Para pendengar Wednesday Worship yang setia.
Saya mengenal beberapa orang Kristen yang sudah cukup lama bergereja. Mereka rajin mengikuti ibadah minggu di gereja, selalu hadir di dalam doa malam dan tidak pernah absen di dalam acara Pendalaman Alkitab, mereka juga selalu bersedia untuk mengakomodasi kegiatan-kegiatan komsel di rumah mereka. Secara kasat mata, mereka terlihat sangat mencintai Tuhan dengan segala sesuatu yang mereka lakukan.
Tetapi setelah saya mengenal mereka dengan lebih dekat lagi, saya baru menyadari bahwa mereka melakukan itu semua karena ada perasaan insecure atau tidak aman di dalam hati dan iman mereka. Mereka takut kalau mereka tidak melakukan itu semua, maka Tuhan tidak akan mengasihi mereka lagi. Sempat saya bertanya kepada mereka, mengapa mereka berpikiran seperti itu?
Yang mengejutkan saya adalah hampir semua dari mereka berkata bahwa mereka merasa tidak cukup baik dan berharga di mata Tuhan. Mereka meragukan value atau nilai dari kehidupan mereka sendiri di hadapan Tuhan, sehingga mereka berusaha sebaik mungkin untuk melakukan apa yang baik agar kiranya Tuhan bisa kembali berkenan kepada mereka. Hal ini disebabkan karena mereka pernah merasakan adanya bisikan di dalam hati dan pikiran mereka yang mengatakan, “siapa sih kamu? Emang kamu sudah cukup baik ya, sampai-sampai kamu berani berkata bahwa kamu ini anak yang dikasihi Tuhan? Cckk, Ahh yang bener aja.”
Kita harus berhati-hati di dalam menyikapi suara-suara seperti itu, itu bisikan iblis yang berusaha untuk memanipulasi kita dengan tujuan untuk menjauhkan kita dari kasih Allah. Iblis ingin agar iman kita goyah dan mulai mempertanyakan kelayakan kita yang masih berbuat dosa ini untuk menerima kasih Allah. Jangan sampai kita tertipu oleh tipu daya iblis, karena yang sebenarnya adalah Tuhan sangat mengasihi kita. bukankah di dalam surat 1 Yohanes 3:1a dikatakan, “Lihatlah, betapa besarnya kasih yang dikaruniakan Bapa kepada kita, sehingga kita disebut anak-anak Allah, dan memang kita adalah anak-anak Allah.”
Bagi setiap kita yang sudah mempunyai anak, mungkin kita bisa memahaminya dengan lebih baik akan hal ini. Anak kita layaknya permata di dalam hati kita, seberapapun besarnya kesalahan yang diperbuatnya, bukankah kita tetap mengasihi anak kita? memang kita akan memberikan konsekuensi atas kesalahan yang mereka perbuat, mungkin kita juga akan memberikan hukuman yang sesuai dengan kesalahan mereka, tetapi semuanya itu tidak akan pernah mengubah status mereka sebagai anak kita dan tidak akan mengubah kasih kita sebagai orang tua kepada mereka bukan?
Begitu pula halnya dengan Tuhan kita. seperti pujian yang telah kita dengarkan tadi, Di hati-Nya terukir nama kita dan di mata-Nya terlukis wajah setiap kita. Walaupun ada kalanya kita jatuh, Dia tidak pernah lelah untuk menghampiri kita dan memeluk kita dengan kasih dan cinta-Nya yang tidak pernah berubah kepada kita
Percayalah bahwa tidak ada yang seperti Allah, yang begitu mengasihi kita, kasih-Nya sang besar itu tidak akan pernah pudar di dalam hidup kita, dan semuanya itu adalah karena anugerah dan kemurahan Tuhan sendiri, bukan karena kuat dan gagah kita sehingga kita bisa melayakkan diri kita untuk menerima kasih-Nya. Bahkan di dalam bahasa yang lebih ekstreem, dengan rajin berdoa dan membaca Alkitab setiap hari tidak akan menambah atau mengurangi kasih Allah kepada kita karena Allah sudah mengasihi kita secara penuh, rajin berdoa dan membaca Alkitab sebenarnya adalah satu-satunya cara bagi kita untuk lebih mencintai Tuhan, bukan sebaliknya.
Jadi apabila masih ada di antara kita yang masih bimbang dan tidak yakin akan kasih Allah, saya mengajak setiap kita untuk lebih rajin membaca Alkitab, bukan dengan tujuan agar kita semakin dikasihi Allah, tetapi agar setiap kita lebih memahami siapa Allah yang kita sembah dan agar kita lebih memahami sifat-sifat Allah sehingga kita tidak lagi diombang-ambingkan oleh bisikan-bisikan iblis.