Pernahkah Anda bayangkan di suatu hari Minggu pagi tidak ada lagi ibadah, tidak ada lagi pendeta, bahkan tidak ada lagi gereja? Mungkin kita bisa mengisi hari Minggu pagi dengan olahraga, nonton film, jalan-jalan ke mal? Namun, bila Anda adalah seorang Kristen yang sungguh, ketiadaan gereja menjadi sebuah kehilangan yang amat dalam. Anda akan menjalani kehidupan iman sendirian dan sepi. Syukurlah, gereja masih ada. Bagaimana gereja di zaman ini mewujud? Apa sesungguhnya gereja itu dan urusannya?

Seorang anak kecil tertarik dengan Alkitab yang disertai gambar-gambar ilustrasi yang memudahkannya memahami isinya. Melaluinya ia mulai mengenal siapa Allah, apa rancangan dan kehendaknya bagi manusia. Bagi kita yang dewasa, apakah Alkitab masih menarik bagi kita? Kalau ya, apakah kita membuka, membaca, serta merenungkan maknanya setiap hari?

Pembicaraan mengenai Roh Kudus di kalangan Kristen Protestan arus utama agaknya lebih jarang ketimbang pembicaraan mengenai Allah Bapa dan Yesus Kristus. Namun, Alkitab memberi kesaksian bahwa Roh Kudus adalah Pribadi Allah yang nyata. Bagaimana kita mesti menempatkan Roh Kudus dalam hidup kita?

"Kok orang Kristen masih suka menggunjingkan orang?", "Kok gereja pecah?". Beberapa ungkapan tadi tidak jarang membuat orang meragukan kekristenan. Orang kadang menyamakan begitu saja antara agama Kristen dan iman Kristen. Padahal, keduanya berbeda! Apa bedanya?

Mengapa manusia beragama? Seringkali jawabnya begitu sederhana: supaya selamat! Namun, apa itu keselamatan? Apakah saat ini kondisi kita tidak selamat? Bila ya, bagaimana kita bisa selamat?

Apa yang kita fokuskan, disanalah pikiran dan tindakan kita tersalurkan. Kalau kita fokus pada dosa, maka demikian pula hati dan pikiran kita. Namun, apakah dosa itu? Apa dampaknya terhadap relasi kita dengan Allah?

Sebelum jatuh dalam dosa, manusia hidup bersama Tuhan. Ia hanya mengenal hal yang baik. Namun, saat melanggar batasan yang Tuhan tetapkan, manusia menjadi tahu yang baik dan yang jahat. Lalu, apa masalahnya ketika manusia tahu tentang yang baik dan jahat?

Siapakah manusia? Apa yang menyamakan sekaligus membedakannya dengan makhluk lainnya? Manusia seperti apakah yang Allah rancang?

"Orang itu sangat baik." Apa artinya baik? Bisa jadi orang itu dikatakan baik karena telah memberi sesuatu yang menyenangkan hati kita. Lalu, kalau Allah dan yang diciptakan-Nya dikatakan baik, apakah memiliki arti yang sama?

Gambaran kita mengenai Allah bisa jadi mengalami perubahan. Bisa jadi gambaran kita mengenai-Nya berdasarkan pengalaman awal kita berelasi dengan orang tua kita. Lalu, bagaimana firman Tuhan sendiri menyaksikan tentang-Nya?