Teman-teman selamat merapat ke acara Jurnal Maria Sukamto歡迎收聽瑪麗亞週記, apa kabar para JM lovers para Jmers? Semoga sehat sejahtera selalu jiwa dan raga. hari ini sangat istimewa sekali isi Jurnal, rencana semula melanjutkan cerita menu hidangan kenegaraan dari masa ke masa di Taiwan, saya tunda hingga 17 Juni pekan depan. Karena hari ini kita mendengarkan bahasan fans setia Basid Hasibuan. Mari kita simak bersama.
Semoga sehat selalu, nimbrung lagi nih ya kak, di acara Jurnal Maria kalau selama ini saya berpartisipasi di acara jelajah kuliner kini ingin berbagi pengalaman dan juga berbagi pengamatan saya terkait dengan meningkatnya jumlah masyarakat memelihara hewan peliaharaan. Berdasarkan siaran warta berita tanggal 15 April 2024 yang lalu, dan
disampaikan oleh kak Maidin, saat membacakannya terkait dengan meningkatnya jumlah masyarakat Taiwan yang memelihara hewan, hal yang sama juga terjadi di Indonesia khususnya di kota kota besar.
Kenapa saya bisa memberikan kesimpulan seperti ini, karena melihat pengamatan saya di lingkungan saya sendiri, semakin banyak orang memelihara hewan bukan hanya kucing, anjing, kelinci, berang berang, kura kura, hamster, burung dengan berbagai varian, ikan hias dan lain sebagainya. Semenjak terjadi covid 19 mungkin karena seharian di rumah dengan aktivitas duduk dan duduk lagi dari teras ke dapur, dari dapur ke kamar tidur, kamar mandi ke ruang tamu entah berapa kali bolak balik selama 2 tahun mungkin membuat jenuh, sehingga salah satu alternatifnya adalah memelihara hewan. Alternatif lainnya mungkin
sebagian memelihara tanaman bunga aneka warna, juga tanaman sayuran untuk kebutuhan sehari hari.
Dilingkungan saya, yang tadinya pet shop dan klinik hewan ada sekitar 6 lokasi di sepanjang utama yang jarak jalannya mungkin hanya 2 km. Kini sudah menjelma menjadi 13 tempat dengan jumlah dokter hewan yang super fantantis. Tadinya salah satu klinik hewan besar memiliki dokter hewan jumlahnya hanya 3-4 dokter hewan sekarang dalam satu lokasi dan merupakan klinik hewan terbesar dilingkungan rumahku kini dokter hewan yang melayani prakteknya menjadi 6-7 dokter hewan. Sebelum covid 19 klinik hewan di seputaran komplek saya tinggal yang posisinya di depan komplek tadinya hanya ada satu klinik saja dan sekarang sudah ada 4 klinik hewan dan pet shop, hanya satu aja tidak memiliki dokter jaga artinya pure pet shop aja. Perlu diketahui kalau pet shop biasanya hanya menjual terkait dengan aneka makanan dan kebutuhan hewan peliharaan hewan saja dan asosieres mainan
hingga sampo hewan. Sedangkan klinik hewan selain menjual aneka kebutuhan hewan mulai dari makanan, snack untuk hewan, vitamin, obat ringan, pasir untuk pembuangan kotoran, sampo, literbox, mainan hewan, baju untuk hewan, kandang hewan aneka ukuran dan juga
tentunya ada disediakan dokter jaga minimal satu orang kecuali kalau kliniknya besar bisa memiliki 15 – 20 dokter hewan dan puluan lagi pendamping dokter hewan.
Pertumbuhan pet shop dan klinik hewan tentunya menambah lowongan kerja bagi masyarakat yang ingin membutuhkan pekerjaan untuk mendapatkan penghasilan. Biasanya dokter hewan selalu didampingi satu dua orang asisten. Begitu juga untuk pet shop yang jualan barang minimal ada 3-4 orang baik yang menjadi kasir, jaga toko, memandikan hewan peliharaan. Antar jemput pesanan pembeli dan juga antar jemput hewan peliharaan.
