Tanamilah lahan yang kamu miliki, jangan sampai menjadi lahan tidur. Disinilah Indahnya Ajaran Islam. Sampai-sampai Nabi Muhammad SAW didalam Sabdanya : "Barangsiapa yang meiliki lahan, maka tanamilah. Jika tidak mampu menanam sendiri, atau tidak sempat menanaminya. Maka kerjasamakan dengan Saudara atau orang lain untuk menamaninya (HR.Muslim dari Jabir Bin Abdullah)

Mengenai dikerjasamakan tentu tergantung "akad" bisa dalam bentuk disewakan, bisa dalam bentuk bagi hasil dan bisa juga dengan cara 'pengupahan" atau dengan cara yang lainnya. Wallahu 'alam Bish Showab.

Ajaran Islam sangat memperhatikan, akan kebutuhan dasar hidup manusia, baik ketersediaan akan kebutuhan pangan dan pentingnya udara sejuk dan bebas polusi bagi kesehatan.

Sampai-sampai Nabi dalam sabdanya " Jika esok akan terjadi kiamat, sementara ditangan salah seorang kalian ada "tunas kurma"  ada tunas pohon atau tunas tanaman. Maka tanamlah tunas tanaman tersebut " HR Bukhori dari Anas Bin Malik)

Didalam hadis yang laindikatakan bahwa tidaklah seorang muslim menanam sebuah tanaman, maka bagi si Penanamnya itu merupakan sedekah. Bilapun dari hasil tanaman atau buah tanaman tersebut dimakan binatang, atau dimakan burung atau dicuri orang, tetap dicatat Allah bagi si penanamnya itu merupakan sedekah. Bahkan merupakan sedekah yang berpahala hingga hari qiyamat. 

Pada tahun 10 Hijriyah Nabi melaksanakan ibadah haji yang dikenal dengan Haji Wada. Dalam Khutbah Wada di Arafah, Nabi berpesan " Ayyuhannaas... Wahai manusia, perhatikan dan catat ucapan-ucapan ku, karena aku tidak tahu, siapa tahu, aku tidak akan bertemu dengan kalian lagi di tempat ini setelah tahun ini untuk selama-lamanya". Wasiat  Nabi ini sangat universal, bahwa semua manusia berasal dari diri yang satu, yaitu Nabi Adam AS. sehingga semua manusia di muka bumi ini sesungguhnya bersaudara. Karenanya kita tidak boleh membeda-bedakan bangsa yang satu dengan bangsa yang lainnya karena pada prinsipnya semua manusia itu sama. 

Banyak hikmah dan teladan yang diberikan oleh Nabi menjelang wafatnya, antara lain sebagai berikut:

- Nabi melakukan ziarah qubur ke pemakaman  Baqi serta mendoakan ahli baqi yang telah wafat di pemakaman tersebut;

- Wasiat agar jangan sampai meniggalkan shallat;

- Wasiat agar memperhatikan hamba sahaya/kaum dhuafa.

Rasul SAW wafat pada hari Senin, 12 Rabiul Awal tahun 11 Hijriyah (tanggal 28 Juni 633M) dalam usia 63 tahun 3 hari menurut perhitungan tahun hijriyah dan 61 tahun 84 hari menurut perhitungan Masehi.

Ada banyak pelajaran & hikmah yang bisa diambil dari detik-detik wafatnya Rasul SAW. Ketika malaikatul maut di izinkan Rasul SAW masuk ke rumah, Nabi bertanya "dimana engkau tinggalkan malaikat jibril?", ternyata setelah Jibril AS datang, Rasul SAW bertanya "Kaifa Takuunuu Ummatii Yaumal Qiyaamati?". "Ya Jibril bagaimana dengan umatku nanti di hari kiamat?". ini maknanya Rasul SAW sangat menghawatirkan umatnya kelak di hari Kiamat. Begitulah seharusnya sifat pemimpin yang selalu memikirkan keselamatan dan kesehjateraan orang yang dimpimpinnya. 

Wasiat Nabi menjelang wafat 

"Ash-Sholaah.....  Ash-Sholaah.... wa maa malaikat aiamaanukum?"  jangan tinggalkan shalat.... jangan tinggalkan shalat.... dan perhatikan hamba sahaya/pembantu yang ikut kalian. Disinilah pentingnya kita agar memperhatikan shallat & membantu kaum Dhuafa!

