Oleh karena tulisannya seperti pewartaan sabda, teologi Barth pernah dianggap tidak ilmiah. Dan oleh karena teologinya tidak memakai lokus dan istilah Kristen, teologi Paul Tillich pernah dianggap bukan Kristen. Benarkah Barth tidak tahu wacana teologis dan Tillich telah meninggalkan doktrin Kristen? Obrolan Daniel Sihombing dan Nindyo Sasongko kali ini mendiskusikan masalah ini. Asumsi ini tentu tidak benar. Lalu bagaimana yang sebenarnya? Ikuti dan podcast diskusi yang kaya ini. Semoga menjadi berkat. 

Alkitab tak jarang dipakai sebagai senjata politik pihak tertentu untuk memenangkan suara masa. Berarti, Alkitab yang bagi orang Kristen diakui sebagai otoritas tertinggi kehidupan umat dapat disalahfungsikan untuk kepentingan tertentu. Namun, dapatkah Alkitab bebas dari fungsi politisnya? Jika tidak, bagaimanakah seharusnya Alkitab dipakai dalam kancah politik? Obrolan admin-admin Theovlogy ini kiranya memantik pertanyaan dan diskusi lebih lanjut bagi para sobat Theovlogy. Dan semoga menjadi berkat!

Perkembangan teologi Katolik modern tidak dapat dipisahkan dari Ressourcement. Secara harfiah, kata ini berarti "kembali ke sumber." Pada awal abad ke-20, para teolog modern menyadari bahwa gaya pendidikan teologi klasik yang mengutamakan Manual tidak mampu mengikuti perkembangan zaman. Gaya seperti ini mendaku bahwa kebenaran telah dimiliki oleh Gereja Katolik. Para teolog tersebut kemudian kembali ke sumber berteologi. Ada yang bergiat menjadi ahli-ahli biblika. Ada juga yang menggali sumber-sumber patristik dan pemikir abad pertengahan. Ressourcement sangat berpengaruh terhadap Konsili Vatikan II (1962-65). Nah, bagaimana hal-ikhwal gerakan pembaruan teologi dalam Gereja Katolik ini? Simak podcast ini. 

Jika di tradisi Katolik dikenal Ressourcement, di dalam lingkungan Injili kini dikenal gerakan retrieval dalam berteologi. Teolog-teolog Injili modern kini juga menggali pemikiran bapa-bapa gereja dan abad pertengahan, baik dari tradisi Ortodoks dan Katolik. Simak obrolan bersama Fandy Handoko Tanujaya, alumnus STT Amanat Agung dan Trinity International University, Deerfield, IL, Amerika Serikat. 

"Apa kaitan Yerusalem dan Atena?" Pertanyaan ini pernah ditanyakan oleh Bapa Gereja Tertulianus. Dalam sejarah, relasi tradisi Kristen dengan filsafat selalu berada dalam tensi: kadang dekat tetapi kadang jauh, di satu masa filsafat dihayati sebagai yang sangat penting, di masa yang lain dijauhi. Bagaimana seharusnya? Apakah filsafat tidak seharusnya mendapat tempat dalam teologi? Simak podcast yang satu ini. 

N. T. Wright dapat dikatakan merupakan salah satu pakar Perjanjian Baru ternama pada era sekarang. Selain proyek penulisan buku sejarah Kekristenan yang banyak menjadi referensi banyak sekolah teologi, Wright juga berbicara mengenai teologi publik. Teologi Publik, Wright percaya, tidak dapat dilepaskan dari pemahaman "ciptaan baru."  Bagaimana pemikiran Wright ini dimanfaatkan dalam konteks Indonesia? Diskusi lebih jauh akan dipandu oleh tamu Theovlogy kali ini, Febrianto Tayoto, alumnus STT SAAT dan pengerja di Gereja Kristus Yesus Grenvil, Jakarta.  

Dalam podcast kali ini, kita akan belajar tentang cross-cultural hermeneutics. Mungkinkah membaca Alkitab dengan budaya dan tradisi lain lain di luar "Christian worldview"? Archie Lee, ahli tafsir PL dari Hong Kong, menawarkan sebuah metode yang ia sebut sebagai "cross-cultural hermeneutics."   Bersama dengan Albert Teguh Santoso, kandidat M.Div. di Fakultas Teologi, Universitas Kristen Duta Wacana, Yogyakarta, yang tengah menggumuli teks Kristen dan Budhis, diskusi Theovlogy kali ini dilakukan. Jangan lewatkan percakapan yang sangat menarik ini!

Diskusi Teologi dan Kebudayaan adalah sebuah lokus klasik dalam teologi Kristen. Tradisi Protestan harus diakui merupakan keturunan tradisi Barat dan sudah barang tentu sedikit banyak mengadopsi cara pandang tradisi Barat mengenai kebudayaan. Bagaimana Kekristenan di Indonesia melihat kebudayaan? Bersama Adrianus Yosia, M.Div., podcast kali ini akan mendedah tema klasik ini. Adrianus Yosia meraih M.Div-nya di Seminari Alkitab Asia Tenggara, dan sedang mempersiapkan diri untuk studi lanjut ke Amerika Serikat. Semoga menjadi berkat!

Teologi Interkultural mungkin merupakan kajian yang tidak cukup dikenal di kalangan Kristen Protestan. Apa perbedaan teologi interkultural dengan teologi kontekstual? Percakapan ini mengantar kita memahami kartografi teologi interkultural.   Bersama Elim Wilsen Taruk, yang meraih gelar magister dalam bidang Intercultural Studies dari Universitas Goettingen, Jerman. Simak podcast ini. 

Eksegesis kerap dipahami sebagai menarik berita dari teks suci melalui metode historis-kritis dan gramatika. Namun, hermeneutika tidak hanya metode seperti ini. Theovlog kali ini mengantar kita memahami pendekatan baru dalam mencari makna teks, yang dikenal sebagai Theological Interpretation of Scripture (TIS).   Bersama Carmia Margaret, mahasiswa terakhir S.Th. di STT SAAT, Malang. Simak dan semoga menjadi berkat!