Apakah lagu pujian yang dipakai oleh gereja-gereja selalu berdasarkan doktrin dan pengajaran alkitabiah? Berdasarkan temuan Adri Prematura Wicaksono, ternyata penetapan corak dan lagu pujian sangat dipengaruhi oleh otoritas dan kuasa gereja: siapa yang menentukan keputusan dalam gereja tersebut. Dalam diskusi yang menarik ini, percakapan mengenai lagu pujian juga menyentuh masalah identitas komunitas, corak lagu apa yang seharusnya dinyanyikan, dan bagaimana mengambil keputusan mengenai lagu ibadah. Simak podcast ini dan semoga menjadi berkat. 

On June 28, during the Second Global Mennonite Peacebuilding Conference and Festival in Amsterdam, the Netherlands, Theovlogy's admin Perdian Tumanan interviewed Ben Goossen, a Ph.D. candidate in History at Harvard University, Cambridge, MA, USA. Ben has published his first book entitled Chosen Nation: Mennonites and Germany in a Global Era (Princeton University Press, 2017). In this interview, Ben touches on the importance of studying history and why it matters for theologians and religious scholars to study history. 

Efraim dari Suriah mungkin nama yang tidak dikenal oleh banyak orang Kristen Indonesia. Sejatinya, ia adalah pemikir yang sangat penting dalam sejarah. Namanya tercatat sebagai "doktor Gereja" di Gereja Katolik. Berarti, pemikiran Efraimi diacu oleh Gereja sebagai otoritas doktrin. Cara berteologi Efraim sendiri unik, ia tidak menulis dalam narasi atau traktat-traktat logis. Tulisan-tulisannya berisi syair dan doa. Dalam podcast kali ini, kita kan diantar untuk mengenal pemikiran Efraim dari Suriah. Adi Widya Nugroho, admin Theovlogy yang juga menulis tentang Efraim pada karya tulis finalnya mengantar kita untuk berkenalan dengan Efraim. Selamat menikmati. 

Hildegard adalah seorang perempuan istimewa yang hidup di akhir abad ke-11 dan awal ke-12. Ia seorang kepala biara khusus perempuan, teolog, penyair, pemusik, ahli herbal, dan astronom. Ya, Hildegard adalah salah seorang jenius di zamannya. Dalam obrolan kali ini, Dina Elisye Siahaan menguraikan kekayaan teologi Trinitaris Hildegard, ditilik dari lagu yang digubahnya, "O virtus Sapientiae." Dengan kekayaan metafora yang luar biasa, Hildegard mampu merefleksikan Allah dengan begitu mendalam. Tidak heran, pada tahun 2012, Hildegard diangkat sebagai salah satu dari 4 orang perempuan yang adalah doctors of the Church dalam Gereja Katolik Roma (selain Katarina dari Siena, Teresa dari Avila, dan Teresa Lisieux). Bagaimana pemikiran Hildegard selanjutnya? Semoga podcast kali ini menjadi berkat!  

Julian dari Norwich, seorang anchoress yang hidup di akhir abad ke-14 dan awal ke-15, adalah seorang teolog yang asing bagi kebanyakan orang Protestan Indonesia. Ia adalah pribadi yang misterius, karena kita tidak banyak tahu latar belakangnya dan keluarganya. Ia hidup di konteks negara Inggris dan Gereja Katolik Roma sedang mengalami goncangan yang luar biasa. Sekalipun seorang yang mengaku sederhana dan tidak terpelajar, gaya tulis Julian sangat indah. Keindahan tulisannya dapat dibandingkan dengan pujangga Geoffrey Chaucer yang juga hidup pada zaman yang sama. Akhir-akhir ini, para teolog kembali menilik pemikiran teologis Julian. Dalam podcast kali ini, admin Nindyo Sasongko ingin mengajak sobat Theovlogy untuk menggali makna keselamatan menurut Julian dari Norwich dan apa pentingnya bagi kita yang hidup pada masa kini. Semoga menjadi berkat untuk kita semua. 

