Penting disimak dan di dengar dengan baik oleh  anak muda dan kaum milenial. Dikalangan anak muda yang sukses baik sukses ilmu agama, sukses bidang sain dan teknologi;  serta sukses bidang ekonomi, dikenal istilah "TODAY IS YESTERDAY, TOMORROW IS TODAY". Kalau hari ini kita melihat diri kita "lancar membaca alquran dengan tajwid dan makhraj yang benar" (today), maka itu berarti merupakan hasil "belajar keras kita " dimasa lalu (yesterday). Kalau hari ini kita melihat diri kita "lancar berbahasa Inggris baik spoken and written" (today), maka berarti itu hasil kerja keras kita dimasa lalu (yesterday).

Jika ada anak muda yang ingin menjadi ulama, tapi tidak mau masuk pesantren untuk belajar agama. Ingin sukses dalam bidang bisnis/materi, tidak mau berusaha, dimulai dari nol. Berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ketepian. Maka kata Imam Ghozali, anak muda yang semacam itu "telah rusak akalnya, terpengaruh oleh  ajaran serba instan".

Karena itu mari kita renungkan nasehat Kholifah Umar ibn Khattob, kepada anak muda; / Quran Surat 19/Maryam : 25 (Dan goyangkan pangkal pohon itu ke arahmu (wahai Siti Maryam), niscaya pohon kurma itu akan menggugurkan kurma yang masak untukmu). " /  dan Nasehat seorang Penyair :" Engkau berharap sukses ekonomi, tetapi engkau tidak mau menempuh jalannya. Perahu itu tidak akan bisa berlayar ditempat yang tidak ada air" Wallahu 'alam bish-shawab. 

Who is Michael H. Hart ? Hart authored The 100 : A Ranking of the Most Influential Persons in History, 1st Edition 1978, 2nd Edition 1992, country United State, language: English, Subject : Ranking, Biography and History; Published : Hart Publishing Company, New York.  An American by birth, Hart received his BA from Cornel University, an MSc from Adelphi University  and a PhD in Astronomy from Princeton University.

Why Hart writes that his choice of Muhammad SAW to lead the list of the World's most influential person in history ?  He maintains that he chose Muhammad SAW over Prophet Isa or Jesus and Musa or Moses, because Muhammad SAW  was supremely successful in religious. Hart Also recognizes Muhammad SAW for his role in the development of Islam, which he asserts  is for more influential than Jesus in the development of Christianity.. etc.

Adding that, thirteen centuries after his death, his influence is still powerful and pervasive. Those some reasons why Hart chose Prophet Muhammad SAW in the First Ranking of 100 personalities in history. Let us read "The 100 : A Ranking of the Most Influential Persons in human history". Wallahu 'alam bish-shawab.

AN-NIFAAQ. Hypocrisy is of two types, namely : A. Hypocrisy in Belief; B. Hypocrisy in deeds and Actions. Add. A. Hypocrisy in Belief. There are six aspects of Hypocrisy in Belief : 1. To belie the Messenger (Muhammad PBUH); 2. To belie some of all that was brought by the Messenger  Muhammad PBUH e.g. The Quran, Sunna, legal laws and principles of Islam etc. 3. To hate the Messenger Muhammad PBUH; 4. To hate some of all that was brought by the Messenger (Muhammad PBUH) e.g. Islamic Monotheism etc. 5. To feel happy at the disgrace or becoming low of the religion of Allah's Messenger (Muhammad PBUH); 6. To dislike that the religion of Allah's Messenger (Islamic Monotheism) become victorious.  A person having these six types (of hypocrisy) will be in the lowest depths (grade) of the Fire (Hell). (Quran, 4/ An-Nisaa V. 145).

Add.B. Hypocrisy in deeds and Actions. There are five aspects of hypocrisy in deeds and actions, and their proof is from the statement of Allah's Messenger Muhammad PBUH, The signs of a hypocrisy are these : 1. Whenever he speaks, he tells a lie.; 2. Whenever he promise, he always breaks it (his promise); 3. If you trust him, he proves to be dishonest (if you keep something as trust with him, he will not return it),; 4. And in another narration of the Prophet Muhammad PBUH, whenever he quarrels, he  behaves in a very imprudent, evil, insulting manner; 5. Whenever he makes a covenant, ho proves himself treacherous.

Obey the laws and regulations in your countries; Be a good citizen and be a good moslem. Be a caller of goodness, not enough to be a good person. Wallahu-'alam. 

Who Is Allah ? It's question is very interesting, because more than 1400 years ago in Mecca, Arabia,  People of Polytheism and disbelief  asked to Prophet Muhammad PBUH, : "O.. Muhammad describe  your God ? O.. Muhammad tell us your God ?" And then down Surah Al-Ikhlash or At-Tauhid ( The Purity of Faith).  " 1. Say ( O Muhammad PBUH) He is Allah (the) One.  2. Allah Ash-Samad, The Self-Sufficient Master, Whom all creatures need, He neither eats nor drinks. 3. He begets not, nor was He begotten, 4. And there is none co-equal or comparable unto Him." (see, Quran Surah 112, V.1-4).

