(Taiwan, ROC) --- Yuan Legislatif baru-baru ini menyelesaikan pembacaan ketiga amandemen "Undang-Undang Pelayanan Ketenagakerjaan", yang membebaskan lansia berusia di atas 80 tahun dari kewajiban evaluasi medis untuk memperkerjakan perawat asing.
Organisasi masyarakat khawatir hal ini akan menciptakan efek crowding out dalam perawatan dan mendesak pemerintah untuk menjamin hak prioritas perekrutan. Namun, beberapa dokter berpendapat bahwa masalah sebenarnya yang mungkin timbul adalah pembukaan ambang batas ini akan menyebabkan peningkatan jumlah pekerja asing yang melarikan diri (kaburan). Dengan diberlakukannya undang-undang baru ini, banyak kekhawatiran muncul dan masih menunggu pemerintah mengajukan langkah-langkah pendukung yang komprehensif.
Pembebasan Evaluasi untuk Perekrutan Perawat Asing bagi Lansia 80 Tahun ke Atas, Khawatir Timbul Efek Crowding Out
Yuan Legislatif baru-baru ini mengesahkan amandemen "Undang-Undang Pelayanan Ketenagakerjaan", yang membebaskan lansia berusia di atas 80 tahun dari evaluasi profesional lembaga medis untuk memperkerjakan perawat asing, atau dengan kata lain bebas dari evaluasi Indeks Barthel.
Anggota legislator dari Partai Progresif Demokratik (DPP) khawatir Taiwan saat ini sudah menghadapi gelombang perebutan pekerja migran. Setelah amandemen disahkan, maka 227.000 keluarga di Taiwan yang memperkerjakan perawat asing akan menghadapi gelombang perebutan tambahan dari 530.000 lansia, yang tentunya dicemaskan akan menjadi bencana bagi mereka yang membutuhkan perawatan intensif.
Organisasi masyarakat juga mengungkapkan kekhawatiran mereka, menganggap hal ini akan menimbulkan efek crowding out
Sekretaris Jenderal Aliansi The League For Persons With Disabillities, Hung Hsin-ping (洪心平), menyatakan bahwa perawat asing memiliki hak untuk memilih lansia dan pasien yang mudah dirawat.
Dengan dibukanya ambang batas ini, pasien yang benar-benar membutuhkan perawatan intensif mungkin kesulitan mendapatkan perawat asing di masa depan.
Hung Hsin-ping mengatakan, "Sekarang pekerja asing memiliki hak untuk berganti pekerjaan, yaitu meski sama-sama sebagai pekerja rumah tangga asing, mereka bisa memilih untuk bekerja di keluarga yang berbeda. Banyak lansia di atas 80 tahun sebenarnya tidak mengalami disabilitas, mereka lebih membutuhkan pendampingan atau bantuan pekerjaan rumah tangga, yang tentu saja jauh lebih ringan dibandingkan merawat penyandang disabilitas berat. Ini sangat menarik bagi perawat asing yang saat ini bekerja di bidang perawatan."
Perawat asing memiliki hak untuk memilih pemberi kerja, dan pemberi kerja yang mudah dirawat menjadi pilihan utama. Untuk "berhasil bersaing" mendapatkan perawat bagi lansia yang sulit dirawat, maka menambah gaji secara pribadi telah menjadi tren yang umum di masyarakat.
Sekretaris Jenderal Taiwan Alzheimer's Disease Association (TADA), Chen Yun-ching (陳筠靜), menyatakan bahwa dia memahami niat baik undang-undang ini untuk memungkinkan banyak lansia mengakses layanan perawatan tanpa harus bersusah payah.
Namun, kondisi penderita demensia sangat beragam dan mereka sering berada dalam posisi yang lemah dalam situasi perekrutan, banyak pemberi kerja harus menambah gaji secara pribadi untuk mempertahankan tenaga perawat.
Chen Yun-ching mengatakan, "Perawatan demensia memiliki lebih banyak kompleksitas dan kebutuhan tingkat tinggi, sehingga dari awal sudah tidak mudah dalam hal pencocokan dan tenaga perawat. Dalam situasi sekarang, banyak keluarga sebenarnya harus membayar lebih secara pribadi untuk mempertahankan perawat asing tersebut, jadi ada kekhawatiran bahwa dengan pasar kerja yang terbuka dan semakin diperluas ini, sebenarnya akan menimbulkan efek crowding out dalam perawatan."
MOHW dan MOL Berkolaborasi Menyiapkan Langkah Pendukung
Chen Yun-ching menunjukkan bahwa tidak hanya lansia yang memiliki kebutuhan perawatan tinggi, keluarga dengan anggota berusia di bawah 79 tahun yang tinggal sendiri atau lansia yang merawat lansia juga membutuhkan perawatan.
