Fluent Fiction - Indonesian:
Surviving the Storm: A Journey Through Jakarta's Dark Tunnels Find the full episode transcript, vocabulary words, and more:
fluentfiction.com/id/episode/2025-11-08-08-38-20-id
Story Transcript:
Id: Langit Jakarta meredup, seakan-akan ikut tenggelam dalam keruntuhan kota.
En: The sky over Jakarta dimmed, as if it were sinking into the city's collapse.
Id: Gemuruh reruntuhan terdengar dari kejauhan, seolah-olah mengingatkan bahwa tidak ada bagian kota ini yang aman.
En: The rumble of debris could be heard from afar, serving as a reminder that no part of the city was safe.
Id: Di bawah tanah, dalam lorong-lorong gelap sistem MRT yang tergenang air, tiga sosok bergerak dengan hati-hati: Adi, Sari, dan Budi.
En: Underground, in the dark tunnels of the flooded MRT system, three figures moved cautiously: Adi, Sari, and Budi.
Id: “Cepat, kita harus mencapai tempat aman sebelum malam tiba,” desis Adi, berusaha menunjukkan semangat meski tubuhnya mulai lelah.
En: "Hurry, we must reach a safe place before night falls," Adi whispered, trying to show enthusiasm despite his body growing tired.
Id: Tangannya menggenggam obor kecil, satu-satunya sumber cahaya mereka.
En: His hand clutched a small torch, their only source of light.
Id: Air dingin mencapai lutut, membuat setiap langkah terasa berat.
En: The cold water reached their knees, making every step feel heavy.
Id: Sari, dengan rambut panjangnya yang kusut, mengikuti dekat di belakang Adi.
En: Sari, with her tangled long hair, followed closely behind Adi.
Id: Matanya terus memeriksa dinding lorong, khawatir akan bahaya yang mengintai.
En: Her eyes continuously scanned the tunnel walls, wary of lurking dangers.
Id: Budi, yang paling kecil di antara mereka, memegang erat tas yang nyaris kosong.
En: Budi, the smallest of them, held on tightly to a nearly empty bag.
Id: Persediaan mereka semakin menipis.
En: Their supplies were dwindling.
Id: Lorong-lorong MRT ini dulunya sibuk dan penuh kehidupan.
En: These MRT tunnels used to be bustling and full of life.
Id: Namun kini, hanya ada sisa-sisa dari masa lalu.
En: But now, only remnants of the past remained.
Id: Garis kereta yang terlipat dan kabel-kabel menjuntai membuat jalur ini bagai labirin penuh jebakan.
En: Folded train tracks and hanging cables turned this path into a labyrinth full of traps.
Id: Pilihan ada di depan mereka: ambil jalur langsung yang berbahaya atau jalur memutar yang lebih aman tapi lebih lama.
En: A choice awaited them: take the direct but dangerous route or the longer but safer detour.
Id: Adi memikirkan janji yang dia buat—untuk menjaga Sari dan Budi tetap hidup hingga menemukan tempat yang aman.
En: Adi thought of the promise he made—to keep Sari and Budi alive until they found a safe place.
Id: Dia harus memutuskan.
En: He had to decide.
Id: "Ikut aku," kata Adi akhirnya.
En: "Follow me," Adi said finally.
Id: Dia memimpin mereka ke lorong yang nampak paling aman, meski tahu harus berhadapan dengan waktu dan nasib yang tidak pasti.
En: He led them to the path that appeared safest, even though he knew they would face uncertain time and fate.
Id: Mereka berbelok dan berjalan lebih dalam hingga bertemu genangan air lebih dalam, memperlambat langkah mereka.
En: They turned and walked deeper until they encountered deeper waters, slowing their steps.
Id: Saat mereka terus maju, tiba-tiba terdengar suara.
En: As they continued, a sound suddenly emerged.
Id: Sekumpulan penjaneat menghadang jalan mereka.
En: A group of marauders blocked their path.
Id: Orang-orang ini telah berubah menjadi kejam di tengah kekacauan pasca-apokaliptik.
En: These people had turned ruthless amidst the post-apocalyptic chaos.
