UMG angkat kaki dari TikTok, sengketa TikTok dengan pemilik hak cipta musik terbesar. ( Part 1 )
Sepertinya sudah bukan rahasia lagi ketika para pengguna TikTok menyadari bahwa lagu-lagu yang ada di bawah naungan platform Medsos terbesar di seantero jagat ini ternyata memiliki sengketa terkait lisensi lagu yang mereka gunakan. Ini adalah sebuah berita yang cukup menggemparkan, karena Universal Music Group - UMG memiliki jumlah lisensi lagu sebanyak 32% dari seluruh pangsa pasar musik dunia, dari nama-nama besar seperti Taylor Swift, Drake, U2, Ariana Grande, dan masih banyak lagi artis ternama dunia yang bernaung di bawah dari payung UMG. Secara komparasi, Sony memiliki prosentase pangsa pasar sebesar 22%, Warner Music Group memiliki sekitar 16%, dan masih banyak lagi label musik Indie yang mencakup keseluruhan pasar dengan berjumlah 30%.
Dilansir dari New York Times yang menjabarkan bahwa, Grup UMG mengancam untuk mencabut lisensi lagu-lagu mereka apabila tidak dapat mencapai kesepakatan baru dengan TikTok. Memasuki awal bulan Februari 2024, setelah negosiasi perizinan yang cukup agresif antar kedua platform tersebut nampak masih belum memiliki jawaban apapun. Sehari sebelum kontrak lisensinya dengan TikTok berakhir, perusahaan rekaman UMG menerbitkan surat terbuka dengan isi yang cukup berapi-api sembari menuduh TikTok menawarkan pembayaran lisensi musik yang tidak memuaskan dan membiarkan platformnya di banjiri dengan rekaman yang dihasilkan oleh AI, dengan keputusan ini tentu akan mengurangi jumlah royalti bagi musisi manusia.
TikTok mengkonfirmasi dengan balasan bahwa mereka telah menghapus musik dari UMG di platform mereka dan video di aplikasi tersebut, langkah ini mulai menunjukkan dampak dari kesepakatan yang tidak mencapai mufakat, kemitraan yang telah terjalin dalam kurun waktu yang cukup panjang terpaksa harus berhenti. Rekaman oleh artis dari UMG berhasil dihapus dari daftar perpustakaan TikTok dan video yang sudah pernah dirilis oleh pengguna atau pembuat konten lainnya terpaksa harus dibisukan terlebih dahulu tanpa ada musik sebagai pelengkap. Dan bagi pembuat konten yang baru apabila ingin menggunakan lagu rilisan dari UMG, maka semua lagu yang telah mereka miliki sebelum tidak dapat diakses atau bahkan sudah hilang dari aplikasi tersebut.
Sebuah video yang diposting oleh Kylie Jenner pada bulan September 2023, misalnya menggunakan lagu yang dinyanyikan oleh Lana Del Rey, yang juga merupakan seorang artis dibawah naungan UMG, sontak video milik Kylie tidak bersuara dengan catatan yang mengatakan bahwa “ This sound isn’t available “ atau dengan kata lain bahwa lagu yang telah diposting oleh Kylie tidak tersedia. Video lainnya juga memuat pernyataan yang serupa, termasuk juga “ suara dihapus karena pembatasan hak cipta”.
Saat pengguna membuka profil resmi artis UMG seperti Swift dan Grande, yang telah dijadwalkan untuk merilis album baru di bulan maret 2024 mendatang, tombol akses lagu yang biasanya menampilkan lusinan lagu yang dapat ditambahkan ke tampilan pengguna untuk dapat diakses oleh para pembuat konten, kini sepenuhnya kosong atau dikurangi menjadi beberapa cuplikan singkat. Bentrokan Universal dengan TikTok adalah sebuah manifestasi terbaru dari konflik media yang telah terjadi berulang kali selama dua dekade terakhir, yang mempertemukan inovasi perusahaan teknologi dengan tuntutan kontrol dan kompensasi dari industri musik.
Menanggapi Universal, TikTok menuduh perusahaan musik tersebut dalam pernyataannya “ keserakahan mereka sendiri di atas kepentingan artis dan penulis lagu “ sembari mengatakan bahwa UMG telah memilih untuk meninggalkan dukungan kuat dari platform yang memiliki reputasi baik. Lebih dari satu miliar pengguna yang berfungsi sebagai sarana promosi dan ajang pencarian sebuah bakat yang berbasis teknologi. Mundurnya UMG ditafsirkan dalam dunia industri musik sebagai deklarasi perang terhadap salah satu outlet online paling berpengaruh di dunia, meskipun outlet tersebut memiliki kendali terbatas terhadap label tersebut.