Kalau ditinjau dari sudut ekonomi, tentunya peningkatan ini karena ada permintaan pasar yang naik dari sisi demandnya. Artinya banyak masyarakat yang suka dengan hewan peliharaan. Sehingga bertambah dua kali lipat dari sebelumnya. Anehnya sebelum covid 19 terjadi ada salah satu yang benar benar tutup pet shop nya karena mungkin sepi penjualan dan tidak memiliki dokter jaga dimana benar benar menjual makanan dan asesoris untuk keperluan hewan peliharaaan. Saking banyak klinik hewan dan pet shop tentunya merupakan kemudahaan bagi masyarakat untuk memilih alternatif untuk membeli keperluan hewan peliharaannya, apakah untuk makanan, pasir untuk buang air kecil dan besar hewan peliharaan, growming, vaksinasi, beli mainan dan sebagai penginapan kalau mungkin pemiliknya melakukan perjalanan ke luar kota. Sehingga hewan peliharaan tidak perlu lagi dibawa bawa hewan peliharaan tersebut cukup di titipkan di klinik hewan atau pet shop yang bayaran per hari lumayan terjangkau, makanan air minum bisa diberikan oleh pemilik pada jasa penitipan hewan peliharaan kita, atau kita juga bisa disediakan makanan sendiri untuk hewan peliharaan kita.
Pertumbuhan ini tentunya menjadi alternatif pilihan untuk membeli kebutuhan hewan peliharaan, rajin buka website untuk melihat pet shop lokasi mana yang mengadakan promo penjualan makanan, asesoris, kandang dan lain sebagainya. Hal ini mengurangi pengeluaran
yang dilakukan oleh si pemilik. Di Jakarta dan beberapa kota besar lainnya ada juga Pusat Kesehatan Hewan yang disingkat dengan pusat Puskeswan di Jakarta saya temukan ada 2 lokasi pertama di Ragunan Jakarta Selatan dan Bambu Apus Ceger Jakarta Timur.
Saya yakin di setiap kotapun di seluruh Indonesia sudah memiliki puskeswan. Puskeswan ini merupakan alternatif pilihan juga karena ini adalah milik pemerintah daerah yang biasa rutin melakukan promo vaksin, atau juga melakukan promo sterilisasi alias melakukan kebiri agar tidak meningkat populasi hewan peliharaan khususnya kucing dan anjing.
Peliharaan kucing dan anjing dengan berbagi ras yang datang dari berbagai negara menjadikan hewan peliharaan juga menjadikan sumber ekonomi keluarga. Harga yang fantantis dan super mahal menjadikan hewan peliharaan menjadi alternatif sumber nafkah keluarga. Karena harganya mulai dari ratusan ribu sampai puluhan juga tentu tergantung ras dan jenis hewannya.
Perkembangan jumlah sekolah kedokteran hewan di Indonesia pun meningkat pesat yang tadinya terkonsentrasi di pulau jawa saja, saat ini sudah bertambah pesat juga di kota kota lainnya tersebur seluruh Indonesia. Perkembangan ini tentunya tidak semata mata dibuka
pendidikan dokter hewan begitu saja oleh perguruan tinggi. Tadinya pendidikan kedokteran hewan di Indonesia terkonsentrasi di pulau jawa seperti IPB Bogor, UGM yogyakarta, Univ Airlangga Surabaya, Universitas Udayana Bali, diluar Jawa Bali hanya ada dua perguruan
tinggi penghasil dokter hewan yakni Unhas Makasar dan Univ syiah kuala Banda Aceh.
Karena melakakukan survey, dan evaluasi mendalam, terkait dengan kebutuhan akan kesehatan hewan selain dokter hewan tentunya diperlukan tenaga kesehatan hewan juga.
