Velvet Sundown, betul band manusiakah atau karya AI ? ( Part 1 )
The Velvet Sundown, sebuah band yang sedang naik daun di Spotify, diduga sepenuhnya dibuat oleh AI, sehingga menimbulkan pertanyaan tentang keaslian musik digital. banyak para pendengar yang mempertanyakan hal ini yang berawal dari profile pic anggota band ini terlihat seperti hasil produksi foto yang di produksi oleh AI, termasuk foto personil, foto band, tambah semua foto pada saat melakukan aksi di panggung semuanya terlihat seperti jepretan yang diproduksi oleh teknologi AI. Meskipun mereka hadir secara daring, termasuk akun media sosial dan rilisan musik, bukti menunjukkan bahwa anggota band tersebut mungkin tidak ada, yang menyebabkan skeptisisme di kalangan penggemar dan pakar industri. Situasi ini menggarisbawahi ternyata memberikan implikasi yang lebih luas bagi industri musik seiring terus berkembangnya teknologi AI, yang memicu perdebatan tentang kreativitas, seni, dan masa depan industri musik.
Di era digital di mana teknologi terjalin erat dengan kreativitas, kemunculan The Velvet Sundown telah memicu pengawasan dan perdebatan yang intens. Band ini, yang telah membuat gebrakan di platform seperti Spotify, menyajikan kasus menarik yang menantang pemahaman kita tentang produksi dan originalitas musik. Saat pendengar menikmati melodi mereka yang menenangkan, narasi yang lebih gelap terungkap: kemungkinan bahwa The Velvet Sundown mungkin tidak ada sama sekali, tetapi merupakan sebuah produk dari teknologi kecerdasan buatan. kali ini mari kita kupas misteri seputar band tersebut, mengeksplorasi implikasi musik yang dihasilkan AI dan reaksi dari para penggemar dan pakar.
Bangkitnya The Velvet Sundown
Musik The Velvet Sundown, yang dicirikan oleh riff gitar akustik yang lembut dan nuansa psikodelik yang mampu mengantar kita untuk bernostalgia di tahun 60-an, dengan cepat menarik perhatian beragam audiens. Album perdana mereka, Dust and Silence, berhasil masuk ke dalam berbagai daftar putar, cukup ideal untuk didengarkan sebagai musik latar belakang. Namun, ada beberapa pihak termasuk juga para penggiat karya serta para pelaku di industri musik yang mulai mempertanyakan apakah hasil karya yang autentik dari band ini betul valid. Daya tarik awal dari suara mereka telah dibayangi oleh pertanyaan tentang dasar identitas mereka. Para pendengar pertama kali menemukan The Velvet Sundown melalui platform streaming, di mana kehadiran band tersebut didukung oleh estetika yang menarik dan strategi media sosial yang dikurasi dengan cermat. Kombinasi citra yang memukau secara visual dan lanskap suara yang menenangkan menciptakan suasana yang mengundang yang sulit ditolak oleh banyak orang. Namun, fasad tersebut mulai retak saat para penggemar mulai menyadari ketidakkonsistenan yang mengisyaratkan realitas yang lebih kompleks.
Bukti: Apakah The Velvet Sundown Dibuat dengan AI?
Inti dari kontroversi ini terletak pada semakin banyaknya bukti yang menunjukkan bahwa The Velvet Sundown mungkin merupakan entitas yang sepenuhnya dibuat-buat. Para pengamat telah menunjukkan bahwa gambar-gambar band tersebut—yang ditampilkan secara mencolok di akun Instagram dan X.com mereka—memperlihatkan karakteristik khas konten yang dibuat dengan AI. Wajah para anggota band tersebut tampak sangat sempurna, tidak memiliki kualitas unik yang mendefinisikan ciri-ciri manusia, sehingga banyak yang menduga bahwa gambar-gambar ini dibuat menggunakan algoritma canggih.
Selain itu, musik yang diproduksi oleh The Velvet Sundown memiliki kemiripan dengan trek yang dibuat oleh perangkat lunak musik AI, seperti Suno. Para kritikus, termasuk musisi YouTube terkenal Rick Beato, telah menganalisis lagu-lagu band tersebut, dan akhirnya menyimpulkan bahwa musik tersebut selaras dengan pola dan komposisi khas keluaran yang dibuat dengan AI. Analisis Beato terhadap lagu-lagu tersebut, yang membedah elemen-elemen individual dari lagu-lagu tersebut, memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang teknik produksi yang digunakan, yang selanjutnya memicu perdebatan tentang asal-usul band tersebut.misal ketika semua instrumen yang dibuat oleh manusia dapat terpilah dengan baik, data yang terekam oleh DAW dapat dengan mudah dikenali baik itu adalah drum, bass, gitar, DLL. namun pada musik AI pemilahan stem setiap instrumen akan menjadi sebuah teknis yang cukup susah untuk di bedakan, artinya AI masih belum mampu untuk membuat musik yang 100% mirip dengan produksi manusia, baik secara frekuensi dan harmonik dari sebuah instrumen.
Bersambung di pekan depan, pantau terus yows..