Di seluruh Taiwan, ada lebih dari 14.000 penderita demensia usia muda, yang juga harus mendapat kesempatan mengakses sumber daya perawatan ketika membutuhkan. Dia mendesak pemerintah untuk memantau kondisi perawatan oleh perawat asing dan menyelidiki situasi perpindahan pemberi kerja untuk mengevaluasi apakah benar-benar terjadi efek crowding out dalam perawatan.
Setelah undang-undang baru disahkan, untuk menghindari dampak terhadap hak perawatan keluarga dengan penyakit berat, MOHW akan berdiskusi dengan MOL tentang langkah-langkah pendukung, seperti membangun dan menganalisis data perpindahan pemberi kerja, serta mempertimbangkan jaminan hak prioritas perekrutan bagi keluarga dengan penyakit berat untuk menghindari perebutan pekerja.
Wakil Kepala Kantor Perawatan Jangka Panjang MOHW, Wu Hsi-wen (吳希文) mengatakan, "Bagian ini mungkin perlu kerja sama dan diskusi dengan MOL, karena beberapa data mungkin ada di MOL, jadi kita perlu kerja sama antar kementerian, termasuk langkah-langkah pendukung yang disebutkan sebelumnya, MOL juga akan mengajak kami untuk berdiskusi bersama."
Dokter: "Prioritas Perekrutan" Bisa Jadi Solusi, Pekerja Asing yang Melarikan Diri Mungkin Bertambah
Meskipun publik secara konsisten mendesak penjaminan hak prioritas perekrutan bagi keluarga dengan penyakit berat, dokter menunjukkan bahwa dalam praktiknya sebenarnya tidak ada masalah "tidak bisa mendapatkan perawat".
Kepala Departemen Neurologi dan Direktur Pusat Demensia Taipei City Hospital, Dokter Liu Chien-liang (劉建良), menunjukkan bahwa keluarga pasien demensia di kliniknya menunggu sekitar 2-3 bulan untuk mendapatkan perawat asing, dan sejauh ini belum pernah menemui pasien yang tidak bisa mendapatkan perawat. Dia berpendapat efek crowding out mungkin hanya "masalah logika" tapi belum terjadi secara nyata.
Dia juga berpendapat bahwa meskipun pemerintah menetapkan hak prioritas perekrutan, tetapi hal itu tidak berarti karena perawat asing masih bisa mengajukan penolakan perawatan dan perpindahan pemberi kerja dengan alasan tekanan mental dan fisik. "Prioritas perekrutan" hanya menambah prosedur administratif, perawat hanya perlu melalui "formalitas" untuk mendapat jalan keluar.
Dokter Liu Chien-liang berpendapat bahwa memperluas syarat pengajuan perawat asing sebenarnya akan menimbulkan tantangan terhadap multikulturalisme Taiwan, dan jumlah pekerja asing yang melarikan diri mungkin akan semakin meningkat.
Dokter Liu Chien-liang mengatakan, "Namun situasi pekerja yang melarikan diri mungkin akan memburuk, karena bisa mulai menggunakan oknum untuk mengajukan, padahal sebenarnya tidak digunakan. Saya rasa masalah pelarian akan menjadi... Karena sebelumnya dikontrol oleh dokter, dan jika mereka tidak bekerja sama dengan kontrol dokter, pada dasarnya sulit untuk membuat dalam jumlah besar. Tapi sekarang jika mereka berusia 80 tahun, mereka hanya perlu mencari lansia berusia 80 tahun sebagai oknum, lalu mengajukan dan membiarkan mereka melarikan diri, bukankah ini akan menimbulkan banyak masalah seperti itu?"
Mencegah Kebutuhan Perawatan, Menunda Disabilitas dan Demensia adalah Kunci
Menurut data statistik populasi Kementerian Dalam Negeri (MOI) dan statistik penggunaan layanan perawatan jangka panjang MOHW, sekitar 60% lansia berusia di atas 80 tahun saat ini tidak mengalami disabilitas.
Hung Hsin-ping, mengatakan banyak orang memiliki kesalahpahaman tentang perawatan, menganggap memperkerjakan pekerja asing untuk merawat dapat menjamin kesehatan lansia, tetapi secara klinis lansia yang menerima perawatan pribadi, justru mengalami kemunduran sangat cepat. Banyak lansia dapat memulihkan kemampuan hidup mereka setelah rehabilitasi atau pemulihan fungsi, dan tidak memerlukan perawatan intensif dari perawat asing.
Pencegahan lebih baik daripada pengobatan. Chen Yun-ching, berpendapat bahwa Taiwan akan segera memasuki masyarakat super-aging, fokusnya adalah pada pencegahan dan penundaan disabilitas dan demensia. Dia mengingatkan keluarga untuk memilih sumber daya perawatan yang sesuai, tidak terlalu bergantung, dan mempertahankan kemandirian serta interaksi sosial lansia.