Sebagai satu tubuh, kita perlu tahu cara untuk hidup in harmony, hidup rukun dan saling menghargai antar sesama orang percaya. Dalam ayat ke 2, kita diajarkan bahwa kita harus selalu rendah hati, lemah lembut, sabar dan kita harus selalu menunjukkan kasih dengan saling membantu. “Kasih” tidak bisa hanya disimpan dalam hati, tetapi “kasih” harus diekspresikan.

Kedatangan Tuhan Yesus ke dunia membuka pintu bagi semua orang untuk masuk dan ambil bagian dalam keluarga Allah, menjadi anak-anak-Nya, ahli waris dan berhak atas janji-janji Allah dan menjadi BAGIAN tubuh Kristus. Suatu priviledge atau kehormatan tertinggi dan tidak ada bandingannya. Kita harus jaga dan hargai pemberian Tuhan ini.

Setelah kita masuk menjadi anggota tubuh Kristus, maka kuasa Tuhan akan nyata menjaga dan memelihara seluruh kehidupan kita sama seperti Tuhan menjaga anggota tubuh-Nya. Kita juga memiliki akses untuk berkomunikasi langsung dengan Tuhan pencipta alam. Bahkan Roh Kudus, tinggal di dalam kita.

Dalam setiap olahraga ada team inti dan ada team cadangan. Semua main berlatih keras agar masuk ke dalam tim inti tentunya, ga ada yang suka untuk dipanggil sebagai tim cadangan, apalagi kalau ga terpilih sama sekali untuk masuk team.

Demikian juga bangsa Israel dan kita “the gentiles” dipersatukan jadi team intinya Tuhan, menjadi bangsa atau umat pilihan, bukan karena kemampuan kita, bukan karena status kelahiran atau kewarganegaraan kita, tetapi karena kasih karunia Tuhan. Because of God loves for us, Dia telah datang ke dunia dan mati untuk kita saat kita masih dalam dosa.

Saat kita menyerahkan hidup kita kepada Tuhan, maka segala wisdom/hikmat, pemeliharaan Tuhan, kuasa Tuhan akan nyata dalam hidup kita. Kita akan menjadi anggota tubuh Kristus. Roh Kudus sendiri yang akan menuntun dan menjaga setiap langkah hidup kita. Hidup kita akan penuh dengan kemenangan. Semua untuk Kemuliaan nama Yesus. Amin

Sebagai saudara di dalam Kristus, Tuhan mau kita saling tolong menolong. Jangan hidup untuk diri sendiri. Dalam komunitas kita bisa saling mendoakan, saling melayani, jika ada yang memerlukan bantuan kita bisa saling bahu-membahu. Dan jika ada yang mulai menjauh dari kasih karunia Kristus kita dapat menguatkan dan mencoba untuk membawa mereka kembali. Apa yang kita tabur, itu yang akan kita tuai.

Galatia pasal 5 ini, Paulus sedang membahas kebebasan yang diberikan Yesus. Kebebasan yg kita terima bukan berarti kita bebas melakukan apa saja. Tetapi kebebasan dari dosa untuk melakukan kebaikan. Bebas dari keterikatan, dari segala bentuk kutuk dan hukuman dari dosa. Bebas untuk menerima janji Allah dan mengambil bagian sebagai ahli waris kerajaan Allah.

Paulus jelas menekankan bahwa setelah kita dibebaskan, kita harus segera berjalan menurut pimpinan Roh Kudus, bukan lagi mengikuti keinginan daging.

Kita bukan lagi anak hamba tetapi anak perjanjian. Itu status kita di dalam Yesus Tuhan. Tidak lagi terikat kepada dunia. Jika kita mengerti akan hal ini, seharusnya hidup kita bukan lagi hidup keagamawian. tetapi hidup kita adalah hidup untuk Yesus, menjadi terang-Nya dimanapun kita berada, bertumbuh menjadi serupa dengan Yesus, mencari dan memenangkan jiwa untuk Yesus, hidup bukan untuk kesenangan daging tetapi selalu berusaha untuk menyenangkan Tuhan.

Janji Tuhan yang diberikan kepada Abraham ternyata juga untuk kita walaupun bukan dari keturunan Abraham secara biologis tetapi karena kita percaya dan memiliki iman di dalam Yesus. Sejak kita menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat, kita menjadi anak-anak Allah. Lahir baru di dalam roh.

Kita sudah mempelajari bagaimana manusia roh kita harus terus bertumbuh, semakin lama semakin serupa dengan Kristus. Itu karena setelah menerima Yesus, kita lahir baru dan mulai bertumbuh di dalam roh. Kita menerima janji-janji Allah juga di dalam roh.

Menjadi ambasador untuk Yesus, artinya kita harus tunduk dan harus siap untuk diutus kemana saja. Sama seperti Paulus diutus untuk memenangkan jiwa orang-orang yang bukan dari Bangsa Israel sedangkan Petrus diutus untuk orang-orang Israel. Masing-masing memiliki tugasnya. Terus semangat dalam melayani Tuhan kita, dan fokus hanya pada Yesus. Amin

Paulus mengajarkan kepada kita sebagai hamba Kristus, untuk melakukan apa yang menyukakan hati Tuhan bukan hati manusia. Dan hendaklah pertobatan kita sungguh nyata sehingga orang2 di sekitar kita melihat perubahan hidup kita dan memuliakan Tuhan.