Bab ini adalah pengingat tentang kewajiban bagi para jemaat untuk setia dalam situasi kehidupan sehari-hari. Saat itu, masyarakat masih sederhana dan terbagi sebagian besar antara orang merdeka dan para hamba, wanita dan lelaki, orang tua dan orang muda. Untuk masa kini, kita perlu melihat lebih kepada tanggung jawab masing-masing pribadi dalam kehidupan ini. Kiranya dalam setiap kewajiban yang kita lakukan, mampu menghasilkan buah yang baik. Kristus berkorban untuk kita dan hendaknya pengorbanan itu tidak disia-siakan. Paulus menggaris bawahi pesan Kristiani bahwa: Hidup adalah anugerah, hadiah Tuhan dan hendaknya menghasilkan buah-buah kebaikan dan rekonsiliasi yang menjauhkan manusia dari cinta diri. Cinta diri atau hidup yang berpusat pada ego pribadi akhirnya malah akan melumpuhkan diri manusia sendiri. Ayat 14 berbicara tentang Kristus yang memberikan diriNya dan pengorbanan ini utamanya untuk memurnikan siapa saja yang menjadi pengikut Kristus. Pada kenyataannya, dengan menatap lekat Yesus, sedikit demi sedikit, kita melepaskan apa yang jahat dan keras di dalam diri kita masing-masing. Ayat 12 berbicara tentang Tuhan sendiri yang membawa kita untuk memurnikan motivasi diri dan hati kita. Bertanggungjawablah karena praktik kehidupan Kristiani membawa kita pada karakter hidup yang sungguh-sungguh (serius, tidak seenaknya).Berlaku adil kepada sesama dimulai dengan menjadi adil dan setia dihadapan Allah, sedangkan melayani Tuhan berarti berlaku tulus sejak awal mulanya.