Orang yakin bahwa perintah puasa itu dari Allah, dan kemudian ia melakukan puasa Ramadhan dengan iman dan ikhlas, maka Insya Allah dosa-dosanya diampuni Allah. Begitu pula "doa orang yang berpuasa itu Mustajab". Maka jangan sia-siakan kesempatan Shiyam Ramadhan untuk berdoa, demi  kemajuan dan kemaslahatan bangsa Indonesia  yang berdasarkan pancasila dan undang-undang dasar 1945

Ada banyak orang yang ketika diajak ber i'tikaf di akhir ramadhan dia menjawab masih belum mampu. ini sebab di dalam benaknya yang disebut i'tikaf itu 10 hari full time siang dan malam di dalam masjid.

Padahal kaidah fiqih mengatakan "bila tidak bisa mengerjakan seluruhnya janganlah tinggal seluruhnya" ini artinya kalau ber i'tikaf mampunya hanya di malam hari saja begitupun boleh dan termasuk i'tikaf daripada tidak i'tikaf sama sekali

Sabda Nabi Muhammad Saw. yang artinya "apabila kalian diperintahkan untuk mengerjakan sesuatu, maka kerjakanlah semampu yang kalian mampu"

Allah memberikan posisi mulia,  terhadap Para Penyeru Kebaikan (Muslihun).  Sampai-sanpai Para Malaikat,  semut-semut yang berada di sarangnya serta ikan-ikan dilautan,  semuanya bersholawat mendoakan kepada Penyeru Kebaikan.   Bahkan saking luhurnya kedudukan Penyeru Kebaikan dimata Allah,  alquran Surat 11, surat Huud ayat 117, Allah menyatakan tidak akan membinasakan sutu wilayah atau negeri,  jika penduduknya adalah penyeru kebaikan.

Salah satu Rukun Iman yang 6(enam) itu adalah Iman kepada Rasul rasul Allah. Dimana Rasul yang terakhir adalah Nabi Muhammad SAW.   Karena itu tugas semua orang tua dan generasi kini untuk menanamkan kecintaan kepada Nabi Muhamnad SAW,  sebagai penerus generasi Islam,  agar mencintai Nabi sejak dini.    Dalam mendidik mencintai Nabi,  harus pula dididik untuk mencintai ahlulbait Nabi.  Baik ahli bait yg karena Nasab maupun ahlibait yg karena ilmu yaitu Para Ulama.  Terlebih kepada Ulama yang sekaligus juga dzurriyah Rasul SAW.   Dengan mencintai Nabi dan ahlibaitnya semoga kelak kita mendapat Syafaat Rasulullah SAW.  Aamiin YRA.

Bila malam tiba manusia terbagi dalam tiga golongan. Sahabat Salman Alfarisi mengemukakan hal itu. Didalam tausiyahnya dihadapan para tabiin.   Golongan pertama orang yang memperoleh keberuntungan dimalam itu.  Golongan kedua orang yang terjatuh kedalam kerugian dan golongan ketiga orang yang tidak memperoleh keberuntungan dan juga tidak memperoleh kerugian.  Siapa siapa saja mereka itu?  Mari kita dengarkan tausiyah 5 menit berikut ini.  

Background Music Ya Rabbana Tarafna Instrumental By Amin Shamsul & Royhaizad

Suatu hari seorang Arab Baduy,  arab udik bertanya kepada Nabi kapan datangnya kiamat?  Nabi bukannya menjawab malah balik bertanya,  punya bekal apa engkau tanya kapan kiamat?  Arab Baduy menjawab Ya Rasul,  aku tidak punya bekal apa apa ya Rasul, tidak punya banyak bekal pahala puasa,  tidak punya banyak bekal pahala sholat dan tdk punya banyak bekal pahala sedekah.   Tetapi aku hanya punya bekal,  aku mencintai Allah dan Rasul Nya.  Nabi bersabda,  engkau kelak di akhirat bersama orang yg engkau cintai.  Maknanya Engkau kelak di surga bersama Rasul SAW.