Kemampuan konstituen untuk berpartisi dalam proses pemilihan representasinya dalam politik merupakan sebuah aspek demokrasi yang tidak dapat tergantikan. Namun, pada prakteknya, tidak ada satupun implementasi demokrasi yang sempurna dan bukan merupakan sebuah kejutan bahwa dalam suatu negara demokrasi pun, terdapat pelestarian praktik atau budaya politik non demokratis. Salah satunya adalah politik dinasti. Meski cenderung diasosiasikan kepada pemerintahan monarki, sebuah demokrasi tidak lepas dari pengaruh praktik tersebut dan Indonesia pun demikian. Langgengnya politik dinasti dan patronase politik di Indonesia mampu menimbulkan efek negatif terhadap legitimasi konstituen dalam menentukan pemimpinnya dan menghambat adanya monopoli kepentingan oleh kelompok elitis. Namun, apa sebenarnya yang mempengaruhi praktik tersebut untuk bertahan, bahkan hingga masa Reformasi? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, Demos’ Delights telah kehadiran M Perdana Karim, Nafi Dian Rama W, Stanislaus Axel Paskalis, Clara Medina Maretty dan Gerry Sheva I., yang akan mengajak para pendengar untuk mengkaji bersama dan secara lebih mendalatam mengenai apa itu politik dinasti, faktor yang mempengaruhinya, pemaparan berbagai contoh rezim politik dinasti yang telah ada di Indonesia serta solusi kedepannya. (Siniar ini adalah bagian 5 dari seri "Demokrasi dan Kontestasi").