Tidak hanya perguruan tinggi negeri seperti tersebut di atas malah sekarang ada 3 perguruan tinggi swasta telah menghasilkan dokter hewan seperti dari kota Surabaya, Nusatenggara Barat. Disamping itu perguruan tinggi negeri lain yang ada di bandung, malang, Banyuwangi,
Kupang NTT, Padang, Pekanbaru, Jambi dan bahkan sampai Papua sudah menyiapkan tenaga medis untuk hewan. Artinya adanya animo masyarakat untuk memelihara hewan dengan memperhatikan kesehatan hewan sangat diperlukan. Peran tenaga dokter dan tenaga kesehatan hewan menjadi bagian terpenting dalam meningkatkan kesehatan hewan
Kecanggihan teknologi untuk dunia kesehatan hewan peliharaan tidak kalah canggihnya dengan dunia kedokteran manusia. Misalnya hewan peliharaan mengalami berbagai penyakit misalnya kaki patah kalau dulu biasanya saya baluri dengan sereh digeprek diikat dengan perban ditempat yang patah dengan perban atau kain kasa. Namanya
ikatan biasanya dilepasin sama hewan peliharaan kita, kini sudah bisa dilakukan dengan operasi menyatukan tulang yang patah. Mendiagnosa berbagai jenis penyakit hewan seperti jantung, pembengkakan ginjal, kena virus, emboli penyumbatan saluran darah semuanya bisa
dideteksi dengan peralatan teknologi yang canggih. Tidak hanya rontgen khusus untuk hewan peliharaan bahkan untuk penyakit organ dalam bisa dilakukan dengan kontras, untuk mememukan jenis penyakitnya. Ada USG, ada juga akupuntur khusus untuk hewan baik
akunpuntur dengan jarum yang konvensional maupun akunpuntur dengan laser. Kita tinggal pilih sesuai dengan kantong ownernya tentunya.
Dunia kedokteran hewan juga berkembang sehingga kesadaran masyarakat untuk memelihara dengan sehat perlu ditunjang dengan pemeriksaan rutin dan melakukan vaksin hewan secara rutin ke dokter hewan. Pengalaman saya saat hewan peliharaan saya kena
stroke karena obesitas, harus rawa inap dulu namun dokternya harus observasi terlebih dahulu, dengan melakukan pemeriksaan darah lengkang, rontgen, kontras untuk mendapatkan informasi yang benar benar agar tidak salah diagnosa. Sehingga memudahkan untuk
melakukan perawatan bagi dokternya. Semua pemilik hewan happy jika peliharaan sehat dan lincah
Sebagai sesama pemilik hewan peliharaan ada candaan yang menjadi obrolan tiap ketemu si jongos kucing datang, eh si babu anjing muncul lagi, anak bulunya kenapa? Sahut yang lain. Memang kita sesama komunitas atau kawan dekat bahkan bisa terkaget kaget
melihat kita bawa ke klinik hewan antrian untuk pemeriksaan kesehatan apakah itu vaksin rutin, atau mungkin growming, salon kecantikan hewan, untuk potong bulu supaya rapi, melakukan medicure pedicure hewan peliharaan. Eh ternyata juga babu kucing kamu sahut
teman lain lalu diimbuhin kawan lain how come bro ? koq bisa hahahaha. Ga marah sih Cuma dijawab senyuman aja. Kenapa kita memberikan candaan begitu, tentunya kalau kita pelihara hewan kita sebenarnya bukan tuannya . Yang menjadi tuannya itu adalah peliharaan kita karena tiap hari kita kasih makannya, bersihkan kandangnya, bersihin kotorannya, bersihin kalau hair ball berupa muntahan bulu yang suka jilat bulunya khusunya kucing dan anjing, bersihkan bekas pipisnya dan tiap hari pula kan, itu tandanya agar bersih, jangan lupa bawa ke salon agar terlihat glowing jangan kita aja yang glowing egois namanya kan
hahahaha, mandikan juga rutin minumal sekali sebulan jangan tiap minggu abis tabungan nantinya dan itu semuanya agar terlihat bersih dan sehat. Cuma manusia suka membalikkan fakta agar tidak rendah dimata orang lain sehingga disebut sebagai tuan hewan peliharaan kita padahal faktanya sebaliknya hahahahahahahaha.
Mohon maaf atas kekurangannya semoga bermanfaat, dan menghibur kita semuanya selamat berhari Senin semoga tetap semangat, salam dari Jakarta Timur. Terima kak Maria.