Sebagai bagian dari sikap hidup rohani, doa bisa dimanipulasi sebagai pertunjukan kesalehan. Doa menjadi alat agar diperhatikan orang lain. Tuhan Yesus menentang hal ini dan mengajarkan untuk berdoa kepada Bapa dari tempat tersembunyi.

Pertobatan bukanlah ekspresi orang agar terlihat pantas melakukannya sebagai perbuatan baik. Pertobatan yang sungguh-sungguh ialah pertobatan dari hati, menyesali dosa, dan kembali dengan komitmen untuk taat dan setia kepada Tuhan, hidup senantiasa di jalan Tuhan.

Tuhan mengawali memanggil dan berjanji kepada manusia untuk memberi berkat dan anugerah-Nya. Panggilan janji Tuhan ini dinyatakan kepada Abraham, bapa orang-orang beriman.

Perbedaan adalah keniscayaan. Perbedaan itu bukan untuk perpecahan atau pemisahan, namun disatukan dalam ide sebagai sesama manusia. Kesatuan itu juga diikat dalam iman kepada Yesus Kristus.

Manusia dipanggil untuk melayani kepada sesama. Yesuslah yang memanggil manusia untuk melayani sesama, untuk hidup dalam terang dan teladan-Nya. Kita belajar dari panggilan pelayanan para murid Tuhan Yesus.

Apa, kapan, dan bagaimana ibadah itu? Ibadah seringkali dipahami terbatas dalam wujud ritual keagamaan pada waktu dan ruang tertentu. Menurut kitab Roma, ibadah sejati adalah seluruh keberadaan manusia yang berkenan di hadapan Allah

Hidup manusia akan sia-sia tanpa arti dan makna dalam setiap peristiwa yang dijalaninya. Aliran Kehidupan tidak boleh berlalu begitu saja.

Manusia bisa kehilangan harapan sama sekali karena parah keadaannya. Namun Tuhan menyatakan bahwa rancangan-Nya melampaui rancangan manusia, dan tidak ada yang mustahil bagi Tuhan.

Orang-orang percaya bagi Tuhan Yesus, adalah garam dunia. Hal ini artinya memberi pengaruh dan manfaat bagi sekitarnya, meskipun sebagaimana garam tidak nampak ketika ia dirasakan, tidak terlihat oleh orang lain.

Firman Tuhan ditempatkan sebagai kebutuhan dalam hidup orang-orang percaya. Firman Tuhan bukan sampingan atau tambahan, melainkan menjadi hal utama dalam mengikatkan diri kepadaNya.