BARANGAN PODCAST

Siapa yang bisa mengkoreksi kelebihan (kemampuan skill) seseorang? Hak semua orang, siapapun bisa mengkoreksinya. Baik yang mampu melakukannya ataupun yang tak mampu melakukannya.

Siapa yang mampu mengkoreksi kekurangan (kemampuan skill) seseorang? Sudah jelas tak mampu melakukannya, kalo dikoreksi pun dia belum melakukan kemampuannya dalam melakukan hal.

Podcast kali ini kita berdebat soal skill kemampuan kita yang berbeda-beda dan tak dimiliki satu sama lain, namun bukan berarti seseorang yang punya kelebihan tak memerlukan koreksi orang yang bukan pada bidangnya. Artinya kelebihan kemampuan seseorang tetap saja bukan berarti mutlak kekurangan orang lain. cmiiw

*red.oomtoya

 Rupa baru garis, tulis baru aksara, tapi semuanya bergegas menuju popularitas. Memaksakan diri menjadi prestisius dan berpatokan untuk menjadi populer dengan cara yang tidak orsinil, mengekor pada jejak langkah pendahulunya bukan pada kebaruan kreativitas. Sehingga karya yang hadir adalah karya yang penuh ketakutan. Takut tidak menjadi terkenal/populer.

Bersetia, itu cara kalian berkorban, akan tau sia-sia ketika dia diserahkah atau meninggalkan kamu tanda ragu. 😞

Pak Pram Modiya Ananta Toer tak lebih tau dari pak Arif, soal POS INDONESIA.

kali ini bisa ngobrol santai dengan sdr. Arif Rahman Hakim, teman alumnus POLITEKNIKPOS INDONESIA.

Sering membeli dan menjual saham itu treding, kalau dalam jangka waktu lama tapi ga jadian atau dinikahi orang lain, itu nasib kamu. Eh maksudnya keuntungan jangka panjang itu investasi. 😂

Jika mural adalah dosa, Tuhan lupa mewartakan itu.

Seni bukan hanya soal estetika, tapi ada nyawa pula disana. Melawan atau bernyaman disana.

Masih bersama seniman lokal @galihhead si pemilik akun roemah berdebu.

Sebagaimana air, musik punya aliran dan hukum seperti itu, dari hulu ke hilir.

Bersama nara sumber @galihhead aka vocalist Joystick Ranger

Ngaktivis, giliran nikah tetap ga ada matematis, Hah matematis? Kemudian kang Pete menganulir 😂

Kenapa mohon maaf lahir batin? Bukan sesuatu yang buruk sih, tapi sepertinya ada salah pemaknaan soal ritus dengan menyamakan esensinya idul adha dan fitri. Apa karena sama-sama diawali dengan idul? 😁

Melalui ritual penyembelihan hewan kurban itu umat manusia diajak untuk semakin peka terhadap lingkungan sosial serta peduli pada nasib fakir miskin serta pihak yang lemah atau mungkin lebih jauh lagi soal bagaimana kepatuhan itu diberikan bukan hanya pada satu yang telah tercatat, artinya pengurbanan dan pengorbanan itu bukan sesuatu hal yang sempit. 

Jadi bukan momen meminta dan memberi maaf hari raya sekarang ini.

Tenaga kerja/karyawan/juga pegawai bukan sekadar faktor dalam menaikkan jumlah produksi. Tapi ini unsur penting diluar dua faktor SDA dan modal.

Untuk ada pada kategori itu kita (pencari kerja) kadang tidak mudah menjadi bagian dari pekerja (mendapat pekerjaan) sering kali prasyaratnya pun sukar dipenuhi.

Jika kebetulan ada yang menawarkan pekerjaan tanpa syarat yang rumit itu peluang yang jarang terjadi. Maka tinimbang menanyakan berapa kamu akan diupah, mending tunjukan bahwa kamu berdedikasi dalam pekerjaan yang ditawarkan tersebut jika berminat. Tidak usah cemas soal upah, penyesuaiannya minimum dan maksimumnya ada. Menanyakan upah bukan sesuatu yang salah tapi untuk pemula (tidak punya modal pengalaman kerja atau ekspertis) itu akan menjadi tidak wajar.