pikiran kita akan berpikir yang terburuk. Bagaimana kita bisa menjaga keseimbangan pikiran di situasi sekarang ini? Menghindar? Menyangkal, atau bagaimana?

Bisa terlahir sebagai manusia adalah suatu keberuntungan. Namun jika hidup kita tidak harmonis, kita menyia-nyiakan kesempatan ini. Sebagai umat Buddha kita memiliiki cita-cita mencapai Nibbana. Cita-cita yang lebih dekat, kita berharap setelah meninggal terlahir di alam yang lebih baik. Cita-cita yang paling dekat adalah mendapatkan hidup yang harmonis. Namun ini tidak terjadi dengan sendirinya, harus ada upaya untuk menciptakan kondisi harmonis dalam hidup. Bagaimana caranya?

Masa pandemi ini sering disebut masa sulit oleh banyak orang, sering diasosiasikan dengan penderitaan. Namun kita tahu bahwa semua hal terjadi karena ada sebabnya. Oleh karena itu kalau kita ingin mencapai kebahagiaan, kesuksesan, rasanya tidak mungkin datang tanpa kesulitan. Bagaimana kita menghadapi kesulitan dalam hidup agar tidak berakhir dengan penderitaan?

Sebutkan satu nama dalam hati Anda?

Sesungguhnya semakin banyak yang kita berikan ke orang lain adalah semakin banyak membawa keuntungan buat kita. Kok bisa?

Apakah buddha membuat mujizat? Kalau iya bagaimana kita sebagai umat Buddha menyingkapinya dengan pandangan yang benar?

Dunia kita mulai bergeser, dari yang langsung tatap muka, hingga kini hanya melalui media. Seringkali kita mudah sekali menghakimi seseorang hanya melalui video tanpa mengetahui kondisi sesungguhnya. Padahal dalam Parihana Sutta kita harus mengoreksi diri terlebih dahulu. Bagaimana kita mengantisipasi hal ini?

Banyak orang yang banyak masalah dalam kehidupan sekarang dan mencari jalan untuk mendapatkan nasihat orang lain. Walaupun orang-orang tersebut sebenarnya telah mengenal dharma. Mengapa bisa begitu? Kemana perginya dharma saat orang tersebut mengalami masalah? 

Apakah welas asih sama dengan cinta kasih? Bagaimana caranya agar bisa selaras dengan kebijaksanaan?

Ada 9 kualitas Buddha yang terdapat dalam Buddhanusati. Perenungan tentang Buddhanusati ini sangat baik dan bisa menjadi perenungan saat meditasi. Pada kesempatan ini, Ramani Feronika Laksana akan membahas mengenai Araham, kualitas yang pertama. Sehingga saat kita membacakan Buddhanusati, kita bisa mengerti maknanya dengan baik, tidak hanya seperti burung beo yang mengulang tanpa memahami maknanya