#Kita_Bercerita5. Dalam sebuah hubungan, tidak ada kata paling menyesakkan selain perselingkuhan. Selingkuh itu gampang, gampang banget, serius. Makanya cuma dilakuin sama orang-orang yang gampangan. Berikut ceritanya.

#Kita_Bercerita4. Menjadi seorang santri adalah sebuah pengalaman berharga tersendiri, karna banyak hal-hal berharga yang bisa kita dapatkan dan ngga akan bisa kita temui di dunia luar. Namun bagaimana jika orang tua tidak mengizinkan menyandang gelar “santri” tersebut? Dunia memang terkadang sangat kontradisi. Berikut ceritanya.

#Kita_Bercerita3. Long distance relationship atau hubungan jarak jauh memang tidak selalu berjalan baik, demikianlah kata mereka yang telah menjalaninya. Setiap kegagalan dalam hubungan bukanlah salah siapapun, semesta memang sedang menseleksi siapa yang pantas untuk siapa. Berikut ceritanya.

Ini kutulis dan kubaca, untuk seseorang yang kelak akan menemaniku di masa depan. Kita memang ngga akan bisa memiliki seorang, dalam artian benar-benar seutuhnya. Aku yakin kata-kata ini juga bakalan related dengan keadaan kita masing-masing, terlepas siapapun yang mendengarkan suara ini. Selamat mendengarkan.

#Kita_Bercerita2. Quarter life crisis adalah masa krisis dimana awal seorang mulai mengalami kesulitan-kesulitan dalam hidupnya. Kali ini kita dapat cerita dari Karawang, seorang yang sedang mengalami fase tersebut. Emm hidup memang menyeramkan, tapi isi kepala kita jauh lebih menyeramkan. Berikut ceritanya.

#Kita_Bercerita1. Privilege adalah hak istimewa yang diberikan seseorang atau kelompok dengan dasar rasa kasih sayang, biasanya merujuk pada keluarga. Privilege juga merupakan unsur yang penting dalam kehidupan, karna seorang dapat merasakan keistimewaan dirinya lewat afirmasi/pengakuan dari orang lain. Tapi, ada beberapa orang di semesta yang tidak/belum mendapatkan hak tersebut. Berikut ceritanya.

Ngga apa-apa kok baper, itu situasi yang sangat normal dirasakan setiap orang. Karna sang pencipta berikan kita semua 2 fasilitas, yakni : hati dan pikiran. Hati ranahnya segala perasaan, sedangkan pikiran adalah ranahnya logika. Sebaik-baiknya kita bisa maksimalin keduanya, ngga cuma logika belaka, perasaanpun harus diikutsertakan.

Hidup tanpa ekspektasi adalah seperti hidup tanpa tujuan. karna disadari atau ngga, ekspektasi yang buat kita bertahan menjalani kehidupan. Perihal kecewa yang lahir dari ekspektasi, menurutku bukan soal tinggi-rendahnya frekuensi dari sebuah ekspektasi. Tapi tidak siapnya dengan hasil ekspektasi dan segala variable kemungkinan yang terjadi, dari ekspektasi yang dibuat sendiri.

Ini kutulis dan kubaca, untuk siapapun yang ingin mengenalku, atau untuk siapa yang sama sekali tak peduli siapa aku. Aku di dua mata orang yang berbeda, bisa jadi adalah dua versi diriku yang berbeda.

Episode ke-2 akhirnya mengudara. Dengan segala kebelibetan dan ketypo'annya saat merekam, tanpa teks dan tanpa edit pada bagian yang tak seharusnya. Serta dengan segala omong kosongnya, yang akhirnya merasa ngga apa-apa untuk dipublish. Inilah, podcast akward ke-2 ku. Selamat mendengarkan yaa. Jangan lupa bilang “ihh apaan sii”. hehee sehat selalu.