Pembicaraan isi kontrak yang cukup kontroversial bahkan menjadi cemoohan publik adalah sebuah bagian dari medan perang, ketika perusahaan musik yang cukup besar melakukan negosiasi terkait lisensi terkadang dengan mudahnya menjadi sorotan publik. gertakan semata dilakukan demi menaikkan pamor, atau bahkan kondisi saham dari perusahaan tersebut saat ini. Namun jarang ada perusahaan musik yang menepati ancamannya dengan menghapus kontennya, hal ini sempat terjadi pada tahun 2008 ketika Warner Music menarik ribuan video dari Youtube, dan Warner mengembalikan musiknya setelah Youtube setuju untuk berbagi pendapatan iklan dengan label tersebut.
Sebetulnya apa sih yang diinginkan oleh UMG ?
Dilansir dari laman resmi milik UMG dalam sebuah artikel berita yang telah di posting via laman universalmusic.com dengan judul “ An Open Letter to the Artist and Songwriter Community Why We Must Call Time Out on TikTok “. secara gamblang adalah sebuah surat terbuka untuk komunitas artis dan penulis lagu mengapa kita harus menghentikan kerjasama dengan TikTok.
Misi inti kami sederhana : membantu artis dan penulis lagu kami mencapai potensi kreatif dan komersial terbesar mereka. Untuk mencapai tujuan ini tim kami menggunakan keahlian dan semangat mereka untuk mencapai kesepakatan dengan mitra di seluruh dunia, mitra yang menganggap serius dengan tanggung jawab yang mereka berikan dalam perihal kompensasi yang adil kepada artis, penulis lagu, dan pengguna agar dapat diperlakukan dengan hormat.
Salah satu mitra tersebut adalah TikTok, platform yang semakin berpengaruh dengan teknologi canggih dan basis pengguna yang sangat besar di seluruh dunia. Seperti banyak platform lain yang bermitra dengan kami, kesuksesan TikTok sebagai salah satu platform sosial terbesar di dunia sebagian besar dibangun oleh musik yang diciptakan oleh artis dan penulis lagu dari UMG. para eksekutif seniornya dengan bangga menyatakan secara terbuka bahwa “ musik adalah inti dari pengalaman TikTok “ dan analisa kami mengkonfirmasi bahwa sebagian besar konten di TikTok berisikan musik, lebih banyak apabila dibandingkan dengan platform sosial besar lainnya.
jalinan kami dengan TikTok ditentukan oleh sebuah kontrak, dengan jatuh tempo pada tanggal 31 Januari 2024. Dalam diskusi pembaruan kontrak, kami telah menekankan tiga perihal penting kepada pihak TikTok, antara lain adalah : ~ kompensasi yang pantas untuk artis dan penulis lagu kami, ~lindungi artis manusia dari dampak buruk AI, ketiga adalah keamanan online bagi pengguna TikTok.
Kami telah berupaya mengatasi masalah ini dan masalah terkait lainnya dengan mitra yang lain, misalnya inisiatif Artist-Centric kami yang dirancang untuk memperbarui model remunerasi streaming dan memberikan penghargaan yang lebih baik kepada artis atas nilai yang mereka berikan kepada platform.
Sehubungan dengan masalah kompensasi artis dan penulis lagu, TikTok mengusulkan untuk membayar artis dan penulis lagu kami dengan tarif yang jauh lebih kecil daripada tarif yang dibayarkan oleh platform sosial besar di lokasi yang serupa. Pada saat ini sebagai indikasi betapa kecilnya kompensasi yang diberikan oleh TikTok kepada artis dan penulis lagu, meskipun basis penggunanya sangat besar dan terus berkembang, ditambah dengan pendapatan iklan dan ketergantungan pada konten berbasis musik yang semakin meningkat, TikTok hanya menyumbang 1% dari total pendapatan kami.Pada akhirnya TikTok mencoba untuk membangun bisnis yang berbasis musik, tanpa membayar nilai yang wajar untuk produk mereka. Kira-kira itulah bentuk pernyataan resmi yang dilontarkan oleh UMG, sebuah perjanjian kontrak yang telah jatuh tempo dan harus di perbaharui kembali. Akan tetapi pada saat duduk bersama tetap saja tidak menemukan sebuah mufakat terkait sebuah tarif.
bersambung di pekan depan, pantaut terus yows.