Dalam Kristus, kita harus hidup saling mengasihi dan saling melayani. Yang kuat justru harus melayani dan membantu yang lemah. Terima satu sama lain tanpa membeda-bedakan, seperti Kristus telah menerima kita dan menjadikan kita milikNya.

Saat kita menerima Tuhan Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat, kita mati terhadap hidup kita yang lama, hidup dan mati kita sekarang adalah untuk Yesus. Sebagai milik Yesus kita tidak boleh menghakimi, hendaklah setiap orang fokus pada Tuhan, hidup untuk melayani dan menyenangkan Tuhan.

Menjaga kekudusan memang tidak mudah jika kita andalkan kekuatan sendiri. Andalkan Tuhan, saat kita mendekat padaNya maka kita tidak lagi sendirian, ada Roh Kudus yang selalu mengingatkan dan menguatkan kita.

Hidup kita adalah persembahan yang sejati. Bukan harta kita, bukan dengan memberikan waktu kita dalam pelayanan saja, tetapi seluruh tubuh kita. Saat kita bertumbuh dalam iman kepada Yesus Kristus kita menjadikan tubuh kita sebagai persembahan yang berkenan kepada Tuhan.

Tidak ada seorangpun yang bisa mengerti keputusan-keputusan dan jalan-jalanNya Tuhan, karena betapa hebat / luar biasa kekayaan, hikmat dan pengetahuanNya. Sadarilah bahwa segala sesuatu berasal dari Dia, oleh Dia, kepada Dia dan kemuliaan bagi Dia sampai selama-lamanya.

Hidup mengikut Yesus bukan hidup yang pasif. Petrus dan murid-murid Yesus dipanggil menjadi penjala manusia. Paulus juga dipanggil dan diutus. Setiap orang yang menerima keselamatan dari Yesus, juga dipanggil dan diutus. Kita memiliki bagian dan peranan masing-masing, namun setiap kita bisa bersaksi, menggunakan mulut kita, social media , dll tentang Kabar Baik mengenai Tuhan Yesus. Mari ambil bagian dan terlibat sebagai pembawa Kabar Baik sehingga banyak penuaian jiwa terjadi bagi kemuliaan nama Yesus.

Petrus dan murid-murid dipanggil dari dari penjala ikan menjadi penjala manusia, sama seperti Petrus kita semua juga dipanggil untuk menjadi penjala manusia. Tugas kita hanya menjaring semua orang, besar kecil, dari berbagai bangsa, lalu Tuhanlah yang akan memilih-milih ikan mana yang bagus dan yang tidak bagus. Tugas Tuhanlah untuk memilih dan memisahkan. Tuhan memanggil kita bukan untuk menjadi hakim, tetapi untuk menjadi garam dan terang dunia.

Misi utama dari Kristus bukan supaya pengikut-Nya bisa hidup enak, tetapi supaya kita bisa bebas dan menang dari dosa beserta hukuman maut, lalu menjadi serupa dengan Kristus Yesus, hidup baru dalam manusia roh seperti tertulis dalam ayat 2 “Roh, yang memberi hidup telah memerdekakan kamu dalam Kristus dari hukum dosa dan hukum maut”. Dalam menghadapi setiap pergumulan, terus berharap dan percaya akan janji2Nya bahwa kita adalah umat lebih dari para pemenang.

Dalam Roma pasal 6, Paulus menekankan bahwa saat kita menerima Yesus kita harus mematikan hidup lama kita yang penuh dengan dosa, mematikan segala ikatan dosa dan kedagingan kita dan mengenakan hidup baru seperti pakaian yang baru di dalam Yesus.

Di pasal yang ke 7 ini, Paulus mengajarkan kepada kita bahwa hidup baru kita di dalam Yesus memutuskan hubungan kita dengan hukum yang bersifat keagamawian. Maksudnya adalah semua tata cara ibadat yang justru menghalangi orang untuk mengikut Yesus. Mari arahkan mata kita untuk memandang dan fokus kepada Yesus dan terus berbuah bagi kemuliaanNya.

Seorang narapidana yang baru bebas dari penjara bukan berarti Ia bebas melakukan kejahatan lagi, karena jika demikian ia akan kembali masuk ke dalam penjara.

Demikian halnya dalam hal penebusan dosa, saat kita menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat, kita dibebaskan dari hukuman maut, merdeka dari hamba dosa menjadi hamba kebenaran. Pertanyaannya sekarang adalah bagaimana kita menjaga agar kita tidak kembali lagi kepada dosa yang lama.