Share PolGov Podcast
Share to email
Share to Facebook
Share to X
Pada bagian kedua ini, Puthut EA lebih dalam lagi membahas fakta-fakta pahit industri perbukuan. Dari persoalan harga, pembajakan, negara yang gagal memberi perlindungan, hingga angka-angka nominal yang sulit membuat penulis sejahtera.
Di sisi lain, jika bisnis buku itu rumit, rupanya bisnis media digital lebih rumit lagi. “Kalau buku masih ada barangnya, jual rugi masih dapat duit, di media kan enggak,” papar kepala suku Mojok ini. Ia juga menambahkan, peluang keberhasilan bisnis media itu cuma tiga persen. Lebih berat dari penulis yang 5 persen.
Kok terdengar pelik sekali ya? Lalu bagaimana siasat Puthut EA selama ini? Bagaimana caranya ia sukses menjadi penulis dan berhasil membangun Mojok.co?
Belakangan, mungkin anda lebih sering menonton Puthut EA sebagai penanya ketimbang jadi narasumber. Tapi tidak untuk kali ini.Sekarang giliran PolGov Talks menghadirkan host Putcast ini untuk bercerita tentang pengalaman hidup dan pandangannya terhadap dunia literasi di Indonesia hari ini.
Selain sebagai penulis, ada banyak atribut yang sebetulnya bisa disematkan kepada ayah satu anak ini. Mulai dari peneliti, pendiri media, penulis, aktivis, fasilitator, kepala suku, hingga penggemar AS Roma. Tapi ia mengaku lebih memilih disebut sebagai penulis.
Meski telah banyak judul buku yang ia terbitkan, ia justru menyadari peluang untuk bisa sejahtera dengan menjadi penulis di Indonesia sangatlah kecil. Berdasarkan riset kecil-kecilan yang ia lakukan, hanya 2% penulis di Indonesia yang sejahtera. Sehingga apabila ada 100 penulis, hanya 2 diantaranya yang bisa sejahtera.
Lantas, kenapa ini bisa terjadi? Lalu apakah profesi penulis masih layak untuk dijalani?
Bernardus Setya Ananda Wijaya dialah sosok yang masuk jajaran Forbes 30 Under 30 Asia asal Indonesia kategori Finance & Venture Capital. Ia adalah lulusan teknik kimia yang sekarang menjabat sebagai Chief Executive Officer (CEO) perusahaan pasar modal di Indonesia.
Kini ia tengah mengambil peran untuk mendorong lebih banyak anak muda masuk ke pasar modal. Karena menurutnya, peningkatan ini akan sejalan dengan pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Bernard yakin apabila minat terhadap pasar modal di Indonesia meningkat, khususnya bagi anak muda, maka Indonesia juga akan semakin sejahtera.
Untuk mencapai hal ini, ia tengah aktif mengedukasi anak muda agar sukses di pasar modal. Salah satu jurus yang sedang gencar ia ajarkan adalah 3M + 1 D. Apa itu? Terus simak konten-konten PARES, biar kita semakin kenal Indonesia dan mencintai keberagamannya!
"Harusnya saya adalah orang yang paling trauma dengan agama,” kata Pendeta Yerry. Bukan tanpa alasan, ia mengaku paling banyak digebuki memang oleh orang beragama. Akan tetapi, ia justru tetap kembali memeluk agama, bahkan memilih menjadi pendeta. Ia menempuh jalan yang otentik untuk menemukan tuhan. Jalan yang membuatnya kini pasang badan untuk memperjuangkan toleransi dan meruntuhkan stigma-stigma yang menghalanginya. Lewat kacamata agama pula ia bisa menemukan keindahan yang mengajarkannya satu hal krusial; mencintai Tuhan berarti mencintai ciptaannya.
Shinta Ratri melalui jalan berliku panjang untuk bisa berdamai dengan dirinya dan menemukan kedamaian dalam religiusitas. Ini yang membuatnya memilih berjuang menyediakan ruang aman bagi kawan-kawannya sesama waria untuk bisa beribadah. Ia mengubah rumahnya di Kota Gede Yogyakarta menjadi Pesantren Waria, Al Fatah.
