Pendidikan menjadi tenaga kesehatan masih dipengaruhi oleh gengsi. Namun bagi Nadhira Afifa, menjadi dokter adalah pekerjaan mulia yang melibatkan interaksi dan empati. Suara-suara ragu dari dalam diri  justru jadi modal kegigihan Nadhira untuk terus berjalan. Berpartisipasi dalam lomba dan konferensi internasional mampu mengantar Nadhira pada mimpinya untuk melanjutkan studinya di Harvard T.H. Chan School of Public Health, AS.

Storytime with "one ringgit man" continues. From being public enemy number one in a record label company to being disliked by the Singapore government. From discovering Indonesian superstar Krisdayanti through Asia Bagus, to bringing Southeast Asians closer together by urging open skies policy. Tony thought he had seen it all, but the rest of his legacy book with ASEAN is still unwritten.

From boarding school to the boardroom, the founder of Asia's largest low-cost airline, Tony Fernandes, was an ambitious little boy. Many little stories and life events left an indelible impression on Tony, who is on a lifelong mission to level the playing field and take the ASEAN brand to a whole new altitude.

Kehadiran Stephanie patut dirayakan tidak hanya karena dia orang Indonesia, tapi juga karena bakatnya yang luar biasa. Dia juga adalah representasi masa depan industri hiburan dunia yang berani mendobrak berbagai paradigma lama, terbuka akan keragaman dan peka terhadap isu-isu sosial seperti bullying dan perubahan iklim.

Dari serunya masa-masa sekolah hingga menjadi seorang penyanyi terkenal, Stephanie Poetri berbagi pengalaman yang membawanya pada dunia musik. Menunda kuliah dan bereksperimen dengan hal-hal baru adalah langkah Meni menemukan identitas dirinya. Bagi Meni, keraguan dan coba-coba adalah proses wajar dalam mencari peran kita yang sesungguhnya di masyarakat.

Bisnis makanan dan minuman di era digital merupakan amalgamasi usaha berbasis atom dan inovasi yang berbasiskan bita. Dengan dukungan data dan bimbingan pendana, Kopi Kenangan ingin turut memancarkan narasi positif baru mengenai Indonesia, tidak hanya dengan mengekspor kopi sebagai komoditas tapi juga sebagai brand.

Digadang-gadang menjadi “unicorn” berikutnya dari Indonesia justru membuat Kopi Kenangan menjadi semakin paranoid. Menurut Edward rasa puas yang datang terlalu cepat justru seringkali berujung keteledoran dan kegagalan. Dia percaya “Day 1 Mentality” (Jeff Bezos) harus terus ada dalam mengembangkan usaha.

Bermulai dari sebuah kedai kopi kecil, Edward Tirtanata punya angan-angan besar untuk Kopi Kenangan: menjadi brand kopi mainstream global pertama dari Indonesia. Pernah beberapa kali gagal dalam berbisnis menjadikannya semakin tegar untuk bermimpi di tengah skeptisisme. Kini Edward dan tim “baperista”-nya sudah memiliki lebih dari 200 gerai dan menjual jutaan cangkir “Kenangan” setiap bulannya.