Share Labirin Hidup
Share to email
Share to Facebook
Share to X
Seringkali pemimpin menginginkan punya anggota team yang sama superior-nya dengan dirinya, karena tipe pemimpin seperti ini membagi tugas tetapi tidak memberikan dukungan dan monitoring yang seharusnya. Pemimpin baru cenderung punya kebiasaan ini. Untuk menjadi pemimpin efektif banyak hal yang harus diperhatikan seorang pemimpin baru, terutama karena sumber daya manusia adalah asetnya yang paling penting untuk pencapaian sasaran kerjanya.
Guyonan “Boss Tidak Pernah Salah” memang hanya guyonan. Tetapi di berbagai suasana, banyak pemimpin secara tidak sadar menghayati guyonan ini dalam gayanya memimpin team. Apakah Anda salah satunya?
Credit:
Dalam hidup tidak tersedia tombol reset. Tidak ada pengulangan.
Hidup hanya sekali dan kalau suatu momen lewat, maka hilanglah kesempatan itu dan tak kembali.
Jadikan hidup Anda bermakna!
Credit:
Karina Nielsen - Pixabay
Banyak pekerja yang menuntut gaji besar sebelum membuktikan diri bahwa dirinya adalah pekerja yang berkontribusi di atas rata-rata. Mereka juga cenderung hitung-hitungan dalam bekerja. Tipe pekerja seperti ini seringkali disebut tipe pekerja "Pak Ogah", seperti tokoh dalam kisah Si Unyil yang selalu berkata "Cepek dulu..." bila dimintai tolong atau ditanyai sesuatu.
Episode kali ini akan membahas tentang paradigma kebalikannya yang justru menjadi resep dari orang-orang bergaji atau berhonor besar.
Credit:
Orang yang insecure memiliki pendekatan hidup yang berbeda dari orang lain. Sayangnya, hal ini seringkali menghambat mereka dan membuat kehidupan sehari-hari mereka lebih sulit untuk dihadapi. Insecurity bahkan perlahan-lahan menghancurkan hidup mereka. Di lain sisi kita semua pernah mengalami rasa tidak aman dan cemas. Bagaimana caranya supaya insecurity itu tidak menjebak kita lebih dalam? Mari simak....
Credit:
Bola akan memantul jika dipukulkan pada permukaan yang keras. Semakin keras permukaan, semakin tinggi pantulan bola. Tetapi Jika dipukulkan pada permukaan lunak, bola tidak akan terpantul. Sekarang ambil sebuah bola lalu jatuhkan pada permukaan keras, tetapi tidak memantul, mengapa? Bisa jadi permukaan bola dibuat dari plastik tipis, atau bolanya kurang angin. Intinya aset bolanya tidak mencukupi untuk memantul.
Manusia bisa diibaratkan seperti bola tadi. Permukaan keras bisa adalah masalah, stress, tekanan hidup, kemalangan, trauma yang kita hadapi. Tetapi kita hanya bisa memantul dan melenting jika kita punya aset diri yang mencukupi, tanpa aset diri yang baik, kita hanya akan menjadi bola kempes di pojok jalan. Bola yang baik justru akan memantul lebih tinggi ketika jatuh pada permukaan sangat keras.
Milikilah strategi bagaimana menjadi lebih resilient, lebih tahan banting.
Credit:
Kita semua pernah menghadapi trauma, berbagai kesulitan dan tekanan hidup. Sayangnya tidak semua orang mampu memiliki resiliensi, atau daya pantul atau tahan banting yang membuat mereka menang atas kesulitan hidup tadi. Cukup banyak yang menyerah dan mengalami un-wellness dalam diri. Mari simak bagian pertama tentang Resiliensi.
Credit:
APA - Resilience
Grand Cinema – A Brave Heart: The Lizzie Velásquez Story
Topik ini dekat dalam hati saya sebab ada pengalaman hidup yang berkait dengan hal ini. Saya akan share hal ini, semoga menginspirasi.
Credit:
APA
Raina Delisle – Todaysparent.com
Kevin Macleod – There is romance
Alexandra - pixabay.com
Dale Carnegie pernah mengatakan mengasihani diri sendiri bukan hanya membuang waktu, tetapi juga kebiasaan yang sangat buruk. Bahkan saya pernah mendengar self pity seperti upaya mengorbankan diri sendiri, tanpa ada keuntungan yang sama sekali bisa diperoleh. Namun kita pernah melakukannya, apapun penyebabnya. Self pity adalah strategi hidup yang buruk dan dapat menjerat kita selamanya. Jangan sampai terjebak self pity, yuk simak episodenya.
"Seandainya saja...", "Enak kali ya kalau..." Nah biasanya kalimat itu muncul sebelum kita melamun, pikiran melayang-layang ke tempat atau peristiwa yang bukan saat ini. Benar kan? Ternyata pikiran yang berkeliaran itu bisa menjadi penyebab kita masih saja menjadi pengejar kebahagiaan. Podcast kali ini diilhami penelitian Matt Killingsworth - so enjoy....
Credit: Matt Killingsworth, Ph.D
The podcast currently has 23 episodes available.