Dosa yang melekat pada kedagingan manusia, yang tak bisa dibersihkan oleh hukum Taurat, telah dibersihkan oleh Allah sendiri. Allah berkarya melalui Yesus yang datang dalam rupa manusia (daging) yang dikorbankan untuk penebusan dosa kita yang hidup dalam kedagingan (hawa nafsu, cinta diri, dan berbagai macam kecemaran). Untuk itulah Allah hadir dalam rupa sang Anak ditengah-tengah keluarga manusia biasa. Kasih Allah begitu besar untuk dunia hingga ia mengutus anakNya yang tunggal. Dosa kedagingan manusia telah ditanggung Yesus, sang domba Paskah di kayu salib supaya kita bisa hidup menurut Roh dan bukan lagi menjadi hamba dosa. Selama kita hidup dan melekat dalam daging, godaan selalu ada. Namun, hidup kita telah dimenangkan oleh pengorbanan Kristus dan kita diundang untuk hidup baru di dalam Roh. Karena keinginan daging adalah maut, tetapi keinginan Roh adalah hidup dan damai sejahtera (ayat 6). Pada akhir bab 8, Paulus mengingatkan bahwa tak ada seorangpun/sesuatupun yang bisa memisahkan kasih Allah, yang ada dalam Kristus Yesus. Bahkan mautpun tak bisa memisahkan kasih Yesus kepada manusia. Jadi, yakinlah akan iman kita karena saat Allah ada dipihak kita, siapakah yang akan melawan kita (ayat 31).