Id: Adi menarik Sari dan Budi mundur ke bayangan.
En: Adi pulled Sari and Budi back into the shadows.
Id: "Kita harus cari jalan lain," bisik Adi.
En: "We have to find another way," Adi whispered.
Id: Dengan kesadaran bahwa mereka kehabisan waktu dan tenaga, Adi berkeliling, mencari celah, dan menemukan sebuah terowongan kecil yang nyaris tak terlihat.
En: With the realization that they were running out of time and energy, Adi circled around, searching for an opening, and found a small tunnel that was barely visible.
Id: Mereka merangkak masuk, berharap ini adalah jalan keluar dari kebuntuan.
En: They crawled inside, hoping it would be a way out of the stalemate.
Id: Setelah melalui jalan sempit dan berlumpur, cahaya samar terlihat dari ujung terowongan.
En: After navigating the narrow, muddy path, a faint light appeared at the tunnel's end.
Id: Dengan napas tertahan, mereka keluar di sisi lain, menemukan diri mereka di depan gerbang logam yang menjulang.
En: With bated breath, they emerged on the other side, finding themselves in front of a tall metal gate.
Id: Tempat itu ditandai dengan tanda-tanda kehidupan—sebuah tempat perlindungan.
En: The place was marked by signs of life—a shelter.
Id: Namun, tanda-tanda menunjukkan: tempat itu akan segera pindah.
En: But signs indicated that the place would soon relocate.
Id: “Mereka masih di sini,” kata Adi dengan napas tertahan.
En: "They're still here," Adi said with a held breath.
Id: Kegembiraan terpendam di matanya saat dia melangkah maju.
En: Suppressed excitement filled his eyes as he stepped forward.
Id: Meski tubuh lelah dan perut lapar, ada energi baru dalam langkah mereka.
En: Despite tired bodies and hungry stomachs, there was new energy in their steps.
Id: Mereka diterima oleh penjaga, yang menginformasikan bahwa tempat itu akan bergerak ke lokasi baru, lebih jauh dari kekacauan kota.
En: They were greeted by a guard, who informed them that the place would move to a new location, farther from the city's chaos.
Id: Adi memandang Sari dan Budi, senyum penuh harapan merebak di wajahnya.
En: Adi looked at Sari and Budi, a hopeful smile spreading across his face.
Id: Dia telah menepati janjinya.
En: He had kept his promise.
Id: Mereka selamat dan akan mendapat kesempatan untuk hidup lebih baik.
En: They survived and would have a chance for a better life.
Id: Di tengah hiruk-pikuk persiapan untuk pindah, Adi menyadari satu hal.
En: Amidst the hustle and bustle of preparation to move, Adi realized one thing.
Id: Harapan tak boleh mati di tengah ketidakpastian.
En: Hope must not die amidst uncertainty.
Id: Terkadang, janji dan keteguhan dapat membuka jalan yang tak terduga.
En: Sometimes, promises and perseverance can open unexpected paths.
Id: Mereka melangkah ke hari baru, siap menghadapi apapun yang ada di depan.
En: They stepped into a new day, ready to face whatever lay ahead.
Id: Dalam remang cahaya, cahaya harapan mulai bersinar.
En: In the dim light, a ray of hope began to shine.
Vocabulary Words:
- dimmed: meredup
- rumble: gemuruh
- debris: reruntuhan
- cautiously: dengan hati-hati
- clutched: menggenggam
- wary: khawatir
- lurking: mengintai
- dwindling: menipis
- remnants: sisa-sisa
- labyrinth: labirin
- traps: jebakan
- detour: memutar
- uncertain: tidak pasti
- marauders: penjaneat
- stalemate: kebuntuan
- navigate: melalui
- faint: samar
- bated breath: napas tertahan
- shelter: tempat perlindungan
- relocate: pindah
- amidst: di tengah
- perseverance: keteguhan
- chaos: kekacauan
- emerged: keluar
- shadows: bayangan
- circled around: berkeliling
- opening: celah
- suppress: menahan
- hesitation: keragu-raguan
- delight: kegembiraan