Who is Allah ? Who is God ? : "He created Man. He taught him eloquent speech " (Quran, 55 /Surat Ar-Rahman V.3-4). In Quran, Surah 88th, Al-Ghasiyah V.18-21 :" And at the heaven, how it is raised ?; And at the mountains,  how they are rooted and fixed firm,; And at the earth, how it is spread out ;  So remind them, ( O .. Muhammad PBUH ) you are only a one who reminds".   ( see, Q. Surah  19th, Surah Maryam V. 88-93).

Let us believe to Allah, that He is the One;  All creatures need Allah, all creatures need Him. He begets not, nor was He begotten. And there in none co-equal or comparable unto Him.  Let me say : Obey the laws and regulations in your countries;  Be a good citizen, be a good Moslem. ; Be a Caller of goodness, not enough to be a good person. Wallahul-muwaffiq -ilaa-aqwamith-thariq. Wallahu'alam bish-shawaba

Doa dan makanan haram, Prayer and forbidden food , adalah memiliki pengaruh terhadap doa yang dipanjatkan oleh seseorang. Regarding this topict  there is an hadeeth from Abi Hurayrah, who said that Messenger of Allah Said :" Allah the Almighty is good and accept only that which is good". And the Almighty has said :" O... You Messengers, eat of the good things and do Right," And Allah Almighty Said :" Eat of the good things wherewith  We have (Allah) Provided you".

Disebutkan dalam hadist ini, Ada seorang yang melakukan perjalanan jauh, badannya kusut dan pakaiannya berdebu (kumel), kemudian ia berdoa menengadahkan tangannya ke langit; Ya Rabb... Yaa Rabb, Sementara makanan dan minumannya haram, pakaiannya dibeli dari hasil uang haram dan dikennyangkan dari barang yang haram. Bagimana mungkin Allah akan mengabulkan doa orang tersebut ?

The hadeeth indicates that  drinking and eating, clothing etc.,  must come from a lawful (halal) and pure (thoyyib). If his eating and drinking, clothing etc., come from unlawful (haram). His invocation is not answered by Allah. Wallahu 'alam.

Untuk menjawab pertanyaan ini, kami sampaikan Pendapat dari Ulama Madinah, Syaikh Abu Bakar Jabir Al-Jazairi dalam Kitab "Minhajul Muslim", Darul Fikr, Libanon, Cet.1, tahun 11432-1433 H /2011 M, hal 263, beliau mengatakan :"  Bagi Juru sembelih tidak boleh diberikan upah dari pekerjaannya itu, diambilkan dari hewan kurban yang disembelihnya. Beliau mendasarkan pada Sabda Nabi dari Ali KW, ketika beliau menjadi "Pania Qurban dari Hewan Qurban Nabi SAW";

Kedua pendapat Prof.Dr. Mohammad Teuku Hasbi Ash-Shiddiqi, dalam bukunya " Tuntutnan Quran dan Aqiqah" yang pada pokoknya menyampaikan bahwa dilarang menjual kulit hewan qurban, namun boleh menggunakannya atau memanfaatkannya, serta  dilarang mentransaksikan kulit hewan qurban. Beliau mendasarkan Hadis Riwayat Ahmad dari Abi Said dan Qatadah Bin Nu'man. Begitu pula Syaikh Sayyid Sabiq dalam kitabnya "Fiqhus Sunnah" senada dengan Prof.Hasbi Ash-shiddiqi.

Ketua Bidang Fatwa MUI DKI Jakarta, Ust. Fuad Thohari, menegaskan bahwa :"Panitia Qurban tidak boleh menjual apapun dari hewan qurban sedikitpun, misalnya; kaki, kepala dan kulit dll.  baik untuk upah juru sembelih (jagal) atau untuk keperluan panitia."

Apakah Panitia Qurban wajib mempelajari dan mengamalkan fiqih quban ? Pertanyaan ini menjadi lebih menarik jika kita simak Penyataan Prof. Dr. Teuku MohammadHasbi Ashiddiqi, didalam bukunya "Tuntunan Qurban dan Aqiqah" Pustaka Rizki Putra, Semarang, Cet.II Edisi 3, Nopember 2010,  halaman 52 yang mengatakan : " tidak boleh orang yang berkurban tidak memakannya sama sekali (Red. daging hewan Qurbannya), dan tidak boleh disedekahkan seluruhnya (kepada fakir miskin)." Disinilah pentingnya Panitia Qurban, mempelajari, memahami dan mengamalkan fikih Qurban.

