Alkisah, ada seorang janda yang tidak mempunyai anak bernama Mbok Srini. Ia didatangi raksasa yang memberinya biji timun. Biji ini akan memberikan dia seorang anak, tetapi kelak anak itu harus diserahkan kepada Raksasa untuk dimakan.
Mbok Srini pun menanam biji itu. Tak lama, tanaman itu berbuah timun emas. Ia membelah buah tersebut dan kaget karena isinya bayi perempuan, yang dinamainya Timun Mas.
Ketika Timun Mas tumbuh dewasa, Mbok Srini bermimpi didatangi raksasa. Karena takut, ia menemui seorang petapa. Petapa itu memberikan empat bungkusan kecil, berisi biji timun, jarum, garam, dan terasi.
Suatu hari, Mbok Srini meminta Timun Mas pergi. Raksasa pun mengejarnya. Timun Mas membuka bungkusan pertama, seketika muncul ladang timun. Ketika Raksasa mulai mendekat lagi, Timun Mas membuka bungkusan kedua. Dalam sekejap, tumbuh pohon-pohon bambu yang runcing. Raksasa terus mengejar meski terluka. Timun Mas membuka bungkusan ketiga. Daerah sekitarnya menjadi lautan luas. Namun, raksasa itu bisa melewatinya. Dengan ketakutan, Timun Mas melempar bungkusan terakhir yang berisi terasi. Sekelilingnya berubah menjadi lautan lumpur yang mendidih. Raksasa pun tewas. Selamatlah Timun Mas. Ia dan ibunya hidup bahagia.