Di sela-sela perbincangan malam itu, sebelum peribadatan dimulai, pandangan saya tertuju kepada sepasang suami istri yang tergolong baru dan satu sesepuh penganut kaum kepercayaan Sumarah.
“Saya waktu itu masih SMP tahun 1992. Dulu ada tetangga saya perwakilan ranting Sumarah di kecamatan. Dahulu saya pikir Sumarah itu belajar tenaga dalam atau Kejawen, tetapi itu salah melainkan ini kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa,” kata Heri, salah satu pengikut Sumarah.
Sebagai pengikut aliran Sumarah, sempat terlintas di benaknya bahwa terdapat stigma yang kurang baik. Namun, setelah bergabung stigma tersebut hilang karena Sumarah mempercayai Tuhan Yang Maha Esa.
“Seiring berjalannya waktu Sumarah berdampak bagi kehidupan saya. Dahulunya sifat saya keras tapi bisa lembut dan mengurangi hal-hal negatif. Jadi saya berusaha hidup dengan apa yang diajarkan Sumarah,” kata Heri.
Bagi Heri, sejak ia bergabung dengan Sumarah membawa dampak baik dalam hidupnya.
“Cara menyembah kepada Tuhan yang berkesan bagi saya. Latar belakang saya Kristen, dulu tidak pernah ada cara menyembah seperti Sumarah. Saya bisa mendapatkan ketenteraman dan kedamaian. Hal ini membuat iman semakin kuat dalam menjalani hidup,” ujarnya lagi.
Pengikut Sumarah tidak semata-mata dari lahir sudah mempercayai Sumarah. Sumarah terbuka pada siapa saja yang mau meyakini kepercayaan tersebut, seperti halnya Heri dan istrinya.
Pengalaman Heri berbeda dengan Mbah Sumarno, sesepuh yang paling lama mengikuti aliran kepercayaan Sumarah pada malam itu di
“Dulu suami saya juga penganut Sumarah jadi saya tahu, atau kalau pas latihan seperti ini saya memperhatikan dari belakang. Sumarah itu menenangkan pikiran, neram, tentrem di dalam hati sanubari,” jelas Mbah Sumarno.
Selama menganut kepercayaan Sumarah, banyak pembelajaran yang membuatnya merasa nyaman dan menenangkan hati sanubari.
“Sumarah itu pasrah dengan menyembah kepada Allah,” tutup Mbah Sumarno malam itu.
Selengkapnya di Katolikana.com: https://www.katolikana.com/2022/10/24/sumarah-tidak-memakai-sesajen-dalam-menyembah/