Fluent Fiction - Indonesian:
Unveiling Secrets: A Moment of Truth Amid Jakarta's Art Find the full episode transcript, vocabulary words, and more:
fluentfiction.com/id/episode/2025-05-24-22-34-01-id
Story Transcript:
Id: Langit Jakarta terlihat cerah tanpa awan di hari Waisak itu.
En: The sky over Jakarta appeared clear and cloudless on that Waisak day.
Id: Udara terasa kering, khas musim kemarau, ketika Rizki dan Sari melangkah memasuki Galeri Nasional Indonesia.
En: The air felt dry, typical of the dry season, as Rizki and Sari stepped into the Galeri Nasional Indonesia (National Gallery of Indonesia).
Id: Aroma dupa dan bunga teratai menyambut mereka, menambahkan suasana damai.
En: The scent of incense and lotus flowers greeted them, enhancing the serene atmosphere.
Id: Di luar, perayaan Waisak terasa syahdu dengan pawai lentera dan alunan genta.
En: Outside, the Waisak celebrations felt solemn with a lantern parade and the ringing of bells.
Id: Rizki, seorang penggemar seni yang antusias, berjalan pelan menyusuri lorong-lorong galeri.
En: Rizki, an enthusiastic art lover, walked slowly through the gallery's corridors.
Id: Jiwanya penuh keraguan akan keputusan yang baru-baru ini diambilnya.
En: His heart was filled with doubts about the decision he'd recently made.
Id: Di sebelahnya, Sari, teman lama yang sarat kenangan, tengah bergulat dengan dilema mengenai masa lalunya sendiri.
En: Next to him was Sari, an old friend laden with memories, who was grappling with her own dilemmas about her past.
Id: Keduanya pernah berbagi momen berarti yang kini menjadi rahasia di antara mereka.
En: They had once shared significant moments, now a secret between them.
Id: Mereka terhenti di depan sebuah lukisan besar yang baru dipajang di galeri itu.
En: They stopped in front of a large painting newly displayed in the gallery.
Id: Lukisan itu tampak kontroversial; pemandangan abstraknya menggambarkan dua siluet dengan latar belakang merah menyala, seakan bertikai dalam kehampaan.
En: The painting appeared controversial; its abstract scene depicted two silhouettes against a blazing red background, as if in conflict in a void.
Id: Rizki menatapnya dengan alis mengerut.
En: Rizki stared at it with furrowed eyebrows.
Id: Rasanya ada yang istimewa pada lukisan itu.
En: There was something special about the painting.
Id: Seolah-olah, ada sesuatu yang menyinggung sebuah rahasia besar yang terpendam di antara mereka.
En: It seemed to touch upon a great secret buried between them.
Id: "Iini aneh sekali," kata Rizki, suaranya bergetar sedikit.
En: "This is so strange," said Rizki, his voice trembling slightly.
Id: "Lukisan ini... seperti menceritakan sesuatu yang kita tahu."
En: "This painting... it's like it tells something we know."
Id: Sari mengangguk pelan, wajahnya berubah tegang.
En: Sari nodded slowly, her face turning tense.
Id: Dia tahu apa yang dimaksud oleh Rizki.
En: She knew what Rizki meant.
Id: Sebuah insiden di masa lalu yang mereka sembunyikan rapat dari dunia.
En: An incident from their past that they had kept tightly hidden from the world.
Id: Rizki akhirnya memutuskan bahwa saatnya membicarakan sesuatu yang telah lama terpendam.
En: Rizki finally decided it was time to talk about what had long been buried.
Id: "Sari," Rizki menghela napas, "kita tidak bisa terus-menerus mengabaikannya.
En: "Sari," Rizki sighed, "we can't keep ignoring it.
Id: Mungkin ini tanda dari alam semesta."
En: Maybe this is a sign from the universe."
Id: Sari menatap Rizki dengan tatapan bimbang, namun dalam dirinya ada dorongan untuk menghadapi ketidakpastian.
En: Sari looked at Rizki with indecisive eyes, yet within her, there was an urge to face uncertainty.
Id: "Baiklah, Rizki, tapi aku khawatir tentang hasil akhirnya."
En: "Alright, Rizki, but I'm worried about the outcome."
Id: Percakapan mereka segera berubah menjadi pertengkaran sengit.
En: Their conversation quickly turned into a heated argument.
Id: Suara rendah bercampur dengan bisikan pengunjung galeri lainnya.
En: Low voices mixed with the whispers of other gallery visitors.
Id: Rizki dan Sari berdebat di depan lukisan itu, mengeluarkan emosi dan rahasia yang lama terkubur.
En: Rizki and Sari argued in front of the painting, releasing emotions and long-buried secrets.
Id: "Saat itu kita masih muda," desah Sari, air mata mengambang di pelupuk matanya.
En: "We were so young then," sighed Sari, tears welling up in her eyes.
Id: "Kita membuat kesalahan."
En: "We made mistakes."
Id: "Ya, tapi mungkin kita bisa menemukan kedamaian," jawab Rizki, nada suaranya lembut.
En: "Yes, but maybe we can find peace," replied Rizki, his tone gentle.
Id: "Kita berdua layak untuk merasa damai."
En: "We both deserve to feel at peace."
Id: Debu sejarah perlahan-lahan jatuh, dan ketegangan mulai mencair.
En: The dust of history slowly settled, and the tension began to dissolve.
Id: Dalam keheningan galeri yang penuh cermin budaya Indonesia, mereka mencapai pemahaman yang sulit.
En: In the silence of the gallery filled with the mirrors of Indonesian culture, they reached a difficult understanding.
Id: Tidak sempurna, namun cukup untuk melanjutkan hidup.
En: Not perfect, but enough to move on.
Id: Akhirnya, mereka setuju untuk melepaskan masa lalu.
En: Finally, they agreed to let go of the past.
Id: Tidak lagi sebagai beban yang menghalangi langkah ke depan, tetapi sebagai pelajaran yang membentuk mereka.
En: No longer as a burden that hindered their steps forward, but as a lesson that shaped them.
Id: Rizki belajar menerima, sementara Sari menemukan keberanian untuk melihat masa depan tanpa bayang-bayang penghakiman lampau.
En: Rizki learned to accept, while Sari found the courage to look toward the future without the shadows of past judgment.
Id: Keduanya melangkah keluar dari galeri, ke dalam cahaya matahari siang Jakarta.
En: They stepped out of the gallery into the midday Jakarta sunlight.
Id: Di antara hiruk-pikuk perayaan Waisak, mereka merasa sedikit lebih lega, membuka jalan yang baru dengan hati yang jauh lebih ringan.
En: Amidst the hustle and bustle of the Waisak celebration, they felt a little more relieved, paving a new path with much lighter hearts.
Vocabulary Words:
- cloudless: tanpa awan
- incense: dupa
- lotus: teratai
- solemn: syahdu
- enhancing: menambahkan
- corridors: lorong-lorong
- laden: sarat
- grappling: bergulat
- controversial: kontroversial
- abstract: abstrak
- silhouettes: siluet
- blazing: menyala
- void: kehampaan
- furrowed: mengernyit
- trembling: bergetar
- incident: insiden
- universe: alam semesta
- indecisive: bimbang
- heated: sengit
- emotions: emosi
- peace: kedamaian
- understanding: pemahaman
- hindered: menghalangi
- paving: membuka
- path: jalan
- dissolve: mencair
- whispers: bisikan
- buried: terkubur
- hinged: menyinggung
- gentle: lembut