Dua sosok ini membawa kisah dan obrolan yang akan membuat kita merenungkan makna toleransi. Mungkin akan muncul pertanyaan, jangan-jangan kita masih bagian dari masyarakat yang penuh stigma dan jadi hambatan bagi terciptanya kehidupan yang toleran? Terus simak konten-konten Pares Indonesia, biar kita semakin kenal Indonesia dan mencintai keberagamannya! Tetap terhubung dengan media sosial kami, https://www.instagram.com/pares.id/ https://www.instagram.com/dppugm/
Di masa pandemi, perekonomian masyarakat Bali mengalami keterpurukan. Banyak bisnis seperti hotel, restoran, transportasi, yang akhirnya tidak dapat bertahan. Made Janur melihat banyak masyarakat sekitar kehilangan pekerjaannya dan harus berjuang untuk hidup karena tidak memiliki penghasilan. Made Janur kemudian berpikir bagaimana caranya agar dapat membantu tetapi tidak hanya sekedar memberi. Ia tidak ingin hanya “satu tangan di atas, satu tangan di bawah”, ia ingin menyatukan semua tangan. Dari sini lahirlah Plastic Exchange.
Made Janur juga memberikan edukasi kepada masyarakat untuk memilah sampah rumah tangga dan edukasi bahaya sampah plastik bagi lingkungan. Dari kegiatan ini, ia berusaha untuk menjadikan aktivitas memilah sampah menjadi sebuah kebiasaan baru bagi masyarakat Bali.
Dalam programnya ini, Made Janur Yasa bekerja sama dengan kelompok lingkungan hidup dan perusahaan yang membutuhkan daur ulang sampah plastik. Tidak hanya berdampak pada kondisi sosial masyarakat, aktivisme ini juga berdampak pada kondisi lingkungan di Bali. Atas kiprahnya, Made Janur Yasa menjadi satu-satunya dari Indonesia yang masuk dalam nominasi CNN Hero of 2021.
Dicky Senda, sosok muda asal Mollo, Kabupaten Timor Tengah Selatan, Nusa Tenggara Timur. Ia seorang penulis juga seorang pendidik. Sejak lima tahun lalu, ia pulang kampung dan membangun komunitas berbasis lokalitas bernama Lakoat Kujawas. Dicky Senda memberdayakan warga melalui reproduksi pengetahuan lokal, gerakan literasi, pengarsipan resep, dan menggali potensi dari sumber daya alam di sekitar mereka.
PolGov Podcast episode kali ini merupakan hasil riset PolGov bersama Nanang Indra Kurniawan, Mahesti Hasanah, dan Azifah Retno Astrina. Perbincangan mereka bersama dua orang kaum muda di Gorontalo ini membahas tentang bayangan keindonesiaan dan kontribusi perubahan dari anak muda, serta perspektif dalam melihat politik dan demokrasi di Indonesia.
Temukan kami di:
Instagram: @dppugm
Twitter: @dppugm
TikTok: @dppugm
YouTube: Departemen Politik dan Pemerintahan UGM
Facebook: Departemen Politik dan Pemerinthaan UGM
Podcast kali ini merupakan hasil riset tim peneliti Research Center for Politics and Government di Pontianak, Kalimantan Barat. Obrolan Mahesti, Juru, Tasia, dan Arni (Aktivis Perempuan di Kalimantan Barat) mengupas mengenai persoalan perlindungan hak warga negara khususnya dalam persoalan kekerasan seksual.
Agustinus Wibowo, seorang traveler dan penulis dari Jawa Timur bercerita mengenai pengalaman penjelajahannya di berbagai negara untuk mengenali makna identitas, keberagaman, dan kebangsaan.
Ingin tau cerita lengkapnya? Dengerin aja PolGov Podcast berikut ini!
Ketertarikan Putu Sayoga pada fotografi dokumenter membawa peran penting dalam imajinasi kebangsaan, mendorong kegiatan kemanusiaan dan berpihak pada orang-orang kecil.
Simak selengkapnya hanya di PolGov Podcast!
The podcast currently has 47 episodes available.