Habib Abdurrahman Al-Masyhur dalam kitab Bughyatul Mustarsyidin, hal 187. Pada pokoknya beliau menyebutkan bahwa (Panitia Qurban) itu adalah wakil dari orang yang berkurban, atau Shohibul Qurban. Karena itu tidak sah, mewakilkan kepada orang lain, untuk apa yang dipercayakan kepadanya, kecuali orang yang mewakilkan itu memberi wewenang atau ijin kepadanya.

Selanjutnya dalam kitab Khasiyah 'Ianatuth tholibin Syarah Fatkhul Muin,  Juz III, hal 87 Darul Fikri,  "Tidak sah mewakilkan tanpa ijab". Mudah-mudahan kajian ini menjadi pintu pembuka, untuk Panitia Qurban dan siapapun yang ingin mendalami Fikih Qurban. Wallahu 'alam bish-shawab.

Hari ini Jumat, tanggal 28 Dzulqadah 1442 H. Besok Sabtu tanggal 29 Dzulqadah 1442 H.  Kebetulan Bulan Dzulqadah ini hanya 29 hari, sehingga besok merupakan batas akhir, bagi Saudara-saudara kita, yang akan berkurban untuk membersihkan rambut, (baik rambut kepala, rambut ketiak dan rambut didalam) dan kuku, baik kuku di jari tangan maupun kuku dijari kaki.

Sebab bila sudah masuk tanggal 1 Dzulhijjah, maka ada beberapa pendapat ulama mengenai "memotong rambut dan kuku" bagi orang yang akan berkurban. Baik kurban  kambing, lembu atau sapi dan atau Onta. Imam Nanwai, Yahya Bin Syaraf, Ad-Dimasyqi Asy-Syafii, didalam Kitab Syarah Muslim, berkaitan dengan Hadis No.1977 dari Ummi Salamah istri Nabi. 

Nabi SAW bersabda : " Apabila diantara kalian sudah ada yang melihat hilal, yang menandakan telah masuk tanggal 1 Dzulhijjah, dan salah seorang diantara kalian ada yang bermaksud untuk menyembelih hewan kurban (berkurban), maka hendaklah ia  tidak mencukur atau memotong rambut dan kukunya" (HR.Muslim No.1977 dari Ummi Salah Istri Nabi). Bagaimana pendapat Imam Ahmad, Imam Syafii, Imam Abu Hanifah dan Imam Malik, mari simak Spotify ini. Wallahu 'alam Bish Shawab.

Salah satu  kata mutiara yang sering dihafalkan oleh Santri-santri di Pondok Pesantren di Indonesia adalah " مَنْ كَثُرَ إحْسَانُهُ  كَثُرَ إخْوَانُهُ " yang artinya " Barangsiapa yang banyak berbuat kebaikan, maka akan banyak teman-temannya ( Whoever is more benevolent, has many brothers). "  Berbicara mengenai "Ikhsan, Muhsin, the doers of good" Didalam Kitab Suci Al-Quran, Surah Al-Baqarah : 195, Allah berfirman " Dan berbuat baiklah kalian semua, Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang suka berbuat kebaikan (Al-Muhsiniin)." 

Untuk menjadi seorang Muhsin, tidaklah berarti harus sempurna (perfect) didalam seluruh perbuatan yang dikerjakan (perfectionist). Karena tidak ada orang yang sempurna, dan tidaklah mungkjin juga menjadi orang yang sempurna. Tetapi maksudnya, Seorang Pelaku Kebaikan haruslah selalu berusaha berbuat yang terbaik (the best effort) untuk mennggapai Ridho Allah.

Nabi Muhammad SAW bersabda :"Ihsan itu, beribadah seolah-olah engkau dilihat dan diawasi Allah, jika engkau tidak melihat-Nya, maka pasti Allah melihat dan mengawasimu" HR.Imam Muslim dari Sahabat Umar ibn Khattab).

Aphorisms that are usually memorized by students at Islamic Boarding Schools in Indonesia : " مَنْ كَثُرَ إحْسَانُهُ  كَثُرَ إخْوَانُهُ "  It means " Whoever is more benevolent, has many brothers".  Talking about "benevolent", the doers of good (the good-doers), in the Glorious Quran, Al-Baqarah V.195., Allah Says " And do good. Truly, Allah loves Al-Muhsinun (the doers of good)." Indeed, Allah love the doers of good.

It has been related in the Hadith of Gabriel that when He said to Prophet Muhammad PBUH :" Tell me about Ihsan ?" The Prophet Muhammad replied :" Ihsan is to worship Allah, as if  you see Him, for if you don't see Him, then truly He sees you".

Let's live our lives with IHSAN and strive for excellence till the day We meet our Creator (Allah Rabbul 'Alamin). May Allah accept our efforts and grant us Jannah (Paradise). Obey the laws in your countries. Be a good Citizen and Be a good Moslem. Be a Caller of goodness  not enough to be a good person. Wallahu 'alam bish-Shawab.