Racun dunia hanya berakibat buruk pada kehidupan ini. Namun pikiran bisa beracun hingga berakibat ke kehidupan berikutnya, bisa membawa efek keluar kepada yang lain. Apa racun pikiran yang bisa merusak ini? Dan bagaimana mengatasinya?

Dhammapada 183 adalah inti ajaran Buddha yang menjadi pegangan kita dalam mencari makna hidup. Namun dibutuhkan keseimbangan batin untuk bisa menghadapi segala dukkha yang pasti muncul dalam hidup. Di tengah dukkha ini kita akan mulai mempertanyakan makna eksistensi kita, apa tujuan kita hidup, apa yang harus kita lakukan?

Tentu kita menyadari bahwa kita adalah  bagian dari dukkha dan kita akan mengalami dukkha. Definisi dukkha secara global adalah penderitaan, sedangkan berdasarkan definisi menurut bahasa pali, dukkha artinya ketidakpuasan kita akan segala sesuatu. Jadi dukkha dalam agama buddha adalah saat kita tidak menerima suatu keadaan / kondisi. Bagaimana agar kita bisa terbebas dari kondisi dukkha ini?

Pada umumnya manusia ingin hidup tenang, tentram, damai, harmonis, dan bahagia. Tapi kita lihat di masyarakat banyak orang yang hidupnya tidak tenang tidak tentram, tidak bahagia. Untuk bisa bahagia kita harus bisa hidup tanpa penyesalan, perasaan bersalah dan sebagainya.  Kenyataannya banyak manusia hidup dengan kekkhawatiran dan kegelisahan. Apa penyebab kekhawatiran dan kegelisahan ini dan bagaimana mengatasinya?

Setiap kondisi sukkha maupun dukkha yang kita alami dikarenakan aku. Barangsiapa yang mengedepankan sang aku kita, semakin menuntut dan berharap sesuai dengan kemauan sang aku, kita akan selalu menuai kekecewaan. Oleh karena itu pada kesempatan ini bersama Romo Budiyono Tantrayoga, marilah kita mengenal sang aku.

Di 2 pertemuan sebelumnya, Ramani sudah membahas kualitas Buddha yang pertama dan kedua, ketiga, pada kesempatan ini, Ramani akan membahas kualitas buddha yang keempat dan kelima Sugato Lokavidu.

Pertobatan (chan hui) adalah hal yang sangat penting dalam tradisi Mahayana. Orang awam yang bodoh hanya tau mengakui kesalahan masa lalu, namun tidak menyesalinya. Karena itu, kesalahan masa lampaunya belum lenyap. Lalu bagaimana pertobatan yang sesungguhnya?

Ketika dihadapkan pada suatu celaan, kita tidak mudah menerima. Beda halnya dengan pujian, seseorang bisa sangat dengan mudah menerima pujian. Karena pujian bisa membawa kebahagiaan. Sedangkan celaan bisa membuat menyakitkan. Kalau orang memiliki kecenderungan seperti ini, akan sulit untuk mempertahankan ketenangan apabila dihadapkan dengan celaan. Padahal seseorang tidak akan bisa lepas dari celaan. Lalu bagaimana kita menyingkapi hal ini? 

Secara umum sehat mental artinya tidak sakit mental. Secara buddhis artinya orang yang telah mencapai tingkat arahat. Bagaimana mental bisa terganggu menurut dharma? Bagaimana juga mental yang sehat menurut dharma? Selama masa pandemi ini, seluruh kegiatan Vihara Pluit Dharma Sukha akan dilakukan secara LIVE secara ONLINE. .

Perayan Kathina 2565 BE. 30 Oktober 2021-Bila Anda Berdana Terbaik, Terpilih dan yang Utama, Maka akan memperoleh Kemuliaan  di Manapun Juga - Bhikkhu Dhammavuddho

Dikisahkan saat Buddha ke Surga Tavatimsa untuk mengajarkan dharma kepada ibunya, para dewa datang untuk ikut mendengarkan dharma. Diantara para dewa tersebut, ada 2 Dewa yang duduk dekat dengan Buddha yaitu Dewa Angkura dan Dewa Indaka. Namun saat para dewa lain datang, Dewa Angkura tergeser dari tempat duduknya sejauh 1 yojana karena pahala karma baiknya kalah dengan dewa lainnya. Sementara Dewa Indaka yang  tidak mundur posisinya. Apa yang membedakan kualitas karma kedua dewa ini walaupun mereka berada di alam surga yang sama?