Tahun 2024 menjadi awal pemerintahan baru pasca pemilu 2024. Melihat ini, Center for Indonesia's Strategic Development Initiatives (CISDI) mengkhawatirkan pergeseran komitmen terhadap cukai minuman berpemanis dalam kemasan (MBDK) yang merupakan usulan pemerintahan berjalan saat ini. Di sisi lain, upaya menaikkan cukai rokok juga belum terlihat jelas dalam visi misi setiap pasangan calon presiden dan wakil presiden.
Padahal, prevalensi penyakit tidak menular (PTM) terus meningkat di Indonesia dengan stroke, jantung, dan diabetes masing-masing menempati posisi pertama, kedua, dan ketiga penyebab kematian tertinggi di Indonesia. Seperti diketahui, rokok dan gula menjadi faktor risiko ketiga penyakit ini.
Berlatar kondisi tersebut, CISDI bekerja sama dengan Bijak Memilih menyelenggarakan talkshow berjudul Cukai MBDK dan Rokok untuk Indonesia Lebih Sehat di Go Work, Menara Rajawali, Jakarta Selatan (05/12). Acara ini melibatkan puluhan anak muda yang aktif dalam proses diskusi urgensi cukai terhadap produk yang berpotensi membahayakan kesehatan, khususnya rokok dan MBDK.
- Olivia Herlinda, Chief Research & Policy CISDI
- DR. dr. Tan Shot Yen, M.hum, Ahli gizi masyarakat
- Efraim Leonard, Community Lead Think Policy Indonesia & Bijak Memilih
- Iman Maha Putra Zein, Project Lead for Tobacco Control CISDI
- dr. Fatcha Nuraliyah, MKM, dari Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan
- Zakiah, perwakilan DPRemaja Dapil I Jakarta