Dalam teologi Kristen, pemikiran Neo-platonis coincidentia oppositorum diusung dan diperkenalkan oleh salah satu jenius Kristen di abad ke-15 bernama Nicholas Cusanus. Cusanus mencoba melihat lebih dalam hal-hal yang tampak bertentangan; bahwa di dalam hal-hal yang tampak bertolak belakang, terdapat akar yang sama. Bagaimana pemikiran Cusanus dapat diterapkan dalam dunia kita sehari-hari? Mungkinkah? Pada obrolan kali ini, Jessica Layantara akan mengantar kita untuk memahami kehidupaan dan karya Cusanus, dengan menitikberatkan pada pemikiran Cusanus mengenai kesatuan dari yang bertentangan. Semoga menjadi berkat.

Adakah filsuf yang masih Kristen? Dalam kegundahan untuk menemukan jawaban atas pertanyaannya, Liem Nugroho memulai peziarahan intelektualnya, dengan mulai menyelami para pemikir Eksistensialis. Tak puas dengan Jean-Paul Sartre, Liem akhirnya menambatkan embaranya pada filsuf Denmark Søren Kierkegaard. Bagi Liem, Kierkegaard selaras dengan pergumulan batinnya. Melalui pemikiran Kierkegaardlah, Liem mencoba menemukan kembali apa arti iman yang autentik. Bersama para admin Theovlogy, percakapan ini merentangkan riset akhir Liem sebelum ia berhak menerima gelar sarjana dalam bidang teologi. Lebih jauh, Liem menolong para sobat Theovlogy untuk memikirkan apakah mereka berani hidup dalam iman yang sejati. Kiranya podcast kali ini menjadi berkat bagi kita semua! Selamat menikmati. 

Apa makna keselamatan bagi seorang bernama Martin Luther? Martin Luther adalah seorang Reformator utama dari Jerman. Gerakannya di abad ke-16 menyentakkan Gereja pada waktu itu. Bagi Luther, seseorang diselamatkan hanya oleh anugerah Allah. Allah memperhitungkan kebenaran yang ada pada Kristus kepada orang berdosa. Dan oleh karena itu, manusia diampuni dan dinyatakan benar. Namun, ia tetap seseorang yang sekaligus berdosa dan dibenarkan. Apa pentingnya ajaran Luther yang seperti ini? Semoga obrolan kali ini menjadi berkat untuk kita semua. 

Apaan sih Theovlogy itu? Mengapa Theovlogy ada? Sejak semula, Theovlogy tidak dimaksudkan untuk mengasah intelektual. Terlebih dari itu, Theovlogy adalah sebuah embara spiritual, embara yang melihat bahwa Allah dapat ditemukan di mana saja. Lalu, bagaiamana kami para admin menemukan Allah di dalam Theovlogy? Mendulang dari cara berefleksi yang diajarkan oleh Ignatius dari Loyola, obrolan kali ini memfokuskan pencarian akan Allah ini. Simak kilas balik para admin, dan kiranya menjadi berkat untuk para sobat Theovlogy juga. 

Apa kaitan Allah dengan waktu? Kajian mengenai Allah telah banyak dibahas di teologi. Namun tidak demikian dengan waktu. Sedikit sekali teolog yang membahas mengenai waktu. Dalam podcast kali ini, Devina Benlin Oswan, alumna STT Reformed Indonesia dan pengerja di GII Hok Im Tong Semanggi mendedah relasi Allah dengan waktu, dengan menitikberatkan pada waktu. Untuk membahasnya, Devina memanfaatkan filsafat analitik, karena baginya filsafat ini menolong untuk memperjelas definisi dan konsep. Hasilnya adalah sebuah percakapan yang sangat menarik. Dengan memahami relasi Allah dengan waktu, orang Kristen kiranya akan semakin memahami apa arti kedekatan Allah di tengah-tengah segala pergumulan kita. Ingin tahu selanjutnya? Jangan lewatkan podcast ini. Semoga menjadi berkat untuk kita.