Apa itu pendekatan canonical interpretation of the Bible?  Iklim kesarjanaan biblis telah berubah secara dramatis dalam dekade-dekade terakhir. Dua abad dominasi analisis historis kritis telah dijungkir-balikkan dengan minat terhadap Interpretasi Teologis Alkitab. Adalah karya Brevard Childs di tahun ’80-’90 yang mendorong gerakan penting ini. Childs tentu bukanlah satu-satunya pribadi yang bertanggung jawab dalam menyudahi hegemoni pendekatan kritis terhadap Alkitab, adalah penting bagi sarjana biblis mana pun untuk menelaah tempat penting Childs dalam transformasi kesarjanaan biblis. Bersma Hendrawan Wijoyo, pengerja di Gereja Pemberita Injil, Jakarta, dan alumnus STT SAAT, Malang. Mari simak. 

Apa dan bagaimana seharusnya seorang Kristen memilih dalam pemilu? Harus memilih mana? Dalam obrolan kali ini, admin Theovlogy tidak hendak memberikan preskripsi mengenai kriteria calon mana yang harus dipilih, tetapi bagaimana memilih secara Kristen. Hasilnya tentu diserahkan kepada masing-masing pribadi. Sobat Theovlogy juga tidak diminta untuk mengikuti anjuran dari para admin. Namun kiranya obrolan kali ini memunculkan beragam refleksi lebih lanjut guna berpartisipasi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. 

Kaum muda adalah kaum yang termarjinalkan, demikian keyakinan Ivan Christian,  youth pastor di Gereja Kristen Baptist Jakarta Jemaat Cengkareng dan mahasiswa M.A. in Youth Ministry di Malaysia Baptist Theological Seminary, Penang. Robert N. Butler adalah orang pertama yang memunculkan istilah ageism, dan ia mengartikan istilah tersebut sebagai sebuah prasangka atau diskriminasi berbasis usia kepada kelompok usia tertentu. Karena itu, pelayanan kaum muda niscaya memerlukan terobosan baru untuk menjangkau dan merangkul kaum muda. Inilah yang dipergumulkan oleh Pak Ivan dalam pelayanannya. Kaum muda, baginya, memerlukan teladan. Dan karena itu, bila mereka mendapatkan banyak mentor, maka mereka akan mampu mengembangkan kedewasaan diri dengan lebih baik. Selanjutnya? Simak obrolan menarik kali ini. 

Dalam sejarah Indonesia, etnis keturunan Tionghoa kerap menjadi target kekerasan baik dalam sekala lokal maupun nasional. Peristiwa Mei 1998 merupakan kekerasan masif yang menyebabkan kelompok etnik ini sebagai korbannya. Dipandu oleh David Tobing, dosen di Universitas Pelita Harapan dan alumnus pascasarjana dari STF Driyarkara, podcast ini mendiskusikan temuan Pak David ketika meneliti mengenai etnis Tionghoa. Diskusi ini tentu bukan diskusi yang komprehensif, namun sobat Theovlogy kiranya menemukan gagasan yang menantang eksplorasi lebih lanjut. 

Dewasa ini, agama selalu identik dengan kekerasan. Tak jarang, agama dianggap penyebab kekerasan. Namun di sisi lain, umat beragama juga dijadikan korban di tengah persengketaan politik di pelbagai belahan dunia. Bagaimana teologi berbicara tentang hal ini? SImak obrolan mengenai kekerasan yang mengorbankan sesama, dan kaum beragama menjadi target penindasan. 

Kelahiran Republik Indonesia diwarnai oleh kontestasi agama. Warisan ini tetap dapat kita rasakan sampai saat ini. Ketegangan yang disebabkan karena agama masih dapat ditemukan dalam keseharian kita. Terdapat kekhawatiran, akankah Indonesia menjadi negara agama? Dalam obrolan kali ini, Mikhael Sihotang, alumnus STFT Jakarta dan mahasiswa pascasarjana di Universitas Goettingen, Jerman, mendedah problematika ini. Bagaimana orang Kristen sebagai golongan minoritas memosisikan diri dalam kontestasi ini? Simak obrolan menarik ini. 

Apa tugas kesarjanaan biblika modern? Apakah seorang sarjana biblika sekadar menggali teks suci yang disebut Alkitab dan menarik berita dari dalamnya dan dengan demikian mendapatkan firman Allah? Dr. Ekaputra Tupamahu mendekonstruksi pemahaman ini. Pembacaan terhadap Kitab Suci tidak pernah imun dari konteks dan lokasi sosial. Karena itu, pembacaan terhadap teks selalu politis. Politik pembacaan ini entah berpihak kepada kaum dominan atau kaum marjinal. Secara khusus Pak Eka menyoroti masalah rasisme dan isu bahasa. Jangan lewatkan obrolan kali ini. Sobat Theovlogy dapat memiliki perspektif yang berbeda setelah menyimak podcast kali ini. 

Teologi dan kematian Allah? Dua pokok pemikiran yang saling bertentangan? Jika Allah mati, mungkinkah teologi? Obrolan kali ini mengangkat topik dari apa arti salib tempat kematian Kristus hingga paham Allah mati. Pendekatan yang admin pakai di sini bukanlah apologetika atau pertahanan iman. Sebaliknya, admin memberanikan diri menelisik pertanyaan tentang bagaimana memikirkan ulang mengenai kematian dan adakah kematian di dalam Allah. Hasilnya? Dipersilakan sobat Theovlogy untuk memutuskan. 

Obrolan kali ini membahas pemikiran Ernesto Laclau, yang dikenal sebagai pelopor pemikiran pasca-Marxisme. Admin Perdian Tumanan mengantar kita untuk memahami pemikiran populisme Laclau sambil mencermati konteks dunia pada era sekarang ini. Hasilnya? Sebuah percakapan yang sarat ide namun menarik untuk terus dipikirkan. Laclau tentu saja bukanlah satu-satunya pemikiran yang menawarkan gagasan untuk melihat kondisi dunia. Justru di sini, diskresi atau pertimbangan sobat Theovlogy sangatlah penting. Mari simak obrolan ini. 

Musik yang seperti apa yang seharusnya dipakai dalam peribadahan Kristen? Pertanyaan ini selalu mengundang kontroversi. Sebagian gereja, khususnya yang masih beraliran tradisional, menabukan pemakaian instrumen modern seperti band. Sungguh, kontroversi ini tidak kunjung selesai di banyak gereja. Dalam obrolan kali ini, Theovlogy bercakap-cakap dengan Jimmy Setiawan, direktur Wonder of Worship Ministry dan alumnus Calvin Theological Seminary, MI, dalam bidang liturgi, guna membahas prinsip-prinsip pemakaian instrumen ibadah. Ketimbang bertanya "Bolehkah?", Pak Jimmy mengajak kita untuk bertanya, "Mengapa?" atau "Apa dasarnya?" Sehingga obrolan kali ini pun menjadi sangat inspiratif dan kaya. Ingin tahu selanjutnya? Simak podcast ini.