Badut, beberapa orang mungkin menyukainya, tapi tidak jarang oranglain yang menganggap bahwa badut itu menyeramkan, bahkan memunculkan pengalaman traumatik hingga Fobia (ketakutan irasional) terhadap badut yang di sebut sebagai Coulrophobia.
Banyak dari anak-anak kecil dan juga orang dewasa yang memiliki "kengerian" yang luar biasa ketika melihat sosok badut, apalagi di tambah dengan popularitas tokoh "Pennywise" badut mengerikan dari Novel dan Film IT dan juga Joker, tokoh penjahat yang banyak melakukan hal-hal yang juga kejam.
Kata “Clown” atau Badut pertama muncul sekitar abad ke 16 dan digunakan oleh Shakespeare, seorang penulis dan sastrawan terkenal untuk menggambarkan beberapa tokoh bodoh dan konyol dalam sandiwara teaternya.
Frank T. McAndrew, seorang psikolog sosial dalam sebuah tulisannya menjelaskan beberapa hal yang menjadi alasan kenapa sebagian dari kita takut atau tidak menyukai badut. Bahkan ia juga menyampaikan sebuah penelitian di Inggris yang menunjukkan bahwa hanya sedikit sekali anak-anak yang menyukai badut. Penelitian yang sama juga menyatakan ketika kita menaruh Foto atau patung badut rumah sakit anak justru tidak membawa hasil baik. Tidak heran, banyak orang yang tidak menyukai "Ronald McDonald" atau jika di Indonesia banyak anak kecil yang takut melihat Ondel-ondel.
Penelitian yang di lakukan dengan 1.341 relawan berusia antara 18-77 tahun mengungkapkan bahwa kita cenderung merasa takut atau "ngeri" terhadap hal yang terlalu ambigu, maksudnya disini adalah situasi atau tokoh yang membuat kita kebingungan yang tidak tahu bagaimana seharusnya bereaksi.
Rami Nader adalah seorang psikolog asal Kanada yang meneliti Coulrophobia juga menyatakan bahwa Rasa takut yang tidak rasional terhadap badut di sebabkan oleh riasan wajah dan pakaian tidak wajar yang di kenakan untuk menyembunyikan jati diri dan perasaan orang di balik tokoh itu. Mereka mungkin terlihat bahagia, tapi itu belum tentu apa yang mereka rasakan sesungguhnya